Menu

Jumat, 28 Juni 2024

Bersegera Laksanakan Perintah Allah

MELAKSANAKAN PERINTAH ALLAH ITU BAGAIKAN OBAT PAHIT

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Sabtu 21 Dzulhijah 1445 H /29 Juni 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Orang cerdas itu ia memandang perintah Allah bagaikan obat yang pahit, tetapi menyehatkan dan dapat menyembuhkan penyakit.

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Al-Fawaid masih membicarakan ayat berikut,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ

Artinya : “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ibnul Qayyim rahimahullah menyampaikan faedah dari ayat di atas, “Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba daripada melaksanakan perintah Allah, meski hal itu terasa berat bagi dirinya. Sebab, buah dari semua pelaksanaan perintah atau kewajiban pasti berupa kebaikan, kebahagiaan, kenikmatan, dan kegembiraan. Kendati jiwa manusia pada dasarnya tidak suka melaksanakan perintah, tetapi sebenarnya melaksanakan perintah itu merupakan kebaikan baginya dan mengandung perkara yang sangat bermanfaat bagi kehidupannya."

Begitu pula sebaliknya. Tidak ada yang lebih membahayakan seorang hamba daripada melanggar larangan Allah, meski inilah yang disenangi dan disukai hawa nafsunya. "Sebab, akibat dari semua pelanggaran adalah kepedihan, kesedihan, keburukan, dan musibah". Sementara akal sehat menuntut kesabaran dalam menghadapi sedikit penderitaan, demi memperoleh kenikmatan yang besar dan kebaikan yang melimpah. Akal pun mengajurkan untuk menjauhi sedikit kenikmatan, demi menghindari penderitaan yang besar dan keburukan yang berkepanjangan.

Sayangnya, pandangan orang jahil tidak akan mampu menembus hikmah di balik peristiwa. Sedangkan pandangan orang yang cerdas selalu bisa menembus hikmah yang tersembunyi di balik peristiwa, sejak pertama kali peristiwa itu terjadi. Karena sejak awal, ia sudah bisa mengintip hikmah tersebut dari balik tabir peristiwa, apakah hikmah itu berupa kebaikan atau pun berupa keburukan. Ia melihat bahwa larangan Allah tak ubahnya makanan lezat, tetapi mengandung racun mematikan.

Setiap kali kelezatan makanan itu menggugah seleranya, setiap itu pula keberadaan racun di dalamnya mencegah untuk memakannya. Di sisi lain, ia memandang perintah Allah bagaikan obat yang pahit, tetapi menyehatkan dan dapat menyembuhkan penyakit. Setiap kali rasa tak enak terbayangkan olehnya dan menghalanginya untuk meminum obat tersebut, setiap itu pula harapan kesembuhan mendorongnya dengan kuat untuk meminumnya.

Namun, hal tersebut membutuhkan ilmu yang bisa membuat seseorang mengetahui hikmah di balik peristiwa. Selain itu, juga dibutuhkan kesabaran yang menguatkan jiwanya untuk menempuh jalan yang sulit nan terjal, demi menggapai cita-cita di akhir perjalanan. Apabila seseorang tidak mempunyai keyakinan dan kesabaran, niscaya ia tidak akan mencapai tujuan itu. Namun, jika keyakinan dan kesabarannya kuat, mudah baginya menanggung segala kesulitan dalam meraih kebaikan dan kesenangan abadi.

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

”Referensi:• Al-Fawaid. Cetakan keenam, Tahun 1431 H. Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Tahqiq dan Takhrij: Syaikh ‘Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari. Penerbit Maktabah Ar-Rusyd. hlm. 203-204.• Fawaid Al-Fawaid. Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Tahqiq dan Takhrij: Syaikh ‘Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari. Penerbit Dar Ibn Al-Jauzi. hlm. 174-175.

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar