Menu

Sabtu, 18 Mei 2024

AKHLAK MULIA DALAM ISLAM

KRITERIA AKHLAK MULIA DALAM ISLAM DAN EMPAT SIFAT SEBAGAI PILARNYA

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Ahad 11 Dzulqaidah 1445 H /19 Mei 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Islam merekatkan akhlak mulia dengan ibadah, muamalah, dan adat kebiasaan. Segala bentuk ibadah atau pendekatan diri sang hamba kepada Tuhannya selalu diselimuti oleh tata akhlak tertentu. Hal yang sama dapat kita jumpai dalam kebiasaan atau adat yang ditetapkan agama tidak pernah lepas dari Akhlak Mulia.

Mari kita selintas melihat bagaimana keterangan soal akhlak mulia dalam berbagai ibadah dalam Islam. Pertama dalam Ibadah Shalat. Nabi Shallaalhu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Jika mendengar Iqamah, bersegaralah kalian melaksanakan shalat. Laksanakanlah shalat dengan tenang dan tidak terburu-buru.” (HR Bukhari dan Muslim)

Shalat memiliki hikmah bagi jiwa sang hamba yang melaksanakannya, di antaranya seperti disebutkan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala : “..............Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar..” (QS. Al-‘Ankabut [29] : 45)

Akhlak Mulia Kedua dalam Ibadah Puasa. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2] : 183).


Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam menambahkan dalam hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu : “Puasa adalah perisai (dari siksa api neraka). Bilamana salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia bertutur kata yang tidak baik atau berkata senonoh (Jorok/Rafats) artinya mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi, perbuatan yang tidak senonoh, atau hubungan seksual. Jika ada seseorang memeranginya dan memancing amarahnya, hendaklah ia berkata, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa. Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” (HR Bukhari dan Muslim; hadits sahih)

Kemudian Ketiga dalam Ibadah Haji, Allah Subhanahu Wa Ta'ala. berfirman : 

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ 

Artinya : (Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! (QS. Al-Baqarah [2] : 197)

Keempat dalam Ibadah Zakat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : 

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ


Artinya : Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”(QS. At-Taubah [9] : 103)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman : 

 قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَآ اَذًى ۗ وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ

Artinya : “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah [2] : 263)

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan menerima).......” (QS. Al-Baqarah [2] : 262)

Lalu Kelima dalam Bahtera Rumah Tangga, Allah berfirman : “......(Setelah itu suami dapat) menahan dengan baik, atau melepaskan dengan baik.......” (QS. Al-Baqarah [2] : 229)

“.......Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut........” (QS. An-Nisaa [4] : 19)

Dalam hal jual beli dan muamalah yang lain, abu Hurairah Radhiyallahu Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Barang siapa yang bersikap curang maka ia tidaklah termasuk bagian dari kami.” (HR Muslim; hadits sahih). Ada lagi hadis yang lain yang menyatakan : “Sebaik-baik (mukmin) di antara kalian adalah (mukmin) yang paling baik dalam melunasi utangnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Syaddad bin Aus meriwayatkan bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah mewajibkan Ihsan dalam setiap tindakan. Bila kalian bertempur maka lakukanlah dengan cara yang baik dan bila kalian menyembelih, jadikanlah sembelihan tersebut baik pula dengan (cara) menajamkan alat tersebut. Berikanlah rasa nyaman kepada hewan sembelihannya.” (HR Muslim)

Berkaitan dengan keterangan akhlak mulia yang tertera dalam Ayat Al-Quran dan Hadist di atas, kita juga perlu memahami Pilar atau Dasar yang menjadi landasan bagi akhlak-akhlak yang lain. Akhlak-akhlak yang lain itu harus didasarkan pada pilar-pilar itu. Sebab, akhlak-akhlak yang lain dapat ditegakkan apabila berada di atas pilar-pilar itu.

Imam Ibnu Qayyim dalam Al-Madarij menuturkan bahwa akhlak mulia berdiri di atas empat pilar utama yang saling mendukung antara satu dan yang lain. Empat Pilar itu adalah Kesabaran, Keberanian, Keadilan, dan Kesucian.

Pertama, Sifat Sabar akan membantu seseorang untuk lebih tahan banting, mampu menahan amarah, tidak merugikan orang lain, bersikap lemah-lembut, santun, dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.

Kedua, Sifat Selalu Menjaga Kesucian Diri dapat mendorong seseorang untuk tidak tergelincir ke dalam perkataan dan tindakan yang merendahkan dan menjatuhkan martabatnya. Selain itu, dapat mendorongnya untuk selalu lepat pada perasaan malu yang merupakan kunci segala kebaikan. Sifat menjaga kesucian ini juga menghindarkannya untuk terlibat dalam perbuatan keji, kikir, dusta, menggunjing, dan mengadu domba.

Ketiga, Sifat Berani menjadikan seseorang kuat untuk menjaga harga diri, mudah untuk membumikan norma dan akhlak mulia, serta ringan tangan. Dengan begitu, ia tidak ragu mengeluarkan atau berpisah dengan harta yang dicintainya. Sifat ini juga mempermudah untuk menahan amarah dan bersikap santun. Dengan modal keberanian, seseorang dapat menggenggam erat ketegasan jiwanya serta mengekangnya dengan tali baja yang tak mudah putus.

Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu meriwayatkan bahwa Rasul Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Keberanian bukanlah seperti ditunjukkan dalam bergulat, melainkan dalam menguasai jiwa ketika marah.” (HR Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, hakikat keberanian seseorang adalah kemampuan untuk melawan musuh besarnya, yaitu hawa nafsu.

Keempat, Sifat Adil dapat mengasah sikap seseorang untuk terus berupaya meluruskan perangainya, membantunya antara bersikap terlalu berlebihan dan bersikap terlalu kurang. Sifat ini mendorong untuk terus bersikap dermawan dan murah hati; sikap tengah-tengah antara kikir dan boros. Selain itu, sifat ini dapat menyuntikkan sifat pemberani; sikap tengah-tengah antara pengecut dan nekat. Adil juga dapat melahirkan sifat santun; penengah antara sifat pemarah dan rendah diri.

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar