Menu

Rabu, 14 Februari 2024

KONSEP PERUBAHAN

ISLAM SEBAGAI AGAMA SEKALIGUS SEBAGAI KONSEP PERUBAHAN



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Kamis, 5 Sya'ban  1445 H /15 Februari 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Tatkala Islam dimaknai sebatas Sebagai Agama, maka yang muncul dalam pikiran sementara orang adalah bagaimana agar segera membangun masjid, menjalankan shalat lima waktu, menunaikan ibadah puasa, zakat, dan haji. Semua itu memang aktivitas wajib dan harus diperhatikan, karena merupakan bagian penting dari Islam dan rangkaian kegiatan Islam lainnya. Itulah Islam dari aspek agama, dan tampaknya tidak ada bedanya dengan pemahaman terhadap agama lainnya. Berbicara agama memang hampir selalu di seputar itu.

Namun pertanyaannya adalah, apakah Islam hanya sebatas memiliki makna sebagai agama? Pertanyaan berikutnya adalah, apakah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam sebagai utusan Allah hanya sebatas bertugas Mengurus Agama dalam pengertian itu. Bukankah kehadiran Nabi juga disebut-sebut sebagai penyebar rakhmat, bahkan Rakhmatan Lil Alamiin, seorang Pembawa Perubahan, yakni perubahan dari zaman kegelapan, penuh tipu muslihat, penindasan, ketidak-adilan, sifat koruptip, masyarakat biadab, kemudian menjadi zaman terang, masyarakat yang dipenuhi dengan suasana damai, adil, kebersamaan, saling mencintai dan kasih sayang dan beradab.

Sebagai contoh perubahan yang dihasilkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, adalah sangat spektakuler. Contoh yang dimaksudkan itu adalah keberhasilannya di dalam membangun masyarakat Madinah yang hingga kini, tanda-tandanya sebagai masyarakat ideal, yang merupakan produk perubahan itu masih bisa dirasakan. Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam dengan al Qur'annya, bukan sebatas memperkenalkan agama, yakni Islam, melainkan membawa Konsep Perubahan dalam berbagai aspek yang sangat jelas termasuk bagaimana berbangsa dan bernegara.

Namun konsep perubahan itu rupanya belum dipahami secara utuh dan menyeluruh, termasuk oleh umatnya sendiri. Padahal, konsep itu sebenarnya sangat jelas. Sepanjang sejarah perjuangannya, baik tatkala masih berada di Makkah maupun di Madinah, Nabi kita Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, melakukan perubahan masyarakat secara mendasar. Hasilnya, luar biasa sekalipun belum berhasil ditangkap secara sempurna. Aspek yang dipahami atas perjuangan itu, baru hal yang terkait kegiatan ritualnya. Akibatnya, yang tampak dari Islam hanya sebatas sebagai agama, yakni kegiatan ibadah dan penyembahan, pengorbanan kepada Yang Maha Kuasa dalam pengertian terbatas, dan kehidupan kelak di akherat.

Aspek di luar agama, sekalipun sesungguhnya merupakan bagian penting dari Islam, ternyata tidak banyak mendapatkan perhatian. Masyarakat Islam pada umumnya, di mana-mana, memahaminya seperti itu. Dampaknya, institusi yang menamakan diri atau menggunakan identitas Islam, misalnya sekolah-sekolah Islam, ilmu tentang ke-Islaman, selalu dipandang sempit dan terbatas. Lebih memprihatinkan lagi, tatkala seseorang dikenal masuk komunitas Islam, maka dianggap sama artinya dengan masuk ruang terbatas, lorong, atau ruang sempit, yang kemudian dianggap berbeda dari wilayah umum yang selalu luas.

Penglihatan atau kesan Islam yang sempit seperti itu dengan mudah diperoleh di dalam kehidupan sehari-hari. Petugas agama di tingkat desa, agama Islam, misalnya, maka lingkup tugas dan tanggung jawabnya hanya dimaknai sebatas mengurus hal-hal di seputar pernikahan, pembagian waris, kematian, dan berdo'a. Selain itu dianggapnya bukan wilayah Islam. Anehnya lagi, hal demikian itu juga mewarnai pada pemikiran sementara kaum intelektualnya. Mereka memahami, bahwa Islam juga sebatas agama. Sehingga, tatkala mereka merumuskan tentang ilmu ke-Islaman juga hanya sebatas menyangkut ikhwal keagamaan, yaitu mengkaji ilmu ushuluddin, syari'ah, dakwah, adab, dan tarbiyah.

Dampak dari pemahaman Islam yang sebatas sebagai agama itu, maka apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam di dalam membangun peradaban, di antaranya melakukan Perubahan secara mendasar, membangun kecintaan masyarakat terhadap ilmu, beramal shaleh, dan seterusnya belum ditangkap secara utuh. Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, hanya dipahami sebagai orang yang mengenalkan agama, dan belum sampai sebagai sosok pengubah masyarakat dengan konsepnya sedemikian mendasar dan lengkap. Misalnya, dengan konsep tauhidnya, Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, adalah menjadi pemersatu, memperkenalkan konsep kesamaan dan kebersamaan, keadilan, kesejahteraan hidup, kesetaraan dalam hukum, dan lain-lain.

Semua orang, lebih-lebih lagi para ilmuwannya, kiranya sadar, bahwa kekuatan pendorong kemajuan peradaban adalah ilmu dan kemampuan berkreatifitas. Orang-orang yang kaya ilmu pengetahuan selalu memenangkan di dalam kompetisi, apalagi kompetisi di dalam kehidupan global berbangsa dan bernegara. Keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan sebenarnya adalah sebagai resiko dari adanya kesenjangan dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Kelompok masyarakat yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemampuan berkreatifitas, benar-benar telah meninggalkan jauh masyarakat yang miskin ilmu dan kreatifitas. Oleh karena itu, kesenjangan yang selalu dikeluhkan oleh banyak orang, sebenarnya adalah bermula dari kesenjangan penguasaan ilmu dan berkreatifitas tersebut.

Ajaran islam mengingatkan dengan jelas, bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajadnya hingga beberapa derajad lebih tinggi. Namun rupanya, sinyal di dalam Al Qur'an itu tidak ditangkap secara tepat, utuh dan menyeluruh. Akibatnya, umat Islam di mana-mana masih tertinggal dari umat lainnya yang telah menguasai terlebih dahulu ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemampuan berkreatifitas. Seandainya saja, petunjuk Al Qur'an atau Islam ditangkap sebagai Konsep Perubahan menyeluruh terhadap tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana dikemukakan di atas, baik pada tataran individu, kelompok, dan bahkan bangsa secara keseluruhan, maka upaya mewujudkan kehidupan masyarakat adil, makmur, damai, dan sejahtera, segera terjawab.

Wallahu 'Alam Bishshowab
Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat.

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar