FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MELEMAH DAN
MEMUDARNYA NILAI KETAATAN
(Bag 1)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Kamis, 21 Syawal 1444 H /11 Mei 2023.
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Faktor-faktor Penyebab Melemah dan Memudarnya Nilai Ketaatan, diantaranya :
1. Godaan-godaan Syetan Terhadap Umat Manusia
Hendaknya masing-masing orang menyadari bahwa selama hayat dikandung badan ia senantiasa berada dalam kancah peperangan melawan syetan. Setiap jalan-jalan kebaikan yang ditempuhnya, ia pasti berhadapan dengan syetan yang siap menghadang. Simaklah hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berikut ini :
"Sesungguhnya syetan senantiasa siap menghadang bani Adam dalam setiap langkah yang ditempuhnya. Bila ia menempuh jalan Islam, maka syetan akan menggoda seraya berkata : 'Apakah engkau sudi meninggalkan ajaran nenek moyangmu dengan menempuh jalan Islam?' Namun seorang hamba Allah sejati tidak akan menghiraukan godaan itu dan tetap menempuh jalan Islam.
Bila ia menempuh jalan hijrah, maka syetan akan datang menggoda seraya berkata : 'Apakah engkau sudi meninggalkan kampung halaman tercinta dengan nekad berhijrah?' Namun ia pun tidak menghiraukan godaan itu dan tetap berhijrah. Bila ia menempuh jalur jihad, maka syetan akan datang menggoda seraya berkata : 'Jika engkau masih membandel tetap ikut berjihad, niscaya engkau akan terbunuh, istrimu akan dinikahi orang dan hartamu akan dibagi-bagikan! Namun ia menepis godaan itu dan tetap pergi berjihad." (HR. An-Nasaai dan Ahmad dalam musnadnya dari Sabrah bin Abi Fakih Radhiyallahu 'Anhu secara marfu')Ketahuilah bahwa kancah peperangan ini sangat berat dan melelahkan, ditebarkan oleh syetan dan bala tentaranya di mana-mana. Maka hendaklah kita benar-benar siap menghadapinya. Syetan, Hawa Nafsu, Angkara Murka dan Godaan Dunia siap menjerat Kita setiap saat.
Seorang Penyair menuturkan :
Sungguh, diriku dihujam dengan empat anak panah, yang tiada henti-henti melesat dari busurnya menghujam diriku.
Yaitu Iblis, Dunia, Ambisi Diri dan Hawa Nafsu.........
Wahai Rabbku, hanya Engkau jualah yang kuasa menyelamatkan diriku.
Oleh karena itu, sudah seyogyanya kita selalu waspada terhadap segala tipu daya syetan. Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman :
وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya : "Dan jika setan mengganggumu dengan suatu godaan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sungguh, Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. Fushshilat : 36)
Sadarilah bahwa pada detik ini kamu tengah berperang melawan syetan, janganlah sampai engkau dipecundanginya. Hati-hatilah terhadap tipu daya syetan, janganlah sampai mengecoh dirimu. Sesungguhnya tipu daya syetan itu sangat lemah wahai saudaraku! Dengarlah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikut ini :
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۚ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُقَات ِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ الطَّاغُوْتِ فَقَاتِلُوْٓا اَوْلِيَاۤءَ الشَّيْطٰنِ ۚ اِنَّ كَيْدَ الش َّيْطٰنِ كَانَ ضَعِيْفًا
Artinya : "Orang-orang yang percaya hukuman di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir melakukan perbuatan di jalan thaghut, maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah." (QS. An-Nisaa' : 76)
2. Kurang Memahami dan Mengetahui Urgensi Menjaga Nilai Ketaatan
Sering kita temui sebagian orang yang melakukan berbagai bentuk perbuatan dosa dan maksiat. Namun lucunya ia masih mengaku-aku sebagai seorang Multazim (orang yang menjaga nilai ketaatan). Ia sebenarnya tidak memahami dan tidak mengerti hakikat Iltizam (menjaga nilai ketaatan). Sebab hakikat Iltizam adalah melaksanakan amalan-amalan ketaatan dan menjauhi perkara yang diharamkan.
Oleh sebab itu pula sering kita mendengar selentingan pertanyaan dalam momen-momen tertentu seperti ceramah, pengajian dan lain-lain yang berbunyi: "Saya adalah seorang pemuda 'baik-baik', selalu mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji, namun aku masih suka mendengarkan musik, atau aku masih suka melabuhkan kain sampai di bawah mata kaki (Isbal), atau aku masih suka melihat perkara yang diharamkan untuk dilihat, atau perbuatan dosa lainnya.
Bagaimana menurut Anda wahai saudaraku? Seolah-olah sikonnya berkata: "Jika air sudah mencapai dua qullah, niscaya tidak akan menjadi najis karena kotoran, yaitu selama aku dalam keadaan demikian, aku tetap tergolong orang 'baik-baik', meskipun dosa dan maksiat itu selalu kulakukan.
Sekali-kali tidak! Engkau tetap tertuntut untuk meninggalkan perbuatan dosa itu, engkau harus menjauhkan diri dari dosa-dosa itu sejauh-jauhnya. Dan hendaknya engkau memasang tekad yang kuat untuk itu, mintalah pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan jangan mudah menyerah!
Seorang pemudi mengadukan halnya: "Aku adalah seorang gadis 'baik-baik' , namun aku masih sering ber-khalwat dengan sopir pribadiku di dalam mobil atau dalam rumah." Bagaimanakah pendapat Anda tentang masalah ini?
Saya tandaskan bahwa perbuatan seperti itu jelas melanggar Rambu Syariat. Sedangkan iltizam yang hakiki mengharuskannya untuk meninggalkan pelanggaran-pelanggaran syariat semacam itu.
Wallahu 'Alam Bishshowab
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah...
Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah...
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar