Menu

Kamis, 29 Februari 2024

Bagian Keempat

ISLAM DAN KEPEMIMPINAN
(Sebuah Catatan untuk Pemimpin dan Calon Pemimpin Muslim)
Bagian Keempat

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Jum'at, 20 Sya'ban  1445 H /1 Maret 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Karakter Yang Harus Dimiliki Dalam Sebuah Kepemimpinan, adalah : 

Pada bagian ini kemarin Kamis, 19 Sya'ban 1445 H/29 Februari 2024, kita baru sampai pada Pertama, Shidiq (Jujur).

Kedua, Amanah (tanggung jawab). Setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan dan atau jabatan yang telah dipilihnya. Tanggung jawab di sini artinya, mau dan mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis terbeban di pundaknya. Dalam pandangan Islam, setiap pekerjaan manusia adalah mulia. Pemimpin merupakan suatu tugas mulia, karena ditampilkan antara lain memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat akan barang dan atau jasa untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.

Ketiga, Jangan ditipu. Pemimpin hendaknya menghindari penipuan, sumpah palsu, janji palsu, keserakahan, keburukan dan keburukan perilaku polah manusia lainnya. Setiap sumpah yang keluar dan mulut manusia harus dengan nama Allah. Jika sudah dengan nama Allah, maka harus benar dan jujur. Jika tidak terjadi, maka akibatnya sangatlah fatal. Oleh karena itu, Rasulululah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam selalu memperingatkan kepada para pemimpin untuk tidak mengobral janji atau berpromosi secara berlebihan yang cenderung mengada-ngada, semata-mata agar terpilih, karena jika seorang pedagang berani bersumpah palsu, akibat yang akan menimpa dirinya hanyalah kerugian.

Sementara itu, apa yang kita alami selama ini, proses demokrasi untuk mengahasilkan pemimpin dinodai dengan pelanggaran etika, bahkan nyaris, setiap orang –"Calon Pemimpin maupun Pemilih"– tidak mampu lagi membedakan barang yang halal dan yang haram, di mana keadaan ini sesungguhnya sudah disinyalir akan terjadi oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, sebagaimana dinyatakan dalam hadisnya. Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, bersabda : “Akan datang pada manusia suatu zaman yang seseorang tidak memperhatikan apakah yang diambilnya itu dan barang yang halal atau haram.” (HR Bukhari)

Memang sangat memalukan, mengapa hal seperti ini harus terjadi? Sementara tidak hanya sekali saja Rasulullah saw memberi peringatan kepada para pemimpinnya untuk berbuat jujur, tidak menipu dan tidak merugikan orang lain.

Keempat, Menepati Janji. Seorang pemimpin juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik kepada rakyat terlebih lagi tentu saja, harus dapat menepati janjinya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Janji yang harus ditepati oleh para pemimpin. Sementara janji kepada Allah yang harus ditepati oleh para pemimpin umat Islam misalnya adalah shalatnya. serupa Firman Allah dalam Alquran : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan kedamaian Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Dan ketika mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadaNya dan mereka meninggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Dikatakan: “Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah sebaik-baiknya pemberi rezki” (QS Al Jumu'ah:10-11)

Dengan demikian, sesibuk-sibuknya pemerintahan yang sedang ditangani, sebagai pemimpin muslim, jangan sekali-kali meninggalkan shalat. Lantaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala masih memberikan kesempatan yang sangat luas kepada kita untuk mencari dan mendapatkan rejeki setelah shalat, yakni yang diwujudkan melalui perintah-Nya; bertebaran di muka bumi dengan mengingat Allah Subhanahu Wa Ta'ala supaya beruntung.

Kelima, Murah Hati. Dalam suatu hadis, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam memerintahkan agar para pemimpin selalu bermurah hati dalam melaksanakan pemerintahannya. Murah hati dalam pengertian; ramah tamah, sopan santun, murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh tanggung jawab. Sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam : “Allah berbelas kasih kepada orang yang murah hati ketika ia menjual, bila membeli dan atau ketika menuntut hak”. (HR Bukhari)

Keenam, Tidak Melupakan Akhirat. Kepemimpinan adalah perdagangan dunia, sedangkan menjalankan kewajiban Syariat Islam adalah perdagangan akhirat. Keuntungan akhirat pasti lebih utama dibandingkan keuntungan dunia. Maka para pemimpin muslim sekali-kali tidak boleh terlalu menyibukkan dirinya semata-mata untuk mencari keuntungan materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat. Sehingga jika datang waktu Salat, mereka wajib melaksanakannya sebelum habis waktunya. Alangkah baiknya, jika mereka berkolaborasi bersama-sama melaksanakan Shalat berjamaah, ketika adzan telah dikumandangkan. Begitu pula dengan pelaksanaan kewajiban memenuhi rukun Islam yang lainnya. Sekali-kali seorang pemimpin muslim hendaknya tidak melalaikan kewajiban agamanya dengan alasan kesibukan pemerintahan.

Penutup

Pada bagian ini, sebagai pemimpin hendaknya kita selalu berupaya menyempurnakan keilmuan, berani mengambil berani dan mampu mengambil Ibrah dari keberhasilan serta kegagalan para pemimpin terdahulu. Jadilah pemimpin yang berangkat atas dasar Keilmuan dan Ketakwaan bukan atas dasar Nafsu dan Keserakahan. Selesai...🙏

Wallahu'alam Bishshawab
Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat.

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏


Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar