Menu

Senin, 13 Maret 2023

PELAJARAN DARI SEJARAH KEKALAHAN
( Bag 1 )


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Selasa, 22 Sya'ban 1444 H / 14 Maret 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Laki-laki pemberani itu terbujur kaku dengan dada tercabik-cabik. Sadis. Itulah jasad Hamzah bin Abdul Muththalib, paman dan saudara sepersusuan Rasulullah SAW yang syahid dalam Perang Uhud. Tangis Rasulullah SAW pun pecah. Isak tangisnya terdengar seperti rintihan. Walaupun dengan kesedihan yang tiada terkatakan, akhirnya, jenazah "Tuan Para Syuhada" itu dikafankan dengan kafan yang tidak sampai menutup kedua kakinya, lalu dikuburkan bersama saudara sepupu dan sepersusuannya, Abdullah bin Jahsyi, dalam satu liang. 

"Tidak pernah beliau terlihat sedih - sesedih itu. Tidak juga pernah terlihat beliau menangis sekeras itu," kata Ibnu Mas'ud. Panorama para syuhada itu memang sangat mengiris hati. Di sana terbaring 65 orang sahabat beliau dari kaum Anshar, 4 orang dari kaum Muhajirin, dan seorang dari kaum Yahudi yang telah memeluk Islam. Angka 70 orang syuhada itu terlalu banyak. Bandingkanlah dengan syuhada Badar yang hanya berjumlah 14 orang, atau dengan jumlah korban tewas dari kaum Musyrikin yang hanya berjumlah 37 orang. 

Mungkin, memang tidak tepat menyebut peristiwa itu sebagai kekalahan, setidak-tidaknya jika dilihat dengan lensa keimanan. Akan tetapi, biarlah dalam hitungan peperangan kita menganggap itu sebagai sebuah kekalahan. Itulah yang membuat Rasulullah SAW begitu terpukul, begitu sedih, sampai beliau menangis tersedu-sedu; sebuah tangis yang tidak pernah diulanginya sepanjang hidupnya. Bahkan, beberapa hari sebelum beliau wafat, beliau menyempatkan diri mengunjungi kuburan para syuhada Uhud. Para sahabat yang menyaksikan kesedihan beliau itu merasakan kesedihan yang lebih mendalam, sekaligus diliputi perasaan bersalah yang mengguncang batin mereka. 

Kekalahan Yang Mengilhami 

Meskipun demikian, Allah SWT tidak menginginkan mereka berlarut dalam kesedihan. Memang kesedihan adalah tabiat hati dan hak jiwa, tetapi selalu ada batas yang wajar untuk sebuah emosi. Maka, di tengah deraan kesedihan itulah Allah SWT menurunkan bimbingan-Nya. Itulah salah satu cara Allah SWT memberikan pelajaran : "Peristiwa kehidupan adalah momentum yang paling tepat untuk mengajarkan nilai-nilai atau kaidah-kaidah tertentu, dan bahwa sejumlah nilai atau kaidah tertentu hanya dapat dipahami dengan baik melalui 'Peristiwa Nyata' dalam kehidupan.

Maka, berbicaralah Allah SWT tentang peperangan Uhud itu dalam 60 ayat, yang terdapat dalam Surah Ali 'Imran yang dimulai dari ayat 121 hingga ayat 179. Penjelasan itu diawali dengan sebuah rekonstruksi yang menjelaskan latar belakang Psikohistoris Perang Uhud (Ayat 121) dan diakhiri dengan sebuah komentar penutup yang menggambarkan Keseluruhan Makna dan Hikmah dari peristiwa tersebut (Ayat 179). Allah SWT mengatakan :

مَا كَانَ اللّٰهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلٰى مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتّٰى يَمِيْزَ الْخَبِيْثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَجْتَبِيْ مِنْ رُّسُلِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۖ فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ ۚ وَاِنْ تُؤْمِنُوْا وَتَتَّقُوْا فَلَكُمْ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

Artinya : "Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (Munafik) dari yang baik (Mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang gaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu, berimanlah kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertaqwa, maka bagimu pahala yang besar." (QS. Ali 'Imran : 179)

Berlanjut..........

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar