Menu

Sabtu, 24 Agustus 2024

PERSAMAAN DARI PARA NABI

SELURUH NABI PERNAH MENJADI PENGGEMBALA KAMBING

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Ahad 20 Shafar 1446 H /25 Agustus 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Saudaraku...!

Salah satu persamaan yang unik pada semua Nabi adalah mereka semua pernah menjadi penggembala kambing, apakah itu di masa kecilnya atau di masa dewasanya, tak terkecuali junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau melakukan itu untuk membantu perekonomian sang Paman, Abu Thalib. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا رَعَى الْغَنَمَ فَقَالَ أَصْحَابُهُ وَأَنْتَ فَقَالَ نَعَمْ كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لِأَهْلِ مَكَّةَ

“Setiap Nabi yang Allah utus pastilah pernah menggembalakan kambing.” Para sahabat berkata, “Apakah engkau juga demikian, wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Ya, saya dulu menggembalakan kambing-kambingnya orang Mekkah agar dapat upah dari mereka.” (HR Bukhari no. 2262)

Meski sebagian Nabi tumbuh besar di tengah keluarga yang kaya, namun Allah tetap mentakdirkannya untuk menggembalakan kambing. Seperti Nabi Musa ‘alaihissalam yang dibesarkan di istana Fir’aun yang penuh kememawahan dan kekayaan. Namun di kemudian hari, Allah mentakdirkan beliau terusir dari Mesir lalu melarikan diri ke negeri Madyan. Setibanya di Madyan, beliau bertemu dengan salah satu penduduk negeri itu yang kemudian menikahkan Nabi Musa ‘alaihissalam dengan putrinya, dengan mahar menggembalakan kambing selama 8 atau 10 tahun.

Allah menjadikan setiap Nabi sebagai penggembala kambing agar tertanam pada diri mereka akhlak-akhlak mulia berupa kelemahlembutan, kerendahan hati, kemandirian, dst. Allah juga memberikan latihan sejak dini agar kelak para Nabi siap untuk mengurusi umatnya masing-masing, mampu bersabar menghadapi umatnya yang berbeda-beda perangai, akal, dan kemampuannya.

Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata,

قَالُوا وَالْحِكْمَةُ فِي رِعَايَةِ الْأَنْبِيَاءِ صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِمْ لَهَا لِيَأْخُذُوا أَنْفُسَهُمْ بِالتَّوَاضُعِ وَتَصْفَى قُلُوبُهُمْ بِالْخَلْوَةِ وَيَتَرَقَّوْا مِنْ سِيَاسَتِهَا بِالنَّصِيحَةِ إِلَى سِيَاسَةِ أُمَمِهِمْ بِالْهِدَايَةِ وَالشَّفَقَةِ

“Para ulama menjelaskan bahwasanya hikmah di balik dijadikannya para Nabi sebagai penggembala kambing adalah agar tertanam pada diri mereka sikap tawaduk, agar hati mereka menjadi suci dengan cara bersendirian, dan agar kemampuannya semakin meningkat dengan mengatur kambing-kambing agar kelak bisa diterapkan dalam proses mengatur umat mereka dengan penuh hidayah dan kasih sayang.” (Fathul Baari, 14/6)

Demikianlah hikmah mengapa para Nabi menggembalakan kambing. Selain itu, kegiatan menggembala yang dilakukan para Nabi khusus pada hewan kambing saja, tidak pada unta dan kuda. Boleh jadi karena jenis gembalaan itu terkadang memberi pengaruh pada penggembalanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

,وَالفَخْرُ وَالخُيَلاَءُ فِي أَهْلِ الخَيْلِ وَالإِبِلِ، وَالفَدَّادِينَ أَهْلِ الوَبَرِ، وَالسَّكِينَةُ فِي أَهْلِ الغَنَمِ

Bangga diri dan kesombongan ada pada pemilik kuda dan unta, serta para penghuni gurun yang suka berteriak-teriak. Adapun ketenangan ada pada pemilik kambing.” (HR Bukhari, no. 3301 dan Muslim no. 52).

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

Artikel www.muslimafiyah.com
Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK.
(Alumnus Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta) 



-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar