Menu

Minggu, 22 Agustus 2021

 PERBEDAAN UJIAN, ADZAB, DAN ISTIDRAJ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Saudaraku...!

Hari ini, Senin, 14 Muharram 1443 H / 23 Agustus 2021.

Setelah sholat subuh, sambil menunggu waktu pagi untuk berktivitas mari kita ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk mperbanyak Dxikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani

Saudaraku...!

Secara umum masih ada beberapa dari kita yang kurang pas dalam hal menafsirkan arti dari Ujian, Adzab dan Istidraj. Dari ketiga istilah tersebut sebenarnya memiliki makna yang jauh berbeda, dan juga menimpa kepada orang yang berbeda.

Mari kita fahami untuk membedakan antara Ujian, Adzab dan Istidraj.

1, Ujian

Ujian adalah suatu musibah yang menimpa kepada orang-orang yang beriman dan rajin beribadah.

Ujian ini bertujuan untuk menguji seseorang, utamanya dalam hal menguji seberapa jauh keimanan dan ketaqwaan seseorang.

Dalam Al-Quran, Allah berfirman :

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (begitu saja) mengatakan "Kami telah beriman”, sedang mereka tidak lagi diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sungguh mengetahui orang-orang yang dusta". (QS. Al-Ankabut : 2 - 3)

Kandungan dari ayat tersebut menerangkan bahwa Ujian tetap akan diberikan oleh Allah untuk mengukur Kadar Keimanan dan Ketaqwaan kita, sehingga akan jelas terlihat seberapa kuat iman dan taqwa kita, bukan sekedar keimanan dan ketaqwaan yang merupakan dusta / kebohongan belaka. Seberat apapun ujian jangan sampai melunturkan kada iman dan taqwa, dan tetap istiqomah berada di jalan-Nya.

Dan pada dasarnya ujian yang diberikan oleh Allah sudah diukur sesuai dengan batas kemampuan seseorang. "Semakin Tinggi Suatu Pohon, Semakin Kencang Angin Menerpanya", begitu juga keimanan semakin kuat iman kita maka ujian pun akan lebih berbobot dibandingkan dengan orang-orang yang ketaqwaannya biasa-biasa saja. Sebagaimana firman-Nya : 

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan (batas) kesanggupannya. Dia mendapat pahala (kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (kejahatan) yang diperbuatnya. "Yaa Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah, Yaa Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami, Yaa Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak mampu kami memikulnya, Maafkanlah kami Ampunilah kami dan rahmatilah kami, Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah : 286)

Seseorang agar bisa lulus dalam ujian yang telah diberikan oleh Allah, maka harus dijalani dengan Ikhlas, Sabar dan Tawakal dalam menjalaninya. Selalu tetap pada tali keimanan yang kuat dan mempertahankan ketaqwaan. Dan yang terpenting lagi, jangan lupa untuk senantiasa memohon ampun atas segala kekhilafan dan memohon suatu pertolongan dari Allah agar mendapat solusi yang tepat dalam menjalani ujian / permasalahan.

2, Adzab

Adzab adalah suatu musibah yang menimpa kepada orang-orang yang memang selalu melalaikan kewajibannya dalam beribadah kepada Allah. Tujuan dari Adzab ialah sebagai suatu peringatan agar kita mau bertobat dan kembali lagi di jalan yang diridhoi-Nya.

Ketika seseorang sedang rajin-rajinnya maksiat, tidak beribadah, lalu datang suatu musibah, bukan lagi suatu ujian, namun itu adalah suatu adzab sebagai peringatan buat seseorang.

Dalam hal ini seseorang yang mendapat suatu adzab dapat dikatakan masih beruntung karena hanya sebatas adzab yang diberikan untuk mengembalikan seseorang ke jalanNya, sehingga masih ada kesempatan untuk bertaubat, mulai untuk memperbaiki diri. Dan banyak bermuhasabah.

Allah SWT. berfiman :

"Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya Allah-lah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, disiksa oleh-Nya siapa saja yang dikehendaki-Nya dan diampuni-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Maidah : 40).

Dari peringatan Allah di dalam ayat tersebut seseorang yang menerima adzab dari Allah harus sadar diri untuk memohon ampunan kepada Allah. Karena hanya Allah yang dapat menentukan siapa saja yang akan diberikan ampunan sehingga kembali ke jalan yang diridhoi-Nya.

Andaikata seseorang senantiasa melakukan maksiat dan malaikat Izrail menjemput, tentu sudah tidak ada kesempatan lagi untuk bertaubat dan memohon ampun, dan orang tersebut akan menjadi golongan orang yang celaka.

3, Istidraj

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita pernah menjumpai seseorang yang tidak pernah menjalankan perintah Allah, seperti contoh; Tidak pernah mengerjakan sholat, lalai untuk menunaikan zakat, cenderung berbuat maksiat dan bahkan menyekutukan Allah, orang tersebut terlihat lancar dalam hal usaha dan bisnisnya, semakin maju dan tidak ada beban dalam hidupnya, maka dapat kita golongkan orang tersebut sedang menerima Istidraj dari Allah.

Riwayat sebuah hadits, Dari Ubah bin Amir Radhiallahu ‘Anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

"Jika kamu melihat Allah memberikan kenikmatan dunia untuk seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan kemaksiatan, maka hakikatnya itu adalah istidraj dari Allah.”

Kemudian Nabi Muhammad SAW., membacakan firman Allah, Surat Al-An’am ayat 44; 

Ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami timpakan siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (HR. Ahmad, No.17349, At-Thabrani dalam Al-Kabir, No.913, (sahih Al-Albani dalam As-Shahihah, No.414).

Secara definitif, Istidraj merupakan suatu kenikmatan dunia yang diberikan oleh Allah untuk orang-orang yang terkunci hatinya. Bagi mereka yang hatinya sudah terkunci rapat-rapat tidak akan dapat menerima pertolongan dari siapapun, karena Allah sudah membiarkan mereka berada dalam Kesesatan dan Kekufuran. Kebahagiaan bagi mereka hanya sebatas selama mereka berada di dunia, sedangkan di hari pembalasan kelak mereka akan menerima kebinasaan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an :

"Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (menuju kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui." (QS. Al-Qalam : 44)

Bagi kita yang sedang menerima banyak nikmat dari Allah, harus senantiasa mengingat-Nya, jangan sampai tergelincir dan lupa akan kewajiban kita untuk selalu dalam ketaqwaan dan keimanan. Di dalam suatu kenikmatan utamanya dalam hal Keberhasilan, Karir, dan Rizqi yang kita terima merupakan suatu Amanah dan Sarana agar kita semakin dekat dengan-Nya.

Wallahu'alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Semoga Allah Ta'ala melimpahkan anugetah, berkah, rahmat, taufik, hidayah, bimbingan dan lindunganNya pada kita semua serta mengijabah setiap doa-doa Kita

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a

Yaa Allah... Selamatkanlah tubuhku ini (dari penyakit yang tidak kuinginkan).

Yaa Allah... Selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat yang tidak kuinginkan).

Yaa Allah... Selamatkanlah penglihatanku, dari pandangan dan maksiat yg tidak kuinginkan

Yaa Allah... Sungguh aku berlindung kepada-Mu dari Kekufuran dan Kefakiran... Sungguh aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Ilah kecuali Engkau.

Yaa Allah... Muliakanlah yang membaca tulisan ini... Lapangkanlah hatinya dan bahagiakan keluarganya ... Luaskanlah rezkinya, mudahkan segala urusannya jauhkan ia dari segala penyakit, fitnah, prasangka keji dan mungkar serta terimalah semua amal ibadahnya dan kelak jadikanlah ia sebagai penghuni surga-MU.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ


Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar