AL - MALIK
(Yang Maha Merajai)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Senin, 23 Dzulqaidah 1444 H /12 Juni 2023.
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Al-Malik tentunya perlu dipahami setiap umat Islam. Arti Al-Malik adalah Yang Maha Merajai. Al-Malik yaitu Allah SWT memiliki sifat pemimpin yang mempunyai kekuasaan atau otoritas tertinggi untuk mengendalikan segala sesuatu. Al-Malik juga dipahami sebagai Yang Maha Kuasa.
Al-Malik yaitu tidak ada yang bisa mengalahkan Allah SWT dan hanya Dia yang memiliki segalanya. Arti Al-Malik yaitu Allah SWT memiliki kekuasaan, kerajaan, dan kepemilikian. Arti Al-Malik merujuk pada kekuatan dan kesahihan Allah SWT.
Al-Malik yaitu Allah SWT mengatur kerajaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. Al-Malik adalah sifat Allah SWT sebagai pemimpin yang mempunyai kekuasaan atau otoritas tertinggi untuk mengendalikan segala sesuatu.
Cara Mengimami Arti Al Malik
Cara mengimani arti Al-Malik sebagai salah satu Asmaul Husna tentu harus dipahami seorang muslim. Mengimani sifat Allah SWT Al-Malik yaitu sebagai seorang hamba, manusia harus bersikap rendah hati, tidak sombong, tidak semena-mena, dan tidak angkuh dengan kekuasaan yang bersifat semu dan sementara. Hal ini contohnya seperti kekuasaan politik, jabatan, kepemimpinan pada sebuah institusi, kepengurusan pada sebuah organisasi atau partai, dan lain sebagainya.
Cara mengimani Al-Malik sebagai salah satu sifat Allah SWT adalah tidak ada yang memintai pertanggungjawaban. Allah SWT yang memiliki sifat Al-Malik tidak dikecam dan dicacimaki atas segala perbuatan dan kebijaksanaan-Nya. Sebaliknya, manusia wajib mempertanggungjawabkan sikap dan perbuatannya di hadapan Allah SWT, yang Maha merajai hari perhitungan dan pembalasan amal manusia.
Dalam Al-Qur an, kata Al-Malik terulang sebanyak lima kali. Dan dua diantaranya dirangkaikan dengan kata ḥaq dalam arti pasti dan sempurna yakni pada Surah Thoha [20] : 114 dan Surah l-Mu`minun [23] : 116. Allah berfirman :
فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْاٰنِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يُّقْضٰٓى اِلَيْكَ وَحْيُهٗ ۖوَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا
Artinya : “Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah : “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku Ilmu Pengetahuan.” (QS. Thoha [20] : 114)
فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ
Artinya : "Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS. Al-Mu`minun [23] : 116)
Teladan dari nama baik Al-Malik
a. Meyakini Bahwa Allah Maha Menguasai Segala Kekuasaan.
Sebagai umat yang beriman, kita harus meyakini bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa secara mutlak atas kuasa-Nya. Tidak ada kekuasaan yang mutlak dari makhluknya meskipun itu raja atau pun presiden. Keduanya hanya diberikan tugas untuk mengatur dan mengelola kekuasaan Allah secara temporer.
Allah SWT. berfirman :
فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْاٰنِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يُّقْضٰٓى اِلَيْكَ وَحْيُهٗ ۖوَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا
Artinya : “Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) al-Qur`an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku’”. (QS. Thāhā [20]: 114)
Kekuasaan Allah tidak terbatas adanya. Salah satu dari kekuasaan-Nya ialah bumi dan langit dengan segala hal yang menyertainya serta segala sesuatu yang kasat mata ataupun gaib.
Allah SWT. berfirman :
وَتَبٰرَكَ الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚوَعِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Artinya : “Dan Mahasuci (Allah) yang memiliki kerajaan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, dan disisi-Nyalah ilmu tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. (QS. Az-Zukhruf [43] : 85)
فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ
Artinya : “Maka Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segaa sesuatu dan kepada-Nya kamu akan dikembalikan”. (QS. Yāsin [36]: 83)
b. Meminta Izin Kepada Pemilik Barang dan Bertanggung Jawab.
Allah SWT. berfirman :
يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
Artinya : “Pada hari itu, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Mahapengasih dan dia hanya mengatakan yang benar”. (QS. An-Naba` [78]: 38)
Selain meminta izin kepada Allah, manusia diminta bertanggung jawab atas segala hal yang mereka lakukan lebih-lebih kepada orang yang dianugerahi kerajaan-Nya (dunia).
Raja (penerima amanat) di dunia pun dituntut untuk mengatur dan mengendalikan kehidupan di dunia dengan sebaik-baiknya. Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa raja yang hakiki yaitu, 1) Kerajaannya berupa kalbu dan wadah kalbunya, 2) Bala tentaranya ialah syahwat, amarah, dan nafsunya, 3) Rakyatnya adalah lidah, mata, tangan, dan seluruh anggota badannya.
Allah SWT. berfirman (QS. Āli ‘Imrān [3] : 26)
قُلِ اللهم مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Katakalah (Muhammad), ‘Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS. Āli ‘Imrān [3] : 26)
Orang-orang Arif berpesan, “Jika kerajaan atau kekuasaan anda mendorong untuk melakukan penganiayaan, maka ketika itu ingatlah kekuasaan Allah terhadap diri anda”.
Barokallahu Fikum.....
Semoga Bermanfaat.
Wallahu 'Alam Bishshowab
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Penulis : Abah Luki & Ndik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar