DOA AGAR AMAL DITERIMA DAN TAUBAT DITERIMA, TELADAN DARI NABI IBRAHIM DAN ISMAIL
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Sabtu 12 Dzulqaidah 1446 H /10 Mei 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Pernahkah
kita khawatir apakah amal kita benar-benar diterima oleh Allah? Nabi Ibrahim
dan Ismail saja memohon dengan penuh harap agar amal mereka diterima, padahal
mereka sedang melaksanakan perintah langsung dari Rabb mereka.
Ibnu
Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata,
كَانُوْا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ
أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ، ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ
يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُم
“Para
salaf selalu berdoa kepada Allah selama enam bulan agar bisa diperjumpakan
dengan bulan Ramadhan. Kemudian mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan
agar Allah menerima amalan mereka.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 369)
Pernahkah
kita bertanya dalam hati, “Apakah amal ibadahku diterima oleh Allah?” Nabi
Ibrahim dan Ismail yang diangkat derajatnya oleh Allah saja memohon agar amal
mereka diterima, apalagi kita yang penuh kekurangan ini.
Ketika
membangun fondasi Ka’bah atas perintah Allah, Nabi Ibrahim dan Ismail tak hanya
bekerja keras secara fisik. Mereka juga tak lepas dari berdoa dan
menggantungkan harapan pada Allah. Allah Ta‘ala mengabadikan doa mereka dalam
firman-Nya:
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِيمُ ٱلْقَوَاعِدَ
مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ
ٱلْعَلِيمُ
“Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama
Ismail (seraya berdoa): ‘Ya Tuhan kami, terimalah daripada kami (amalan kami).
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’” (QS.
Al-Baqarah: 127)
Doa
ini bukan sekadar pengharapan, tetapi juga cerminan rasa rendah hati di hadapan
Allah. Mereka sadar, meski mereka melakukan ibadah agung atas perintah langsung
dari Rabb mereka, itu belum menjamin diterimanya amal mereka.
Tak
cukup hanya dengan doa agar amal diterima, mereka juga meminta agar senantiasa
menjadi hamba yang tunduk dan mendapatkan petunjuk untuk beribadah dengan
benar:
رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن
ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ
ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
“Ya
Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu, dan
(jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu, dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara ibadah kami, serta terimalah taubat kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Baqarah: 128)
Doa
ini mengandung beberapa makna mendalam:
1.
Harapan diterimanya amal: Meski ibadah itu dilakukan dengan ikhlas dan sesuai
perintah, para nabi tetap khawatir akan tidak diterimanya amal. Maka dari itu,
mereka berdoa:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
2.
Permintaan taubat:
وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ
Karena
manusia, sebaik apapun amalnya, tak lepas dari kekurangan yang memerlukan
ampunan Allah.
3.
Menjadi muslim sejati dan memiliki keturunan yang taat:
Mereka
meminta agar diri mereka dan anak keturunan mereka menjadi umat yang berserah
diri sepenuhnya kepada Allah. Ini menunjukkan pentingnya mendoakan keturunan
agar istiqamah dalam Islam.
4.
Tawassul dengan Asmaul Husna:Penyebutan nama Allah “As-Samii‘”, “Al-‘Aliim”,
“At-Tawwaab”, dan “Ar-Rahiim” adalah bentuk tawassul yang diajarkan dalam
Al-Qur’an, karena nama-nama itu selaras dengan isi doa yang dipanjatkan.
Baca
juga: Makna At-Tawwab, Allah Maha Menerima Taubat Berkali-Kali Tanpa
BatasBerikut beberapa pelajaran berharga dari ayat ini:
1. Pentingnya amal diterima, bukan sekadar
banyaknya amal.
2. Kita harus tetap berdoa setelah beramal,
bukan hanya sebelum. 3. Ibadah yang dilakukan dengan penuh rasa harap dan takut
adalah ciri amal yang ikhlas. 4. Doa adalah senjata utama para nabi.
5.
Hindari merasa bangga atas amal sendiri.
6.
Sertakan anak keturunan dalam doa-doa kita.
7.
Jangan pernah merasa cukup dengan amal yang telah dikerjakan.
Nabi
Ibrahim dan Ismail telah mengajarkan kepada kita bahwa sekadar mengerjakan amal
baik belum tentu cukup. Amal tersebut harus disertai dengan ikhlas, sesuai
sunnah, serta dibarengi dengan permohonan agar diterima oleh Allah.Mari kita
biasakan berdoa setelah beramal:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
RABBANAA
TAQABBAL MINNAA, INNAKA ANTAS-SAMII’UL-‘ALIIM.
وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ
WA
TUB ‘ALAINAA, INNAKA ANTAT-TAWWAABUR-RAHIIM.
Semoga
Allah menerima seluruh amal kita, mengampuni kekurangan kita, dan menjadikan
kita serta keturunan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang tunduk dan taat.
Aamiin.
Referensi: Kalamtayeb.Com
Penulis: Dr. Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com Tagsamalan doa berdoa cara taubat doa agar
diterimanya amalan taubat
Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Sumber : www.muslimah.or.id
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar