Menu

Rabu, 14 Mei 2025

KEUTAMAAN DOA

KEUTAMAAN DOA MEMOHON REZEKI HALAL DAN KECUKUPAN DARI ALLAH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini Kamis 17 Dzulqaidah  1446 H /15 Mei 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah.... 

Dalam kehidupan sehari-hari, seorang muslim senantiasa dihadapkan pada ujian rezeki. Tidak jarang, godaan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang tidak halal muncul, terutama ketika kesulitan menghampiri. Namun, Islam mengajarkan bahwa rezeki yang baik dan berkah hanya datang dari Allah Ta’ala. Sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada ‘Ali radhiyallahu ‘anhu,

اللَّهُمَّ اكْفِني بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

“ALLAAHUMMAKFINI BIHALALIKA ’AN HARAMIK, WA AGHNINI BIFADHLIKA ‘AMMAN SIWAK.”

Artinya : “Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rezeki-Mu yang halal, jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu sehingga aku tidak bergantung pada selain-Mu.”

Redaksi hadis

Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ada seorang budak mukatab (yang berutang pada tuannya ingin memerdekakan dirinya) yang mendatangi ‘Ali, ia berkata,

إِنِّي عَجِزْتُ عَنْ كِتَابَتِي فَأَعِنِّي

“Aku tidak bisa membayar utang pembebasan diriku, maka tolonglah aku.”

Ali pun berkata,

أَلاَ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ عَلَّمَنِيْهِنَّ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، لَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلُ جَبَلٍ دَيْناً أَدَّاهُ اللهُ عَنْكَ ؟

“Maukah kuberitahukan kepadamu beberapa kalimat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkannya padaku, yaitu seandainya engkau memiliki utang sepenuh gunung, maka Allah akan memudahkanmu untuk melunasinya?”

Ucapkanlah doa,

اللَّهُمَّ اكْفِني بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

‘ALLAAHUMMAKFINI BIHALALIKA ’AN HARAMIK, WA AGHNINI BIFADHLIKA ‘AMMAN SIWAK.’

(artinya: Ya Allah, cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu).” (HR. Tirmidzi, no. 3563. Hasan menurut At-Tirmidzi. Syekh Salim bin ‘Ied Al-Hilaliy menyetujui hasannya hadis ini.)

Makna doa Doa di atas mengandung tiga permintaan utama, yaitu: memohon kecukupan rezeki halal, meminta dijauhkan dari yang haram, dan memohon kekayaan hati agar tidak bergantung kepada makhluk.

Ketiga permintaan ini saling terkait. Rezeki halal tidak hanya membawa manfaat secara fisik, tetapi juga menenangkan jiwa. Sementara itu, permintaan untuk dijauhkan dari yang haram mencerminkan kesadaran bahwa kehalalan rezeki adalah prinsip hidup yang tidak bisa ditawar. Terakhir, permintaan agar tidak bergantung pada selain Allah, menunjukkan tauhid yang utuh, di mana seorang hamba meyakini bahwa hanya Allah yang mampu mencukupi segala kebutuhan.

Doa ini diriwayatkan dalam beberapa kitab hadis, termasuk Sunan At-Tirmidzi dan Musnad Ahmad. Salah satu riwayat yang menjadi landasannya adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ

“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka, bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan sahih oleh Syekh Al-Albani)Selain itu,

Allah juga berfirman,

وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

“Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi, melainkan Allahlah yang memberi rezekinya.” (QS. Hud: 6)

Ayat dan hadis ini menegaskan bahwa rezeki telah dijamin oleh Allah. Tugas manusia hanyalah berikhtiar secara halal dan bertawakal, serta memastikan bahwa ia berkomitmen untuk menjauhi segala potensi dosa yang dapat menjerumuskannya dalam memperoleh rezeki yang tidak halal.

Hubungan rezeki halal dengan keberkahan

Saudaraku, renungkanlah! Ketika seseorang mengonsumsi yang haram, hatinya tentu akan menjadi keras, ibadah terasa berat, dan doa sulit dikabulkan. Sebaliknya, rezeki halal akan melapangkan hati, memudahkan penerimaan amal, dan mendatangkan ketenangan.

Doa dalam kalimat:

اللَّهُمَّ اكْفِني بِحَلاَلِكَ

“ALLAHUMMAKFINI BIHALALIKA …”

juga mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam sikap tamak.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Kaya bukanlah dengan banyaknya harta, tetapi kaya adalah kayanya jiwa.” (HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051, Tirmidzi no. 2373, dan Ibnu Majah no. 4137)

Artinya, kekayaan sejati terletak pada rasa cukup (qana’ah) dengan pemberian Allah, bukan pada jumlah materi yang dimiliki. Hal inilah yang semestinya senantiasa kita sadari. Karena, kadangkala hidup di tengah-tengah lingkungan yang melulu mengejar hal yang bersifat duniawi dapat mempengaruhi cara kita berpikir dan bernalar tentang makna qana’ah. Maka, sadarilah bahwa kekayaan jiwa adalah yang utama dan perlu kita kedepankan tanpa mengesam,

Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏



Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Artikel www.rumaysho.com
Edit:  Ndik

#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar