WAHAI JIWA YANG TENANG
(Keteduhan Panggilan Allah SWT Kepada Manusia)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Sabtu 10 Dzulqaidah 1445 H /18 Mei 2024
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.
Saudaraku...!
Pada awalnya, kita semua lahir ke dunia ini dalam kondisi suci (fitri). Jiwa kita masih bersih, tak bernoda. Kemudian seiring berjalannya waktu, kita pun beranjak dewasa, yang dalam bahasa agama Islam disebut dengan Baligh. Suatu masa di mana kita sudah disebut Mukallaf, yaitu seorang muslim yang sudah dikenai kewajiban (Taklif) untuk menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya. Dari sinilah kemudian seseorang mulai dikenai pahala dan dosa. Pahala atas kebaikan yang dilakukannya, dan dosa atas keburukan serta kejahatan yang diperbuatnya.
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُ (²⁷)
ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً (²⁸)
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ (²⁹)
وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ (³⁰)
Artinya : "Wahai jiwa yang tenang!; Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya; Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku; dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al-Fajr : 27 - 30)
Jiwa-jiwa yang ketika lahir suci, bersih tak bernoda, kini mulai tampak kotor penuh noda dan dosa. Kondisi ini terus berlanjut sepanjang hayat, hingga ajal menjemput kita. Hanya ada dua kemungkinan, apakah sepanjang hayat, sejak usia baligh hingga ajal menjemput, kita isi dan penuhi hari-hari kehidupan kita dengan aktivitas positif (Amal Shaleh), ataukah justru sebaliknya, kita mengisi dan memenuhi hari-hari kehidupan kita dengan aktivitas negatif, perilaku buruk dan perbuatan jahat?
Pilihan ada pada kita. Tentu, setiap pilihan ada konsekuensi yang melingkupinya. “In khairan fa khairun, wa in syarran fa syarrun”. Jika kita berbuat baik, maka kita akan mendapat balasan kebaikan. Jika kita berbuat jahat, kita pun akan memperoleh buah dari kejahatan yang kita lakukan. Dalam bahasa Al-Quran dikatakan, “in ahsantum ahsantum li anfusikum wa in asa’tum fa laha…” (Q.S. Al-Isra’ : 7). Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.
Dalam firman-Nya yang lain, Allah Subhanahu Wa Ta'ala bersumpah dengan jiwa.
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ (⁷)
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ (⁸)
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ (⁹)
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ (¹⁰)
Artinya : “… dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya); Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya; Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu; dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Al-Syams : 7-10).
Ayat ini menegaskan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengilhamkan dua jalan kepada setiap jiwa, yakni jalan Kefasikan dan Ketakwaan. Keberuntungan dan kebahagiaan akan menyertai orang-orang yang menyucikan jiwanya. Kerugian dan kesengsaraan akan menghampiri orang-orang yang mengotori jiwanya.
Di dalam Al-Quran, kata yang biasa dipakai untuk menunjukkan makna jiwa adalah kata ‘Nafs’. Secara eksplisit, Al-Quran menyebut Tiga Jenis Nafs, yaitu :
1) Al-Nafs Al-Muthmainnah, terdapat dalam QS. Al-Fajr : 27;
2) Al-Nafs Al-Lawwamah, terdapat dalam QS. Al-Qiyamah : 1;
3) Al-Nafs Al-Ammarah Bi Al-su’, terdapat dalam QS. Yusuf : 53.
Selain ketiga jenis nafs di atas, Al-Quran juga menyebut istilah Nafs Zakiyyah, seperti terdapat dalam Q.S. al-Kahfi : 74.
فَانْطَلَقَا ۗحَتّٰٓى اِذَا لَقِيَا غُلٰمًا فَقَتَلَهٗ ۙقَالَ اَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً؈ۢبِغَيْرِ نَفْسٍۗ لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا نُّكْرًا ۔
Artinya : "Maka berjalanlah keduanya; hingga ketika keduanya berjumpa dengan seorang anak muda, maka dia membunuhnya. Dia (Musa) berkata, “Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sungguh, engkau telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar.” (Q.S. al-Kahfi ayat 74)
Dari beragam bentuk Nafs yang disebutkan oleh Al-Quran itu, kita berharap memiliki bentuk Nafs yang paling tinggi dan paling mulia, yaitu Al-Nafs Al-Muthmainnah, jiwa yang tenang.
Dalam kitab Lubab Al-Ta’wil Fi Ma’ani Al-Tanzil, Al-Baghdadi menjelaskan bahwa makna Al-Nafs Al-Muthmainnah adalah jiwa yang tetap pada keimanan dan keyakinan, membenarkan firman Allah, meyakini bahwa Allah adalah Tuhannya, tunduk serta taat kepada perintah Allah, ridho dengan ketetapan (qadha) serta takdir (qadar) Allah, yang selamat dari adzab Allah, yang selalu tenang dan damai dengan terus berdzikir kepada Allah.
Jiwa yang demikian inilah yang kelak ketika kembali kepada Allah akan disambut dengan sapaan mesra : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku.”
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar