MAKRIFATULLAH DAN URGENSINYA
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Sabtu 8 Syafar 1447 H /2 Agustus 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Setelah kita mengenal Tujuan Penciptaan Manusia juga Definisi Makrifatullah (Mengenal Allah) dan Macam-Macamnya, hari ini kita melihat urgensinya atau seberapa pentingnya Makrifatullah.
Urgensi Makrifatullah
Sebetulnya alasan pentingnya kita mempelajari makrifatullah itu sangat banyak. Namun alasan yang paling pokok adalah sebagai berikut :
Pertama, "Sebagai Tujuan Hidup Kita".
Hal ini karena kita diciptakan untuk mengenal Allah Ta’ala dan beribadah kepada-Nya semata.
Kedua, "Sebagai Bagian Dari Rukun Iman Yang Pertama Yang Merupakan Dasar Seluruh Rukun Iman Lainnya".
Makrifatullah itu bagian dari iman kepada Allah. Sedangkan iman kepada Allah itu mendasari seluruh rukun iman lainnya. Padahal, agar seseorang bisa beriman kepada Allah dengan benar, dia perlu mengenal Allah dengan baik. Karena iman kepada Allah itu mencakup beriman kepada keberadaan-Nya dan kemahaesaan-Nya. Dan semua ini butuh ilmu makrifatullah.
Ketiga, "Makrifatullah Adalah Salah Dasar Peribadatan Kepada Allah Semata Yang Berpengaruh Pada Kesempurnaan Ibadah Seorang Hamba".
Ibadah kepada Allah semata adalah salah satu dari dua tujuan hidup kita, sedangkan kualitas ibadah kita dipengaruhi seberapa besar kita mengenal Allah dengan mengenal nama dan sifat-Nya dan melaksanakan tuntutan ibadah yang terkandung di dalam setiap nama dan sifat-Nya yang kita kenal.
Hamba yang paling sempurna ibadahnya adalah orang yang paling mengenal Allah dan melaksanakan tuntutan peribadatan yang terkandung di dalamnya. Ibnu Qoyyim Rahimahullah berkata :
وأكمل الناس عبودية المتعبد بجميع الأسماء والصفات التي يطلع عليها البشر
Artinya : “Dan manusia yang paling sempurna ibadahnya adalah orang yang beribadah dengan melaksanakan tuntutan peribadahan dari seluruh nama dan sifat Allah yang diketahui oleh manusia.”
Contoh Penerapan Makrifatullah Sebagai Dasar Peribadatan Kepada Allah Semata :
Allah Ta’ala adalah Ar-Rahiim (Yang Maha Penyayang).
Dia mencintai orang-orang yang penyayang, sehingga kita pun terdorong untuk menjadi penyayang agar dicintai dan diridhoi-Nya. Dan ini hakikat ibadah kepada-Nya semata, tatkala mempersembahkan kepada-Nya semata segala yang Dia cintai dan ridhoi sebagaimana definisi ibadah menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah.
Allah Ta’ala adalah Asy-Syakuur (Yang Maha Mensyukuri).
Dia mencintai orang-orang yang pandai bersyukur kepada-Nya. Di antaranya dengan berterima kasih kepada manusia dan membalas kebaikannya sehingga kita pun terdorong untuk menjadi orang yang pandai bersyukur kepada-Nya sebagai bentuk peribadatan kepada-Nya semata.
Allah Ta’ala adalah Al-‘Aliim (Yang Maha Mengetahui).
Dia mencintai orang-orang yang berilmu syar’i dan mengamalkannya sehingga kita pun terdorong untuk menjadi orang yang berilmu syar’i dan mengamalkannya sebagai bentuk peribadatan kepada-Nya semata.
Allah Ta’ala adalah At-Tawwaab (Yang Maha Menerima Taubat).
Dia mencintai orang-orang yang bersegera bertaubat kepada-Nya semata dari segala dosa sehingga kita pun terdorong untuk menjadi orang yang bersegera bertaubat kepada-Nya semata dari segala dosa sebagai bentuk peribadatan kepada-Nya semata.
Allah Ta’ala adalah Al-Jamiil (Yang Maha Indah).
Dia mencintai orang-orang yang indah ucapannya, perbuatannya, akhlaknya, penampilan fisiknya, barang-barangnya, serta segala sesuatunya. Sehingga, kita pun terdorong untuk menjadi orang yang indah dalam segala sesuatunya sebagai bentuk peribadatan kepada-Nya semata.
Allah Ta’ala adalah Ath-Thoyyib (Yang Maha Baik).
Dia mencintai orang-orang yang baik ucapan dan perbuatannya, baik zahir maupun batinnya sehingga kita pun terdorong untuk menjadi orang yang baik dalam segala sesuatunya sebagai bentuk peribadatan kepada-Nya semata.
Allah Ta’ala adalah Ar-Rafiiq (Yang Maha Lembut).
Dia mencintai orang-orang yang lembut dalam ucapan dan perbuatannya, sehingga kita pun terdorong untuk menjadi orang yang lembut dalam ucapan dan perbuatannya sebagai bentuk peribadatan kepada-Nya semata.
Keempat, Pokok Dari Setiap Ilmu Yang Bermanfaat Adalah Makrifatullah.
Karena jika kita tahu siapa Allah dengan baik, niscaya kita akan tahu siapa selain-Nya. Dan kita akan benar sikap kita terhadap Allah dan makhluk serta terhadap semua jenis ilmu yang bermanfaat. Sehingga, kita mempelajari segala jenis ilmu dan mengamalkannya itu sesuai dengan kecintaan dan keridhoan Allah.
Contoh Penerapan Makrifatullah adalah Pokok Dari Setiap Ilmu Yang Bermanfaat :
Pertama, Barang Siapa Yang Mengetahui Bahwa bahwa Allah adalah Al-Khooliq (Yang Mahamenciptakan), Yang Maha Sempurna, maka ia akan mengetahui bahwa selain-Nya adalah ciptaan (makhluk) yang lemah dan membutuhkan kepada-Nya. Sehingga ia pun menghambakan dirinya kepada-Nya semata.
Kedua, Barang Siapa Yang Mengetahui Bahwa Allah adalah Ar-Razzaaq (Yang Maha Pemberi Rezeki), maka ia akan mengetahui bahwa selain-Nya adalah hamba yang diberi rezeki, dan bukan pemberi rezeki. Sehingga, ia tidak berdoa meminta rezeki dan bertawakal, kecuali kepada-Nya saja.
Ketiga, Barang Siapa Yang Mengetahui Bahwa Allah adalah Al-‘Aliim (Yang Maha Mengetahui), maka ia akan mengetahui bahwa selain-Nya adalah hamba yang pada asalnya tidak memiliki ilmu apa-apa. Al-‘Aliim yang mengajarkan berbagai macam ilmu kepada makhluk sehingga ia berusaha senantiasa memohon petunjuk ilmu yang bermanfaat kepada-Nya semata dan tidak sombong.
Keempat, Barang Siapa Yang Mengetahui Bahwa Allah adalah Al-Qodiir (Yang Maha Kuasa), maka ia akan mengetahui bahwa selain-Nya adalah hamba yang pada asalnya tidak memiliki kuasa apa-apa. Sehingga dia berusaha senantiasa mohon kekuatan dalam menjalani ujian hidup di dunia ini.
Kelima, Barang Siapa Yang Mengetahui Bahwa Allah adalah Al-Awwal (Yang Maha Awal), maka ia akan mengetahui bahwa selain-Nya adalah dulunya tidak ada, lalu Allah ciptakan dan adakan. Sehingga dia sadar seluruh kenikmatan dan kebaikan yang ada pada dirinya adalah anugerah dari Yang Maha Awal. Ia pun menyandarkan kenikmatan kepada-Nya semata dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat tersebut.
Keenam, Barang Siapa Yang Mengetahui Bahwa Allah adalah Al Baqi (Yang Maha Kekal atau Yang Maha Abadi), maka ia akan mengetahui bahwa selain-Nya adalah hamba yang akan mati dan bersifat fana. Oleh karena itu, ia tidak akan ujub dan tidak menyombongkan prestasi ibadah, diri, serta hartanya.
Ketujuh, Barang Siapa Yang Mengetahui Bahwa Allah adalah Al-Ghoniy (Yang Maha Kaya), maka ia akan mengetahui bahwa selain-Nya adalah hamba yang fakir. Pada asalnya, ia tidak punya apa-apa dan senantiasa membutuhkan kepada-Nya setiap saat.
Kedelapan, Barang Siapa Yang Mengetahui Bahwa Allah adalah Al-Malik (Merajai), maka ia akan mengetahui bahwa selain-Nya adalah hamba milik-Nya, di bawah kekuasaan kerajaan-Nya, serta di bawah pengaturan-Nya, sehingga ia rida atas pengaturan-Nya atas diri-Nya sebagai hamba-Nya.
Kesimpulan :
Barangsiapa yang mengenal Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui mengetahui nama-Nya yang Husna dan sifat-Nya yang ‘Ula, maka niscaya ia tahu bahwa Allah Maha Sempurna dari segala sisi dan disucikan dari aib dan kekurangan dari segala sisi, dan niscaya ia pun mengetahui bahwa dirinya lemah, banyak aib dan kekurangan, dan senantiasa membutuhkan petunjuk dan penjagaan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Inilah maksud “Makrifatullah adalah Pokok Dari Setiap Ilmu Yang Bermanfaat”. Barangsiapa yang tahu siapa Allah dengan baik, niscaya ia akan tahu siapa selain-Nya!
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Artikel Abah Luky
Edit: Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar