Menu

Sabtu, 16 September 2023

HAKIKAT MALU

HAKIKAT MALU



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Ahad, 1 Rabi'ul-Awal  1445 H /17 September 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Salah satu sifat yang dapat dijadikan barometer untuk mengukur Kualitas Keimanan seseorang adalah Malu. Semakin Kuat Keimanan seseorang kepada Allah SWT, Semakin Besar pula Sifat Malu yang dimilikinya. Sebaliknya, Semakin Lemah Keimanan seseorang kepada Allah SWT, Semakin Kecil pula Sifat Malu yang dimilikinya. 

Iman dan Malu laksana dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, seperti sabda Rasulullah SAW, ''Iman dan malu keduanya adalah dua sejoli, jika salah satu dari keduanya hilang, maka akan hilang pula pasangannya.'' (HR Al-Hakim)

Sifat Malu yang dalam bahasa Arab disebut dengan Al-haya' adalah sifat yang mampu menjaga pemiliknya dari perbuatan-perbuatan yang dapat menghinakan dirinya baik di hadapan Allah SWT, orang lain, atau dirinya sendiri. Orang yang mempunyai sifat malu, ia tidak akan membiarkan dirinya melakukan perbuatan-perbuatan yang menjerumuskannya kepada jurang kehinaan. Maraknya perbuatan-perbuatan maksiat dan dosa pada dasarnya disebabkan oleh Hilangnya Sifat Malu dari para pelakunya.

Kata Al-haya' yang berarti malu berasal dari kata Hayat yang berarti Hidup. Al-haya' termasuk dalam perbuatan-perbuatan hati (af'al al-qulub). Artinya, semakin hidup hati seseorang, semakin besar sifat malu dalam dirinya; dan orang yang hatinya telah mati, ia tidak akan pernah merasa malu untuk berbuat maksiat dan dosa. Orang yang paling sempurna hidupnya adalah orang yang paling sempurna sifat malunya. Hidup seseorang akan sangat bernilai jika ia mampu menumbuhkan sifat malu dalam hatinya.

Tingkatan yang paling tinggi dari sifat malu adalah sifat malu seorang hamba kepada Allah SWT. Bentuk dari sifat malu itu adalah sebagai berikut : 

Pertama, seorang hamba harus merasa malu di hadapan Allah SWT jika ia melakukan maksiat dan dosa kepada Allah SWT.

Kedua, seorang hamba harus merasa malu di hadapan Allah SWT jika ia tidak secara maksimal beribadah kepada Allah SWT. 

Ketiga, seorang hamba harus merasa malu di hadapan Allah SWT jika ia tidak mampu bersyukur atas nikmat yang banyak dari Allah SWT dan tidak mampu mendayagunakannya sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Keempat, seorang hamba harus merasa malu di hadapan Allah SWT ketika ia menaati perintah Allah SWT dan tidak membangkang kepadanya seperti ketika Rasulullah SAW merasa malu memohon kepada Allah SWT untuk mengubah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah padahal beliau menginginkan Ka'bah sebagai kiblat Muslimin. 

Kelima, seorang hamba harus merasa malu kepada Allah ketika ia mencintai Allah SWT. Seorang hamba akan menangis karena ia malu kepada Allah SWT dan seluruh anggota tubuhnya akan tunduk kepada perintah Allah SWT.

Sebagai hamba Allah SWT, sepantasnyalah kita melakukan Introspeksi Diri, sudahkah kita memiliki sifat malu seperti di atas? Seberapa besarkah rasa malu kita kepada Allah SWT? Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang tanpa rasa malu melakukan perbuatan maksiat dan dosa kepada Allah SWT.

Wallahu'alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar