DOSA! INI DALIL TENTANG LARANGAN MENGAMBIL HAK ORANG LAIN
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Ahad 26 Rajab 1446 H / 26 Januari 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Saudaraku...!
Mengambil hak orang lain
merupakan perbuatan yang merugikan bagi seseorang yang diambil haknya.
Perbuatan ini sama halnya dengan mencuri barang milik orang lain.
Seseorang yang mengambil hak orang lain sama saja telah berbuat zalim. Larangan
tersebut bahkan tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits Rasulullah.
1. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat An Nisa ayat 29,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ
إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ
ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Artinya: "Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu." An Nisa ayat 29,
Ayat tersebut menegaskan bahwa setiap hal yang dikonsumsi seorang muslim harus
berasal dari rezeki yang halal. Bisa dari bekerja atau berdagang. Sementara
jika cara mendapatkannya tidak halal (dengan merampas hak orang lain), maka hal
tersebut dilarang keras secara syariat.
2. Surat Al Baqarah Ayat 188
Harta benda dapat membuat manusia
yang berorientasi pada kehidupan duniawi gelap mata dan menghalalkan segala
cara. Oleh karena itu, Allah telah memperingatkan dalam surat Al Baqarah ayat
188 yang berbunyi:
وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى
الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ
تَعْلَمُوْنَ
Artinya, "Janganlah kamu
makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan
sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui." (
Mengenai ayat tersebut, dikutip
dari buku Tafsir Fi Zhilalil Qur'an Edisi Istimewa Jilid 1 karya Sayyid Quthb,
Ibnu Katsir meriwayatkan di dalam menafsirkannya bahwa Ali bin Thalhah dan Ibnu
Abbas berkata, "Hal ini berkenaan dengan seseorang yang menanggung suatu
harta, tetapi tidak ada alat bukti, lalu dia berusaha mengelak dan membawanya
kepada hakim, padahal dia tahu bahwa dia yang harus bertanggung jawab dan dia
tahu pula bahwa dialah yang berdosa karena memakan harta yang haram (karena
bukan haknya).
3. Surat Al Hasyr Ayat 7
Adapun terkait rezeki yang diperoleh umat muslim pada dasarnya adalah murni
dari ridha Allah sehingga umat muslim perlu menyisihkan harta mereka di jalan
yang benar. Oleh karena itu distribusi harta sangatlah penting dalam Islam
sehingga keperluan kemaslahatan bisa terpenuhi sebagaimana dalam surat Al Hasyr
ayat 7:
مَّآ أَفَآءَ ٱللَّهُ عَلَىٰ
رَسُولِهِۦ مِنْ أَهْلِ ٱلْقُرَىٰ فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ
وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ كَىْ لَا يَكُونَ دُولَةًۢ بَيْنَ ٱلْأَغْنِيَآءِ
مِنكُمْ ۚ وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟
ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
Artinya: Apa saja harta rampasan
(fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal
dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan,
supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
amat keras hukumannya. (surat Al Hasyr ayat 7)
Pada masa itu, apa yang tidak diberikan Rasulullah maka dilarang untuk diambil
atau diterima. Oleh karenanya umat muslim dapat lebih menahan hawa nafsunya.
Adapun cara tersebut apabila dilakukan di masa kini dapat dilaksanakan dengan
zakat, sedekah, berbagi, dan lain sebagainya karena orang-orang fakir juga
berhak atas rezeki dari Allah.
Larangan Mengambil Hak Orang Lain dalam Hadits
Selain dalam ayat Al-Qur'an,
terdapat beberapa hadits yang meriwayatkan tentang larangan mengambil hak milik
orang lain.
1. Hadits Shahih Bukhari dan
Muslim
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari Ummu Salamah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya
"Sesungguhnya aku hanya seorang manusia
biasa. Maka, boleh jadi sebagian kamu lebih pandai mengemukakan argumentasinya
daripada sebagian yang lain, sehingga aku memenangkannya. Maka, barangsiapa
yang aku putuskan untuknya untuk mendapatkan hak orang muslim lainnya (sesuai
argumentasi yang dikemukakannya), itu adalah sepotong api neraka, maka biarlah
ia membawanya atau meninggalkannya."
Masih dinukil dari sumber yang sama, urusan peradilan dalam masalah harta dapat
dihubungkan dengan ketakwaan pada Allah sebagaimana dalam masalah qishash,
wasiat, dan puasa. Oleh karena itu, apabila meninggalkan aspek-aspek lengkapnya
berarti sama halnya dengan kekufuran.
2. Hadits Riwayat Muslim
Allah akan murka pada hamba-Nya yang secara sengaja merampas hak orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah: yang artinya
"Siapapun yang mengambil hak orang muslim dengan sumpahnya, Allah
menentukan neraka baginya. Lalu, mengharamkan surga baginya."
Ada lelaki yang bertanya kepada
Nabi SAW: "Walaupun hal tersebut merupakan hal yang sangat sederhana wahai
Rasulullah?" Kemudian Nabi Muhammad SAW menjawab: "Walaupun itu
sebatang kayu syiwa dari pohon arak." (HR Muslim)
3. Hadits Riwayat Bukhari dan
Muslim
Abduh Al Baraq menyebutkan dalam
bukunya Bukan Dosa Ternyata Dosa bahwa Islam adalah agama yang sangat
menjunjung tinggi dan menghormati hak kepemilikan seseorang. Adapun
mempertahankan hak milik orang lain yang dirampas termasuk ke dalam sifat
mulia.
Rasulullah bersabda, yang artinya
"Barangsiapa yang mengambil hak orang lain walau hanya sejengkal tanah,
maka akan dikalungkan ke lehernya (pada hari kiamat nanti) seberat tujuh lapis
bumi." (HR Bukhari dan Muslim).
Itulah beberapa dalil tentang larangan mengambil hak orang lain. Selain berdosa, mengambil hak orang lain juga akan menjerumuskan seorang muslim ke dalam neraka. Tentu saja perilaku buruk ini haruslah ditinggalkan.
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar