Menu

Selasa, 17 Juni 2025

MEMAHAMI SUDUT PANDANG

MEMAHAMI SUDUT PANDANG ORANG LAIN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Rabu 22 Dzulhijah  1446 H /18 Juni 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

Tulisan ini terkait dengan bagaimana melihat atau memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain. Untuk itu, saya ingin memulai dengan sebuah cerita menarik dari kehidupan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Beliau dilahirkan di Makkah, namun beliau tidak disambut dengan baik di kampung halamannya saat mendakwahkan Islam. Oleh karena itu, Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam harus hijrah.

Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabat setianya hijrah ke Madinah. Mereka disebut Muhajirin (orang yang hijrah). Begitu sampai di Madinah, mereka disambut hangat oleh penduduk Madinah. Nabi, para sahabat dan kaum Muslimin yang hijrah diberi tempat tinggal. Warga Madinah ini disebut Anshar (penolong). Nabi, kaum Muhajirin dan Anshar berkembang di kota baru ini. Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam akhirnya kembali ke Makkah dan meraih kemenangan tanpa pertempuran. Peristiwa ini dikenal Fathul Makkah.

Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam sudah menguasai kota Makkah, namun masih terdapat ancaman dari sejumlah suku di kawasan pinggiran, seperti Bani Hawazin dan Bani Thaqif. Maka Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bergerak untuk melawan mereka. Ketika Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam menakulukan Makkah, orang-orang yang sudah lama melawannya di sana akhirnya menyadari bahwa perlawanan mereka akan sia-sia. Akhirnya mereka memeluk Islam.

Banyak yang memeluk Islam saat setengah hati. Mereka baru saja masuk ke dalam agama ini. Ketika Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bergerak memerangi Bani Hawazin dan Bani Thaqif, beberapa orang dari suku Quraisy, suku Nabi sendiri yang pernah menentang Islam dan sekarang baru menerima Islam, bertempur bersama-sama di dekatnya. Kaum Quraisy menjadi bagian dari pasukan itu.

Ketika Nabi akhirnya mengalahkan Bani Hawazin dan Bani Thaqif, tibalah saatnya membagi harta rampasan perang. Nabi memberikan bagian yang besar kepada kelompok 'Muslim baru' ini, banyak di antaranya yang punya pertalian dengan Nabi. Nah, Anda bisa membayangkan kegelisahan yang muncul di antara orang-orang Anshar, para penolong yang berasal dari Madinah yang telah menerima Nabi ketika dia ditolak oleh orang-orangnya sendiri. Mereka merasa tidak nyaman dan mulai berbisik satu sama lain.

Kabar ini akhirnya sampai di telinga Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Bahkan salah satu dari mereka datang dan mengutarakan masalah ini kepada Nabi. Kemudian Nabi bertanya, “Bagaimana kabarmu? Orang itu berkata, “Saya punya pandangan yang sama.” Nabi memanggil mereka semua dan berkata, "Lihatlah, apakah kalian dulu terlantar, tetapi Allah telah mencukupi kalian? bukankah kalian tersesat, dan Allah telah menunjukkan jalan kepada kalian lewat aku?" Dan seterusnya.

Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam mengingatkan mereka tentang manfaat iman yang mereka terima. Menariknya, dia berkata, “Sekarang, silakan bicaralah padaku. Bagaimana tanggapan kalian.” Mereka terkejut, “Wahai Rasulullah, apa yang bisa kami katakan kepadamu?” Nabi berujar, “Kalian bisa memberi tahu aku, dan bahwa apa yang kalian katakan benar dan dipercayai. Kalian bisa memberi tahuku bahwa saat aku dan kaum Muhajirin diusir maka kalian menerima aku, saat aku ditolak oleh kaumku tapi kalian percaya kepada kami, dan manakala kami terlantar maka kalian memberikan perlindungan kepada kami.”

Nabi kemudian menjelaskan kepada kaum Anshar pelbagi nikmat yang mereka peroleh melalui kehadiran seorang Rasul. Di ujung penjelasannya, Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam berkata, “Bukankah sudah cukup bahwa orang-orang lain mendaatkan domba dan kambing, tetapi kalian membawa Nabi Allah kembali bersama kalian ke kota kalian?” Ketika Nabi berbicara seperti ini, orang-orang Anshar tercengang dan tangis mereka pecah. Ini adalah kisah yang menyentuh.

Semua ini menggambarkan kemampuan Nabi untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Beliau mempunyai perspektif dan mampu melihat gambaran besar Islam dan umat Islam yang baru tumbuh. Lalu ada orang-orang yang baru masuk Islam. Mereka perlu dihibur. Dalam surah At-Taubah ayat 60 disebutkan zakat secara khusus boleh diberikan kepada orang-orang yang baru masuk Islam. Mereka disebut mualaf.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman 

 اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعَامِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغَارِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ

Artinya : Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (QS  At-Taubah ayat 60)

Hati mereka perlu didamaikan dan diperkokoh. Salah satu cara untuk memperkokoh komitmen mereka terhadap Islam adalah dengan memberi mereka zakat dan uang. Maka Nabi melakukannya. Tetapi beliau bisa membaca raut kegelisahan dari pihak Anshar. Itu berarti dia bisa melihat masalah dari perspektif kaum Anshar untuk kemudian menguraikan permasalahan ini kepada mereka.

Seringkali kita hanya melihat sesuatu dari sudut pandang kita sendiri, dan ini menyebabkan keterasingan antara kita dan orang lain. Kita tidak memahami mereka, dan mereka tidak memahami kita, selalu ada semacam ketegangan. Tetapi Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam memiliki kemampuan memahami ini. Oleh karena itu, kita perlu mengembangkan kemampuan ini sebagai salah satu kebiasaan.

Kita perlu mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Saat melihat seseorang melakukan kesalahan, apa tanggapan kita? Kita bisa mengatakan, "Orang-orang ini tidak tahu apa yang mereka lakukan. Mereka tidak punya otak." Tetapi juga ada cara lain yang bisa dikatakan, "Mereka pasti memiliki alasan tertentu melakukan itu. Mari kita mencoba memelajarinya. Ayo kita mencoba berpikir dan mencari tahu alasan apa yang mereka miliki untuk melakukan itu."

Dengan menyoroti masalah itu dan melihatnya dari sudut pandang orang lain, kita dapat mencapai pemahaman dan penghargaan yang lebih baik terhadap orang lain. Ketegangan dan ketidakpahaman antara kita dan orang lain akan berkurang secara signifikan.

Wallahu'alam Bishshowab

Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.

Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏



Artikel Abah Luky
Edit:  Ndik

#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar