PANDUAN RINGKAS SALAT ISTIKHARAH
Oleh : Muhammad Idris, Lc.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Sabtu 27 Syawal 1446 H /26 April 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Manusia adalah makhluk yang lemah dan sangat butuh akan pertolongan Allah dalam setiap urusan-Nya. Mereka sama sekali tidak mengetahui perkara yang gaib, tidak mengetahui manakah yang baik dan buruk pada kejadian yang akan dilaluinya pada masa yang akan datang.
Adakalanya diri kita
menghadapi permasalahan yang memiliki urgensi (tingkat kepentingan) yang sama
bagi kita sehingga kita harus memilih salah satunya. Adakalanya juga diri kita
mengalami kebimbangan untuk mengambil keputusan, apakah akan melanjutkan langkah
ataukah berhenti. Dalam hal ini, Islam mengajarkan kita sebuah solusi untuk
membantu kita lebih yakin di dalam mengambil keputusan atas sebuah permasalahan
yang sedang dihadapi. Solusi tersebut adalah salat istikharah.
Mengenal salat Istikharah
Salat istikharah adalah salat
sunah yang dikerjakan ketika seseorang hendak memohon petunjuk kepada Allah
untuk menentukan keputusan yang benar ketika dihadapkan kepada beberapa pilihan
keputusan. Yaitu, dengan melaksanakan salat dua rakaat kemudian berdoa
setelahnya.
Sebelum datangnya Islam,
masyarakat jahiliah melakukan istikharah (menentukan pilihan) dengan azlam
(undian). Setelah Islam datang, Allah melarang cara semacam ini dan
menggantinya dengan salat istikharah.
Dalil mengenai salat
istikharah dan tata cara pelaksanaannya
Dari Jabir bin Abdillah
radhiyallahu ’anhu, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ –
صلى الله عليه وسلم – يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ الاِسْتِخَارَةَ فِى الأُمُورِ كُلِّهَا
، كَمَا يُعَلِّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ « إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ
فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى
أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ
عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ
لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ
– فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ
أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ
قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ
لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى – قَالَ – وَيُسَمِّى حَاجَتَهُ
“Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam mengajari para sahabatnya untuk salat istikharah dalam setiap
urusan, sebagaimana beliau mengajari surah dari Al-Qur’an. Beliau bersabda,
‘Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah salat dua rakaat
selain salat fardu, kemudian hendaklah ia berdoa,
“ALLAHUMMA INNI ASTAKHIRUKA BI
‘ILMIKA, WA ASTAQDIRUKA BI QUDRATIKA, WA AS’ALUKA MIN FADHLIKA, FA INNAKA
TAQDIRU WA LA AQDIRU, WA TA’LAMU WA LA A’LAMU, WA ANTA ‘ALLAMUL GHUYUB.
ALLAHUMMA FA’IN KUNTA TA’LAMU HADZAL AMRA (SEBUT NAMA URUSAN TERSEBUT) KHAIRAN
LI FI ‘AJILI AMRI WA AJILIH (AW FI DINI WA MA’ASYI WA ‘AQIBATI AMRI) FAQDUR LI,
WA YASSIRHU LII, TSUMMA BARIK LI FIHI. ALLAHUMMA IN KUNTA TA’LAMU ANNAHU
SYARRUN LI FI DINI WA MA’ASYI WA ‘AQIBATI AMRI (FI ‘AJILI AMRI WA AJILIH)
FASHRIFNI ‘ANHU, WAQDUR LILKHAIRA HAITSU KANA TSUMMA ARDH-DHINI BIH.”
“Ya Allah, sesungguhnya aku
beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan
kekuatan-Mu. Aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau
yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Mahatahu,
sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya
Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di
dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku),
maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia
untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi
agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau jelek bagiku dalam urusanku di dunia
dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan
takdirkanlah yang terbaik untukku apa pun keadaannya dan jadikanlah aku rida
dengannya. Kemudian dia menyebut keinginannya.” (HR. Bukhari no. 1162, Abu
Dawud no. 1538 dan At-Tirmidzi no. 480)
Catatan seputar tata cara salat Istikharah
Pertama: Istikharah dilakukan
ketika seseorang bertekad untuk melakukan satu hal tertentu, bukan ketika hanya
sebatas lintasan batin saja. Kemudian, setelahnya dia pasrahkan kepada Allah.
Kedua: Bersuci sebelum
melaksanakan salat layaknya salat lainnya, baik dengan berwudu atau tayamum.
Ketiga: Istikharah dilakukan
dengan pelaksanakan salat dua rakaat sunah. Dua rakaat ini bebas, tidak harus
salat khusus. Bisa berupa salat rawatib, salat tahiyatul masjid, salat Duha,
dan lain-lain. Yang terpenting jumlahnya dua rakaat.
Keempat: Tidak ada bacaan
surah khusus ketika pelaksanaannya. Artinya cukup membaca Al-Fatihah (ini
wajib) dan surah atau ayat yang dihafal.
Kelima: Berdoa dengan doa yang
disebutkan di dalam hadis setelah salam dan dianjurkan dengan mengangkat
tangan. Selesai berdoa dia langsung menyebutkan keinginannya dengan bahasa
bebas. Misalnya: ingin bekerja di perusahaan A; atau menikah dengan B; atau
berangkat ke kota C; dan lain-lain.
Keenam: Melakukan atau memilih
apa yang menjadi tekadnya. Jika menjumpai halangan, berarti itu isyarat bahwa
Allah Ta’ala tidak menginginkan hal itu terjadi pada anda.Ketujuh: Syekh Binbaz
di dalam salah satu kesempatan tanya jawabnya, pernah memberikan nasihat
mengenai apa yang harus dilakukan seseorang setelah salat istikharahnya,
“Kemudian setelah itu, ia
berkonsultasi dengan orang-orang baik yang dikenalnya dari kerabat dan temannya
dan meminta pendapat mereka. Jika hatinya merasa tenang untuk salah satu
pilihan, maka ia melanjutkan apa yang menjadi pilihannya tersebut. Jika ia tetap
ragu, maka ia melakukan salat istikharah kembali, kedua kalinya, ketiga
kalinya, dan seterusnya hingga hatinya merasa nyaman dan tenang terhadap salah
satu pilihan, apakah itu melanjutkan pilihannya tersebut ataukah tidak.”
(Fatawa Nur Ala Ad-Darbi).
Kedelapan: Apapun hasil akhir
setelah istikharah, itulah yang terbaik bagi kita. Meskipun bisa jadi tidak
sesuai dengan harapan sebelumnya. Karena itu, kita harus berusaha rida dan
lapang dada dengan pilihan Allah untuk kita. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
mengajarkan dalam doa di atas dengan kita mengatakan, [ ثُمَّ أَرْضِنِى]
“kemudian jadikanlah aku rida dengannya” maksudnya adalah “aku rida dengan
pilihan-Mu ya Allah, meskipun tidak sesuai keinginanku.”
Adakah kaitan jawaban
istikharah dengan mimpi?
Banyak dari kalangan kaum
muslimin beranggapan bahwa jawaban istikharah akan Allah sampaikan dalam mimpi.
Ini adalah anggapan yang yang sama sekali tidak benar dan tidak berdalil.
Karena tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi. Syekh Masyhur
Hasan Salman hafizhahullah salah satu ulama besar Yordania yang lahir di
Palestina mengatakan,“Mimpi tidak bisa dijadikan acuan hukum fikih. Karena
dalam mimpi, setan memiliki peluang besar untuk memainkan perannya, sehingga
bisa jadi setan menggunakan mimpi untuk mempermainkan manusia.”
Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda,
الرُّؤْيا ثَلاثٌ: حَديثُ
النَّفْسِ، وتَخْوِيفُ الشَّيْطانِ، وبُشْرَى مِنَ اللَّهِ
“Mimpi ada 3 macam: bisikan
hati, godaan setan, dan kabar gembira dari Allah Ta’ala.” (HR. Bukhari no. 7017
dan Muslim no. 2263)
Beliau juga menjelaskan bahwa
mimpi tidak bisa digunakan untuk menetapkan hukum, namun hanya sebatas untuk
diketahui saja. Dan tidak ada hubungan antara salat istikharah dengan mimpi.
Karena itu, tidak disyaratkan, bahwa setiap istikharah pasti diikuti dengan
mimpi. Hanya saja, jika ada seseorang yang istikharah kemudian dia tidur dan
bermimpi yang baik, bisa jadi ini merupakan tanda baik baginya dan melapangkan
jiwa. Tetapi, tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.
Sumber : (Al-Fatwa Al-Masyhuriyah: http://almenhaj.net/makal.php?linkid=124).Wallahu A’lam Bisshawab.Baca juga: Shalat Istikharah Ketika Ingin Memilih atau Telah Mantap pada Pilihan?***Penulis: Muhammad Idris, Lc.Artikel: Muslim.or.id
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Artikel : Muslim.or.id
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar