Menu

Rabu, 21 Desember 2022

ANATOMI JIWA ULAMA
( Bag 2 )

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini  Kamis 27 Jumadil Awal  1444 H / 22 Desember  2022.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Ulama tidak identik dengan orang yang pandai di bidang agama. Memang penguasaan ilmu menjadi syarat mutlak bagi seorang ulama, namun demikian Integritas dan Moralitas justru menjadi hal yang paling utama. Ada dua karakter kejiwaan yang mutlak dimiliki seseorang yang menjadi Pewaris Nabi. Pertama, Rasa takutnya yang hanya kepada Allah melebihi rasa takut yang dimiliki kaumnya. Kedua, Keluhuran Akhlaq ulama kepada makhluk Allah melebihi siapapun di antara kaumnya. 

Seperti diketahui bahwa ulama adalah pewaris para Nabi. Ilmu harus diamalkan, dan bagi ulama setiap amal itu disertai dengan perasaan Ikhlas dan takut kepada Allah SWT. 

Alloh Subhanahu Wa Ta'alla berfirman  :

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ

Artinya : "Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun." (QS. Faathir [35] : 28) 

Rasa takut itu membuat ketaatan para ulama, kecintaannya, serta ketekunannya menjalankan perintah Allah dan semangat menjauhi larangan-Nya melebihi yang dimiliki kaumnya. 

Selain mewarisi ilmunya, ulama juga mewarisi tugas utamanya. Dalam kaitan ini Rasulullah pernah bersabda : 

"Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia." (HR Al-Bazzar) 

Tugas utamanya para Nabi adalah menyempurnakan Akhlaq. Bagaimana seorang ulama bisa menjalankan tugas ini jika mereka sendiri tidak sempurna akhlaqnya...? Di sini persoalan Integritas dan Moralitas menjadi sesuatu yang paling utama. Bagi seorang ulama, antara penguasaan ilmu dan akhlaq tidak bisa dipisahkan. 

Merupakan musibah yang teramat besar jika ummat Islam mengangkat atau memposisikan seseorang sebagai ulama, sementara integritas dan moralitasnya masih dipertanyakan. Seleksi pertama para Ulama adalah moralitasnya, karena posisinya sebagai Suluh dan Obor Masyarakat. 

Para pengikut agama Samawi (Yahudi dan Nasrani) terdahulu menolak Islam bukan karena kebodohan mereka, bukan pula karena rusaknya akal pikiran. Mereka tidak menerima ajaran Islam semata-mata karena kejahatan para ulama ahlul kitab. Mereka menyembunyikan kebenaran untuk memperoleh sedikit keuntungan duniawi, baik berupa materi, pengaruh, atau kepentingan sesaat lainnya. 

Kejahatan para ulama ahlul kitab itu dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur'an :

وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَتُبَيِّنُنَّهٗ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُوْنَهٗۖ فَنَبَذُوْهُ وَرَاۤءَ ظُهُوْرِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهٖ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗ فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُوْنَ

Artinya : "Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu), “Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi Kitab itu) kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan menjualnya dengan harga murah. Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan." (QS. Ali Imraan [3] : 187) 

Pada ayat yang lain Allah berfirman : 

اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَشْتَرُوْنَ بِهٖ ثَمَنًا قَلِيْلًاۙ اُولٰۤىِٕكَ مَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ اِلَّا النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللّٰهُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ ۚوَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menantang api neraka." (QS. Al-Baqarah [2] : 174 - 175) 

Bagi Allah, dunia dan segala isinya itu tidak ada harganya. Artinya, biarkan seseorang memperoleh dunia dan segala isinya dengan cara menjual agama, tetap akan dikatakan menjual agama dengan harga sedikit. Apalagi jika yang diperolehnya itu sekedar lembaran rupiah atau jabatan tertentu dalam sebuah struktur kekuasaan. Sungguh tak bernilai apa-apa di sisi Allah. Perhatikan hadits berikut ini: 

"Perbandingan dunia dengan akhirat itu seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke permukaan laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya." (HR Muslim dan Ibnu Majah) 

Dalam hadits lain disebutkan bahwa seandainya di sisi Allah dunia dan seisinya itu lebih bernilai dari seekor lalat, maka kaum kafir tidak akan mendapatkan bagian sedikitpun dari dunia. Hal ini berarti bahwa imbalan dunia sebesar apapun tak bisa ditukarkan dengan agama. Penukaran itu bernilai sangat murah. Hanya orang-orang yang bodoh saja yang mau menukarkan ayat-ayat Allah dengan dunia. 

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar