PUASA RAMADHAN DALAM PERSPEKTIF TASAWUF
(Bag 1)
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Kamis, 29 Ramadhan 1444 H /20 April 2023.
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku....!
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasannya Rasulullah mengatakan, “Allah berfirman : Semua amal anak cucu Adam (manusia) adalah untuk dirinya sendiri, kecuali puasa, karena puasa adalah milik-Ku dan Aku akan membalasnya.
Puasa adalah perisai. Jadi, jika salah seorang di antara kamu berpuasa, maka hendaklah ia tidak berlaku dan berkata kotor, tidak berteriak-teriak, dan tidak bertindak layaknya orang bodoh. Jika ada salah seorang yang mencaci-makinya, atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia mengatakan, saya sedang berpuasa. Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad SAW, sungguh bau mulut orang yang berpuasa bagi Allah di hari kiamat jauh lebih wangi daripada aroma wangi misik. Dan orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan, yaitu saat berbuka dan saat bertemu dengan Tuhannya.”
Dalam al-Qur’an al-Karim, puasa disebutkan dengan menggunakan kata “Shaum” dan “Shiyam”, Dan kaum ‘urafa dengan terinspirasi oleh teks-teks religius, mereka menilai bahwa puasa adalah “Zakat Badan” dan terkait dengan keutamaannya, mereka berpandangan bahwa dengan berpuasa, seseorang akan berkarakter seperti malaikat. Sebab, ia menghindari makanan-makan zahir dan memilih mengkonsumsi makanan zikir, tasbih dan tahlil.
Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa hendaklah kalian berpuasa supaya kalian mendapatkan kesehatan jasmani. Dan dalam riwayat lain dijelaskan bahwa puasa adalah tameng/perisai dari neraka. Yakni, riwayat pertama berbicara tentang kesehatan fisik, sedangkan riwayat kedua menyinggung keselamatan dari azab neraka.
Dalam hadis Qudsi disebutkan bahwa Allah SWT berfirman : Puasa berhubungan dengan-Ku dan Aku pula yang akan membalas orang yang berpuasa. Bila orang yang berpuasa melakukan puasanya dengan ikhlash, cinta dan ‘Ubudiyyah (Penghambaan) serta pelaksanaan perintah Ilahi maka sejatinya puasa sekelas ini lebih tinggi daripada sekadar masuk surga dan tidak masuk neraka. Dengan demikian, puasa dapat ditafsirkan secara sufistik seperti ini bahwa aku berpuasa bukan untuk mendapatkan surga dan terhindar dari neraka, tetapi karena cinta kepada Ma’bud (Yang Berhak Disembah), Ma’syuq (Kekasih) dan Mahbub (Yang Tercinta). Dan karena Allah memerintahkan puasa maka saya memperhatikan perintah ini.
Tahapan berikutnya dalam perspektif sufistik terhadap puasa, puasa memiliki peran penting dalam Sair Wa Suluk (Perjalanan Spiritual) menuju Allah SWT. Sebab, dengan berpuasa dan merasakan kelaparan dan kehausan serta menjalankan perintah Ilahi, hati menjadi bening dan cemerlang dan orang yang berpuasa memikirkan nasib kaum dhuafa dan fakir-miskin. Dengan kata lain, ‘arif di satu sisi “melihat” Allah dan di sisi lain memandang makhluk-Nya. Dan puasa memiliki keistimewaan dua pandangan yang berbeda seperti ini.
Barokallahu Fikum
Wallahu 'Alam Bishshowab
Saudara-Ku.....?
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu Langit-Mu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan Harapan dan Do'a.
"Yaa Allah... Berilah keberkahan pada kami di bulan Rajab, bulan Syaban dan sampaikanlah kami di bulan Ramadhan." (HR Ahmad)
"Yaa Allah... Perlihatkanlah hilal itu kepada kami dengan keamanan dan keimanan, keselamatan dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, hilal petunjuk dan kebaikan." (HR.At Tirmidzi Hadis No 3451)
"Yaa Allah... Selamatkanlah aku untuk bulan Ramadhan dan selamatkanlah bulan Ramadhan untukku, serta selamatkanlah Ramadhan dariku demi amal ibadah yang diterima." (HR Thabrani dan Al-Dailami)
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب ال
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar