MENGKHAWATIRKAN GUGURNYA PAHALA
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Jum'at 25 Dzulqaidah 1446 H /23 Mei 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه،ُ ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ))، ((يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً))، ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً*يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً)). أما بعد :
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثاَتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.
Ibadallah,
Manakala beramal dengan berbagai jenisnya, seorang Muslim sangat berharap agar seluruh amalannya diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Hal ini didorong oleh kesadarannya untuk menjadikan seluruh hidupnya di dunia ini sebagai kesempatan memperbanyak kebaikan di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.
Namun
perlu diketahui, sesungguhnya limpahan pahala yang Allah Subhanahu wa Ta’ala
janjikan hanyalah akan didapatkan bagi orang yang melakukan amalan dengan
ikhlas dan berharap pahala dari-Nya Subhanahu wa Ta’ala. Ibnul Qayyim
rahimahullah berkata, “Sesungguhnya setiap amalan memiliki motivasi dan tujuan.
Sebuah amalan tidaklah terhitung sebagai ketaatan kecuali jika didasari dengan
keimanan, yakni bukan hanya terdorong oleh sekedar rutinitas (kebiasaan), hawa
nafsu, atau mencari pujian semata. Motivasinya harus iman dan tujuannya adalah
menggapai ridha dan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karenanya,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyandingkan keimanan dan harapan
pahala dalam banyak hadits…..”.
Ibadallah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang
takut. (Mereka menyadari bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb
mereka.” (QS. al-Mukminun: 60).
Ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan ayat di atas, Aisyah
radhiyallahu ‘anha bertanya, “Apakah mereka adalah orang-orang yang minum
khamer dan mencuri?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak
wahai puteri Abu Bakar ash-Shiddiq. Mereka itu adalah yang melakukan ibadah
shaum, shalat, dan bersedekah, namun mereka takut jika amalan mereka tidak
diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla . Mereka itu adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam segala kebaikan dan mereka selalu menjadi yang terdepan”.
Ketakutan
mereka bukanlah terhadap janji Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan melimpahkan
balasan pahala atas kebaikan amal ibadah mereka, tapi rasa kekhawatiran jika
Allah ‘Azza wa Jalla tidak menerima amal ibadah mereka manakala mereka
melalaikan syarat-syarat yang harus mereka penuhi agar menjadi amal yang
shalih. Mereka mengkhawatirkan gugurnya pahala amal mereka. Dan hal ini
merupakan bagian dari kesempurnaan iman yang mereka miliki. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:
فَلَا يَأْمَنُ
مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka
tidaklah merasa aman dari ancaman adzab Allah melainkan orang-orang yang
merugi.” (QS. al-A`raf: 99).
Ibadallah,
Penggugur
pahala amalan yang dimaksud dalam pembahasan tema ini berlandaskan pandangan
Ahlus Sunnah wal Jamaah. Bahwa penggugur hakiki yang dapat menghapus seluruh
bagian iman dan amalan adalah yang disebabkan oleh kekafiran, kesyirikan,
kemurtadan dan kemunafikan. Adapun penggugur yang dapat membatalkan sebagian
amalan oleh sebab kemaksiatan, atau berkurangnya balasan pahala, atau
tertundanya manfaat baik sebuah amalan pada waktu yang dibutuhkan adalah
penggugur yang bersifat relatif dan tidak sampai berakibat mengugurkan dasar
keimanan.
Berikut
ini adalah penggugur-penggugur amalan, di antaranya:
Pertama:
Syirik Dan Riddah (Kemurtadan).
Keduanya
jelas menjadi penghalang diterimanya sebuah amalan di hadapan Allah ‘Azza wa
Jalla, sebaik dan seindah apapun amalan itu, karena Allah ‘Azza wa Jalla
membenci syirik dan kemurtadan serta tidak menerima segala jenis kebaikan
apapun dari mereka manakala mereka mati dalam kondisi demikian.
Tentang
syirik, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ
عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepada engkau -wahai Muhammad – dan kepada
(nabi-nabi) yang sebelum engkau: “Jika kamu berbuat syirik (kepada Allah ),
niscaya akan gugur terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang
yang merugi.” (QS. az-Zumar: 65)
Dan
tentang bahaya kemurtadan, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَمَنْ
يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ
فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Barangsiapa
yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itulah yang gugur sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka
itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqarah: 217).
Kedua:
Riya’
Yaitu
seseorang beramal dan
memperlihatkan amalannya kepada manusia, mengharapkan suatu kebaikan duniawi
bagi dirinya ketika mereka melihatnya. Riya’ tergolong syirik kecil yang
memiliki beragam jenis dan bentuknya. Banyak sekali hadits yang menyatakan
kekhawatiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap riya’ yang akan
dialami oleh umatnya.
Ma`qil
bin Yasar menuturkan sebuah kisah, “Aku pernah bersama Abu Bakar ash-Shidiq
radhiyallahu anhu pergi menuju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata “Wahai Abu Bakar, pada kalian ada syirik
yang lebih tersembunyi daripada langkah seekor semut”. Abu Bakar bertanya,
“Bukankah syirik adalah seseorang telah menjadikan selain Allah sebagai sekutu
bagi-Nya?”… Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Demi Allah,
Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya Subhanahu wa Ta’ala, syirik (kecil) lebih
tersembunyi daripada langkah seekor semut. Maukah engkau aku tunjukkan sesuatu
(doa) yang jika engkau mengucapkannya, maka akan lenyaplah (syirik tersembunyi
itu) baik sedikit maupun banyak? Ucapkanlah:
الَلَّهُمَّ
إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا
لَا أَعْلَمُ
(Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari perbuatan kesyirikan
terhadap-Mu dalam keadaan aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu
dari apapun yang aku tidak mengetahuinya). (HR. Bukhari).
Ketiga:
Mendatangi Dukun, Peramal Dan Sejenisnya.
Mempercayai
omong kosong, penipuan dan kedustaan dukun dan paranormal termasuk penyakit
yang menjangkiti sebagian masyarakat. Dengan adanya kemajuan teknologi,
seseorang tanpa sadar telah mendatangi atau membenarkan dukun (paranormal)
meski tidak mendatangi tempat praktek manusia-manusia itu. Pasalnya, berbagai
media massa sering kali menyediakan produk-produk mereka (para dukun) seperti
zodiak (ramalan bintang), primbon biro jodoh, ramalan pekerjaan dan
keberuntungan, transfer kekuatan jarak jauh dan penglaris dagangan, serta
produk perdukunan lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallamtelah mengecam siapapun yang mempercayai mereka dengan ancaman
kekufuran, atau dengan gugurnya pahala shalat akibat menanyakan sesuatu kepada
mereka sekalipun tidak mempercayainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
مَنْ أَتَى
عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى
مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa
mendatangi peramal atau dukun dan mempercayai ucapannya, maka sungguh dia telah
kufur terhadap (syariat) yang diturunkan kepada Muhammad.”
Dalam
lafazh lain, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَتَى
عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً
“Barangsiapa
mendatangi peramal, kemudian dia bertanya kepadanya tentang sesuatu maka
tidaklah diterima shalatnya sepanjang empat puluh hari.” (HR. Muslim).
Keempat:
Durhaka Terhadap Kedua Orang Tua, Mengungkit-Ungkit Sedekah Yang Diberikan,
Mendustakan Takdir.
Pelaku
tiga perbuatan ini diancam dengan gugurnya pahala amalan yang mereka kerjakan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلَاثَةٌ
لَا يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا : عَاقٌّ،
وَمَنَّانٌ، وَمُكَذِّبٌ بِالْقَدَرِ
“Ada
tiga golongan manusia yang Allah tidak akan menerima dari mereka amalan wajib
(fardhu), dan tidak pula amalan sunnat (nafilah) mereka pada hari Kiamat kelak;
seorang yang durhaka kepada orang tuanya, seorang yang menyebut-nyebut sedekah
pemberiannya, dan seorang yang mendustakan takdir.”
Kelima:
Bergembira Atas Terbunuhnya Seorang Mukmin
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa
membunuh seorang Mukmin dan berharap pembunuhannya, maka Allah Subhanahu wa
Ta’ala tidak akan menerima darinya amalan wajib (fardhu) maupun amalan sunnat
(nafilah)”. (HR. Abu Dawud).
Keenam:
Mengakui Selain Ayahnya Sebagai Orang Tuanya
Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengakui selain ayahnya
(sebagai orang tua nasabnya), atau mengakui selain tuannya sebagai majikan
pemiliknya karena membencinya, maka baginya laknat Allah Subhanahu wa Ta’ala,
laknat para malaikat dan seluruh manusia, serta Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak
akan menerima amalan wajib maupun sunnahnya”.
Ketujuh:
Melanggar Batasan-Batasan Keharaman Allah Subhanahu wa Ta’ala Saat Sendirian
Hal
ini mungkin salah satu di antara yang dilalaikan atau bahkan diabaikan oleh
banyak di kalangan kaum Muslimin. Mungkin karena mereka belum tahu atau tidak
mau tahu. Padahal berdampak pada gugurnya pahala amalan. Sudah seharusnya kita
waspada terhadapnya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh aku mengetahui banyak di
kalangan umatku yang akan datang pada hari Kiamat nanti dengan berbekal
kebaikan sebanyak gunung-gunung Tihamah, namun Allah menjadikannya bagaikan
debu yang beterbangan”. Tsauban bertanya, “Wahai Rasulullah,, tunjukkan kepada
kami sifat mereka”! Jelaskan kepada kami siapa mereka, agar kami tidak menjadi
seperti mereka tanpa kami sadari”. Lantas Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya
mereka adalah saudara-saudara kalian, dari jenis kalian, mereka melakukan
shalat tahajud sebagaimana yang kalian lakukan, namun mereka adalah orang-orang
yang apabila berada dalam kesendirian, mereka melanggar batasan
keharaman-keharaman Allah (berbuat maksiat).
اَللَّهُمَّ
أَعِنَّا عَلَى هُدَاكَ وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ، وَوَفِّقْنَا لِكُلِّ
خَيْرٍ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
أَقُوْلْ هَذَا الْقَوْلَ وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ، وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْجُوْدِ وَالْاِمْتِنَانِ، وَأَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ نَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Kedelapan:
Bersumpah Dengan Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala Dan Bersaksi Bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala Tidak Akan Mengampuni Seseorang.
Ibadallah,
Ketahuilah
bahwa rahmat Allah ‘Azza wa Jalla sangat luas, menaungi siapapun yang Dia
Subhanahu wa Ta’ala kehendaki. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha mengampuni dosa
apapun selain syirik, sebagai gambaran betapa besar kebaikan dan limpahan
karunia dari-Nya Subhanahu wa Ta’ala. Maka, seseorang tidak berhak
menghalang-halanginya dari siapapun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya ada seseorang yang berkata “Demi Allah Subhanahu wa
Ta’ala, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengampuni si Fulan”. Padahal Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Siapakah orangnya yang telah bersumpah atas
nama-Ku (dan bersaksi) bahwa Aku tidak memberikan ampunan kepada si Fulan?!..
Sungguh Aku telah ampuni si Fulan itu dan Aku gugurkan amalmu”.(13)
Orang
yang melakukan hal tersebut telah menyebabkan orang lain berputus asa dari
rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan semakin menjadikannya tenggelam dalam
kemaksiatan. Maka, seorang yang menjadi penyebab tertutupnya pintu kebaikan dan
terbukanya pintu keburukan berhak untuk digugurkan pahala amalannya oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala , sebagai balasan yang setimpal.
Kesembilan:
Meninggalkan Shalat Ashar
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meninggalkan shalat ashar, maka telah
gugur amalnya”. (HR. Bukhari).
Hadits
ini memperingatkan kita agar selalu menjaga shalat lima waktu, khususnya shalat
ashar.
Kesepuluh:
Pecandu Khamer (Minuman Keras).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa minum khamer, tidak diterima shalatnya
empat puluh hari, jika dia bertaubat maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
mengampuninya. Jika dia mengulanginya, tidaklah diterima shalatnya empat puluh
hari, jika dia bertaubat maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya.
Jika dia mengulanginya tidaklah diterima shalatnya empat puluh hari, jika dia
bertaubat maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya. Jika dia
mengulangi lagi ke empat kalinya tidaklah Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima
shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak
menerima taubatnya, dan kelak Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikannya
minum dari sungai khabal”. Wahai Abu ‘Abdirrahman, apa itu sungai khabal?
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sungai (berisi) nanah penduduk
neraka”. (HR. Tirmidzi).
Kesebelas:
Kedurhakaan Isteri Kepada Suaminya
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada tiga golongan manusia, shalat mereka tidak
melampaui telinga mereka; budak yang kabur dari majikannya sampai dia kembali,
seorang isteri yang melewati malam hari dalam keadaan suaminya murka kepadanya,
seorang imam bagi sekelompok kaum padahal mereka membencinya”. (HR. Tirmidzi).
Semoga
Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa menggugah hati kita untuk mewaspadai segala hal
yang akan menggugurkan amalan kita atau mengurangi keberkahannya.
وَصَلُّوْا
وَسَلِّمُوْا – رَعَاكُمُ اللهُ – عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ
اللهُ بِذَلِكَ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦]
، وقال صلى الله عليه وسلم : ((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
عَشْرًا)) .
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ
الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ
الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اَللَّهُمّ
آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ
وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اَللّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي رِضَاكَ وَأَعِنْهُ
عَلَى طَاعَتِكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَ الإِكْرَامِ. اَللَّهُمَّ وَفِّق جَمِيْعَ وُلَاةِ
أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِكُلِّ قَوْلٍ سَدِيْدٍ وَعَمَلٍ رَشِيْدٍ.
اَللَّهُمَّ
آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا
وَمَوْلَاهَا. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا،
وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَبَارِكْ
لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَأَمْوَالِنَا
وَأَوْقَاتِنَا وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتَ وَالمُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .
عِبَادَ اللهِ: اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Artikel www.rumaysho.com
Edit: Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar