Menu

Selasa, 11 Januari 2022

 MENGASAH KESADARAN MORAL


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku...!

Hari ini,  Rabu 10 Jumadil Akhir 1443 H / 12 Januari 2022.

Setelah Sholat subuh, sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas mari kita ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Setiap manusia dilahirkan Bebas Dari Dosa, dan dalam Islam tidak dikenal dosa warisan. Rasulullah SAW menyatakan, ''Tiap-tiap anak dilahirkan dalam  Keadaan Suci (fitrah). Ibu-bapak merekalah yang menjadikan anak-anak itu menjadi orang Yahudi atau Majusi.'' (HR Bukhari).

Seseorang yang sudah Mukallaf (memenuhi syarat untuk dibebani hukum), diberi tanggung jawab dan kebebasan oleh Allah untuk memilih sesuatu yang akan dilakukannya, apakah ia akan melakukan yang baik menurut akal dan tuntunan agama, atau ia menyia-nyiakan hidupnya. Tiada lain nanti kecuali harus mempertanggungjawabkan semuanya itu di hadapan Allah.

Manusia mendapat kedudukan yang mulia di antara makhluk-makhluk Allah. Manusia dalam perspektif Islam didefinisikan sebagai makhluk satu-satunya di alam semesta yang memiliki Ruh Illahi karena perasaan moral adalah pembawaan manusia sejak lahir. Oleh sebab itu, dalam terminologi Al-Qur'an, yang baik itu dinamakan Al Ma'ruf (sesuatu yang sudah diketahui) dan yang buruk atau yang jahat itu diberi nama Al-Munkar (sesuatu yang diingkari, yang ditolak). 

Dalam proses kehidupan yang dilalui, kesadaran manusia itu mudah sekali tertutup oleh Tumpukan Dosa dan pengaruh Hawa Nafsu. Tetapi, Allah Yang Maha Pemurah tetap berkenan mengampuni kesalahan hamba-Nya yang bertobat dan memperbaiki diri.

Seorang Muslim berupaya mendekatkan diri kepada Allah dan bekerja keras untuk mencapai keridhaan-Nya karena yakin dengan balasan terbaik yang disediakan Allah. ''Seorang mukmin harus dapat mengelola dunia untuk kepentingan akhirat,'' kata Imam Al-Qurthubi dalam kitabnya, At-Tadzkirat Bi Ahwali al-Mauta wa Umur al-Akhirat.

Islam mengasah kesadaran moral melalui pemantapan keyakinan terhadap kepastian pembalasan akhirat. Seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak mau berbuat salah. Dia bukan sekadar takut kepada manusia atau hukum negara. Dia sadar bahwa Allah SWT selalu memperhatikan dan mengawasi setiap gerak-gerik, ucapan, perbuatan. Bahkan, setiap niat yang tercetus dalam hati tak luput dari catatan malaikat. Setiap jiwa tanpa kecuali akan melihat sendiri segala catatan tentang dirinya. Pada saat itu dihadapkan pula saksi-saksi yang tidak pernah bisa berdusta.

Al-Qur'an menggambarkan Penyimpangan Manusia Dari Moralitas yang digariskan Allah, dan akibat yang diterima pada hari akhir. Pada hari itulah Tuhan memisahkan segala sesuatu sesuai dengan nilai-nilainya yang Hakiki dan Abadi.

Alloh SWT berfirman (QS An Naaziaat : 34-39).

فَاِذَا جَاۤءَتِ الطَّاۤمَّةُ الْكُبْرٰىۖ

34. Maka apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang,

يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ مَا سَعٰىۙ

35. yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,

وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِمَنْ يَّرٰى

36. dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.

رَّبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمٰنِ لَا يَمْلِكُوْنَ مِنْهُ خِطَابًاۚ

37. Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pengasih, mereka tidak mampu berbicara dengan Dia.

يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَالَ صَوَابًا

38. Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.

ذٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّۚ فَمَنْ شَاۤءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ مَاٰبًا

39. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.

"Pada hari manusia ingat akan perbuatannya. Dan api neraka ditampakkan kepada siapa yang melihat. Maka, bagi yang melanggar batas dan lebih suka (hanyut dalam nafsu rendah) kehidupan dunia. Sungguh, neraka Jahim tempat kediamannya.'' (QS An Naaziaat : 34-39).

Pada ayat selanjutnya dalam surat An-Naaziaat itu, Allah menegaskan, ''Adapun orang-orang yang dengan rendah hati merasa takut akan pembalasan karena perbuatan dosa dan percaya pada segala peringatan Allah, dengan menahan nafsu, maka ia akan menempati taman surga.''

Wallahu'alam Bishshowab

Saudaraku...!

Awali  Pagi Dengan Do'a dan Hati Yang Ikhlas.😊

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Semoga Allah Ta'ala melimpahkan anugetah, berkah, rahmat, taufik, hidayah, bimbingan dan lindunganNya pada kita semua serta mengijabah setiap doa-doa Kita

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a

Yaa Allah... Selamatkanlah tubuhku ini (dari penyakit yang tidak kuinginkan).

Yaa Allah... Selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat yang tidak kuinginkan).

Yaa Allah... Selamatkanlah penglihatanku, dari pandangan dan maksiat yg tidak kuinginkan

Yaa Allah... Sungguh aku berlindung kepada-Mu dari Kekufuran dan Kefakiran... Sungguh aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Ilah kecuali Engkau.

Yaa Allah... Muliakanlah yang membaca tulisan ini... Lapangkanlah hatinya dan bahagiakan keluarganya ... Luaskanlah rezkinya, mudahkan segala urusannya jauhkan ia dari segala penyakit, fitnah, prasangka keji dan mungkar serta terimalah semua amal ibadahnya dan kelak jadikanlah ia sebagai penghuni surga-MU.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar