Menu

Jumat, 20 Juni 2025

MUHASABAH

ISTIMEWANYA IBADAH MUHASABAH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Sabtu 25 Dzulhijah  1446 H /21 Juni 2025

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Hadirin yang dirahmati Allah....

Muhasabah merupakan ibadah yang agung dan memberikan dampak yang besar dalam kehidupan seseorang. Akan tetapi, banyak orang meninggalkannya. Muhasabah berasal dari kata hasaba- yuhasibu- muhasabatan yang berarti “menghitung”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, muhasabah diartikan sebagai “introspeksi diri”.

Syekh Munajjid hafizhahullah menjelaskan bahwa muhasabah bermakna memperhatikan amalan diri, kemudian meninggalkannya apabila itu berupa kejelekan dan tetap terus mempertahankan amal kebaikan yang telah dilakukan. (A’malul Qulub, hal. 362)

Muhasabah merupakan salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala, sebagaimana dalam firman-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga memerintahkan agar kita senantiasa bermuhasabah,

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ

“Orang cerdas adalah orang yang menundukkan jiwanya dan beramal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian.” (HR. Tirmidzi)

Para ulama telah sepakat mengenai wajibnya muhasabah diri terhadap amal yang telah lalu dan amal apa yang akan dilakukan nantinya. (Lihat A’malul Qulub, hal. 363-364)

Perlu kita ketahui bahwa muhasabah mempunyai keistimewaan (keutamaan) yang tidak dimiliki oleh amalan-amalan lainnya.

Muhasabah: Ibadahnya orang-orang pilihan

Hanya orang yang diberikan hidayah yang bisa melakukan amal muhasabah ini. Mayoritas amal ibadah bisa jadi ada motivasi unsur duniawi, seperti doa, ikhtiar, dan tawakal, karena ingin dicukupkan rezekinya; atau sedekah dan salat karena ada niatan agar terlihat dermawan dan saleh. Sedangkan amal muhasabah ini sangat kecil kemungkinan ada unsur duniawinya karena hanya dia dan Allahlah yang mengetahui kondisi hati.

Allah Ta’ala berfirman,

بَلِ ٱلْإِنسَٰنُ عَلَىٰ نَفْسِهِۦ بَصِيرَةٌ

“Bahkan, manusia itu menjadi saksi (mengerti) atas dirinya sendiri.” (QS. Al-Qiyamah: 14)

Muhasabah: Dilakukan saat orang lain sedang lalai

Kebanyakan orang melakukan muhasabah ketika malam hari dalam kondisi yang sepi. Dan malam hari banyak digunakan manusia untuk tidur dan lalai melakukan ketaatan. Padahal, ibadah yang dilakukan saat mayoritas orang sedang lalai memiliki keutamaan yang besar.

Hal ini sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suka memperbanyak puasa di bulan Sya’ban di mana banyak orang lalai berpuasa saat itu.

Suatu ketika, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya oleh Usamah bin Zaid,

عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, “Aku bertanya pada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, aku tak melihat engkau berpuasa dalam sebulan sebagaimana engkau lakukan di bulan Sya’ban.’ Rasulullah menjawab, ‘Bulan itu (Sya’ban) adalah bulan yang banyak orang lalai darinya, karena berada di antara bulan Rajab dan Ramadan. Pada bulan Sya’ban, amalan diangkat kepada hadirat Allah, maka aku ingin amalanku diangkat selagi aku sedang berpuasa.’” (HR. Abu Dawud dan An Nasa’i, disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah)

Bahkan, salat sunah yang paling utama adalah salat yang dilakukan pada malam hari karena banyak manusia lalai dari beribadah dan sedang terlelap tidur.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ : صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim)

Belajar menghisab diri

Kita hidup berjalan terus menuju kematian, tak pernah berhenti, bahkan tak akan bisa mundur kembali.

Umar bin Khattab radhiyallaahu ‘anhu berkata,

حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا

“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab (kelak pada hari kiamat).”

Seseorang yang senantiasa mengintropeksi dirinya di dunia, maka ia akan tahu amal buruk mana yang harus ditinggalkan dan amal kebaikan apa yang harus dipertahankan, sehingga akan mempermudah hisab (timbangan) di hari kiamat nanti.

Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

________________
Penulis: Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd.
Artikel: Muslim.or.id

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏



Artikel Abah Luky
Edit:  Ndik

#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar