SAAT MUSIBAH MENIMPA, WAKTU YANG TEPAT UNTUK BERTOBAT
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Jum'at 28 Syafar 1447 H /22 Agustus 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Khotbah pertama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ,
وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ,
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ,
وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Ma’asyiral
muslimin, jemaah Jumat
yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Pertama-tama,
khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada para jemaah sekalian.
Marilah senantiasa kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan
menjalankan apa-apa yang diperintahkan oleh-Nya dan meninggalkan dosa dan
kemaksiatan yang dapat mengantarkan kita ke dalam api neraka. Dengan ketakwaan
inilah, Allah akan memberikan hidayah dan taufik sehingga diri kita dapat
membedakan kebaikan dan keburukan dan dijauhkan dari kesalahan dan dosa.
Allah Ta’ala berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَتَّقُوا۟
ٱللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
“Hai
orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan
kepadamu furqan (taufik untuk membedakan yang baik dan buruk). Dan kami akan
jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan
Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS.
Al-Anfal: 29)
Jemaah
yang dimuliakan Allah, musibah dan ujian silih berganti datang kepada
seseorang, dan tidaklah musibah dan ujian tersebut terjadi di dunia ini ataupun
di akhirat nanti, melainkan di antara sebabnya adalah dosa dan kemaksiatan
orang tersebut kepada Allah Ta’ala.
Renungilah
wahai saudaraku sekalian, tidaklah Adam dan Hawa Allah turunkan dari surga,
melainkan karena sebuah kemaksiatan. Tidaklah Iblis diusir oleh Allah dari
langit dan surga, melainkan juga karena pembangkangan dan kemaksiatan yang
dilakukannya terhadap Allah Ta’ala. Allah berfirman,
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ
ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍ
قَالَ فَٱهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَٱخْرُجْ إِنَّكَ
مِنَ ٱلصَّٰغِرِينَ
“Allah
berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku
menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, ‘Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan
saya dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.’ Allah berfirman,
‘Turunlah kamu dari surga itu. Karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri
di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang
hina.'” (QS. Al-A’raf: 12-13)
Apa
yang menimpa umat-umat terdahulu dari azab yang pedih. Dari kaum Nuh yang Allah
tenggelamkan. Kaum Ad yang Allah luluh lantakkan dengan angin yang sangat
dahsyat. Kaum Luth yang Allah balikkan bumi mereka, lalu Allah hujani dengan
batuan panas dari neraka. Fir’aun dan bala tentaranya yang Allah tenggelamkan
melalui perantara tongkat musa. Tidaklah semua itu terjadi, melainkan karena
kemaksiatan dan ketidakpatuhan mereka terhadap perintah Allah Azza
Wajalla. Mengenai kisah Nabi Musa dan Fir’aun, Allah Ta’ala berfirman
di dalam Al-Quran surah Az-Zariyat,
وَفِى مُوسَىٰٓ إِذْ أَرْسَلْنَٰهُ إِلَىٰ
فِرْعَوْنَ بِسُلْطَٰنٍ مُّبِينٍ فَتَوَلَّىٰ بِرُكْنِهِۦ وَقَالَ سَٰحِرٌ أَوْ
مَجْنُونٌ فَأَخَذْنَٰهُ وَجُنُودَهُۥ فَنَبَذْنَٰهُمْ فِى ٱلْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ
“Dan
juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya
kepada Fir’aun dengan membawa mukjizat yang nyata. Maka, dia (Fir’aun)
berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata, ‘Dia adalah seorang
tukang sihir atau seorang gila.’ Maka, Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami
lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang
tercela.” (QS.
Az-Zariyat: 38-40)
Jemaah
yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala, seperti itulah Allah Ta’ala silih
berganti menimpakan malapetaka bagi mereka yang menyelisihi perintah-Nya dan
bermaksiat kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنۢبِهِۦ ۖ فَمِنْهُم
مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ ٱلصَّيْحَةُ وَمِنْهُم
مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ ٱلْأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ
لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Maka,
masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya. Maka, di antara
mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil. Dan di antara
mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur. Dan di antara mereka ada
yang Kami benamkan ke dalam bumi. Dan di antara mereka ada yang Kami
tenggelamkan. Dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi
merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabut: 40)
Di
ayat yang lainnya, Allah Ta’ala kembali menyampaikan bahwa
seluruh musibah yang menimpa manusia, baik itu rasa sempit yang mereka rasakan,
rasa sakit pada tubuh mereka, cobaan pada anak keturunan ataupun harta mereka,
atau bahkan musibah yang menimpa negeri dan tempat tinggal mereka, maka
semuanya disebabkan perbuatan yang dilakukan oleh diri mereka sendiri.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ
“Dan
apa saja musibah yang menimpa kamu, maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)
Jemaah
yang dimuliakan Allah Ta’ala,
Maksiat
kita kepada Allah Ta’ala, selain tentunya mendatangkan malapetaka
dan musibah, hal tersebut juga menyebabkan setidaknya dua hal buruk lainnya
kepada diri kita.
Yang
pertama, menghalangi
diri kita dari mendapatkan ilmu, menjadikan kita malas dan tidak bersemangat
dalam menghafal dan menuntut ilmu. Suatu ketika, Imam Syafi’i rahimahullah pernah
mengatakan,
شكوت إلى وكيع سوء حفظي
فأرشدني إلى ترك المعاصي
وقال اعلم بأن العلم نور
ونور الله
لا يهدى لعاصي.
“Aku
mengadukan kepada Waki’ atas jeleknya hafalanku.
Lalu,
ia menasihatiku untuk meninggalkan maksiat.
Dan
mengabarkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya.
Dan
cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat.”
Yang
kedua, maksiat
menghalangi datangnya rezeki. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
وَكَمَا أَنَّ تَقْوَى اللَّهِ مَجْلَبَةٌ
لِلرِّزْقِ فَتَرْكُ التَّقْوَى مَجْلَبَةٌ لِلْفَقْرِ، فَمَا اسْتُجْلِبَ رِزْقُ اللَّهِ
بِمِثْلِ تَرْكِ الْمَعَاصِ
“Takwa
kepada Allah menjadi kunci pembuka pintu rezeki, sedangkan lalai dalam takwa,
maka dapat mengundang kefakiran. Rezeki hanya akan mengalir ketika seseorang
menjauhi segala bentuk maksiat.” (Ad-Da’
wa Ad-Dawa’, hal. 85)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khotbah kedua
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ
عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ
أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ
Jemaah
salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala.
Pada
khotbah sebelumnya, kita ketahui bersama bahwa sebuah musibah dan ujian
seringkali datang dikarenakan kemaksiatan dan dosa yang dilakukan seorang hamba
kepada Allah Ta’ala. Oleh karenanya, ketika seorang hamba
sedang diberikan ujian, maka sudah sepantasnya baginya untuk bertobat dan
beristigfar, memohon ampun kepada Allah Ta’ala, serta kembali
kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman menjelaskan hikmah dari
adanya ujian kepada umat manusia,
وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Dan
Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk,
agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS. Al-A’raf: 168)
Allah Ta’ala juga
berfirman,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ
فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ فَلَوْلا
إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ
الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum
kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan
kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan
diri. Maka, mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk
merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka
telah menjadi keras, dan setan pun menghiasi (keburukan) apa yang selalu mereka
kerjakan (sehingga mereka terlenakan).” (QS. Al-An’am: 42-43)
Saat
ujian itu datang, kembalilah dan ingatlah Allah Ta’ala, mohonlah
ampunan atas dosa yang telah kita perbuat dan mintalah kemudahan dan jalan
keluar atas ujian yang sedang kita hadapi tersebut.
Adapun
mereka yang tidak mau kembali dan memohon kepada Allah Ta’ala, maka
Allah pun murka kepadanya dan setan pun akan memperdaya orang tersebut,
menghiasi amal keburukan dan dosa mereka seakan-seakan itu merupakan hal yang
baik dan dapat dibanggakan, hingga kemudian Allah turunkan kepadanya istidraj dan
hukuman yang tiba-tiba kepadanya tanpa disadari. Di ayat selanjutnya, Allah
berfirman,
فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم
بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
“Maka,
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami
pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga, apabila
mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus
asa.” (QS.
Al-An’am: 44)
Semoga
Allah Ta’ala senantiasa memberikan hidayah dan taufik kepada
kita untuk selalu beramal saleh dan meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya,
memberikan taufik kepada kita untuk bertobat dan beristigfar, baik di kala
susah maupun senang. Semoga Allah Ta’ala mengangkat seluruh
ujian, penyakit dan malapetaka yang menimpa kaum muslimin, memberikan mereka
kesabaran dan pahala yang berlipat atas ujian yang mereka hadapi
tersebut. Wabillahi At-Taufiq.
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ
سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
“Ya
Allah, tidak ada kemudahan, kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau
menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki, pasti akan menjadi
mudah.”
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ
أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ
مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا
وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ انصر إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْن
الْمُسْتَضْعَفِيْنِ فِيْ فِلِسْطِيْنَ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ
الضِّيْقِ وَالْحِصَارِ ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ مِنْهُمُ
الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى ، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلاَ تَكُنْ عَلَيْهِمْ فَإِنَّهُ
لاَ حَوْلَ لَهُمْ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى
، والعَفَافَ ، والغِنَى
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
______________
Penulis: Muhammad
Idris, Lc.
Artikel: Muslim.or.id
Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Artikel Abah Luky
Edit: Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar