IMAN BUKAN KEYAKINAN HATI SEMATA
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Ahad 20 Dzulqaidah 1446 H /18 Mei 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Begitu banyak diantara kaum muslimin yang belum mengerti apa itu iman yang benar. Di antara mereka ada juga yang berpaham (Allahu a’lam karena kekurangtahuan dan pemahaman yang telah ditanamkan sejak sekolah dasar) bahwa iman itu adalah kayakinan hati semata. Untuk itulah kami memandang penting untuk mengetengahkan pembahasan dalam masalah ini.
Kembalikan
Kepada Al Qur’an dan As Sunnah dengan Pemahaman Salaful ‘Ummah
Merupakan
kewajiban bagi setiap muslim untuk mengembalikan seluruh permasalahan agama
yang dihadapinya kepada Al Qur’an dan As Sunnah sesuai pemahaman salaful ummah
yang lebih dahulu dalam ilmu, iman dan amal.
Allah
Subhana wa Ta’ala berfirman,
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ
ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”. [ QS. An Nisa’ (4) : 59]
Maka
marilah kita jadikan hal ini sebagai pegangan pertama dalam masalah yang akan
kita bahas di sini.
Definisi
Iman Menurut Ulama Kaum Muslimin Ahlus Sunnah wal Jama’ah
قال الحاكم في مناقب الشافعي حدثنا أبو العباس الأصم أخبرنا الربيع قال سمعت الشافعي يقول الإيمان قول وعمل يزيد وينقص
Al
Hakim menyebutkan di dalam Manaqib Asy Syafi’i, “Abul Abbas Al Ashom (Muhammad
bin Ya’kub bin Yusuf seorang ahli hadits wafat 346 H) telah mengabarkan kepada
kami, dia mengatakan, “Sesungguhnya Ar Robi’ berkata, “Aku mendengar imam Asy
Syafi’i (150-204 H) mengatakan, “Iman adalah perkataan dan amal, dapat
bertambah dan berkurang”[1].Al Lalikai Rohimahullah (Wafat 418 H) mengatakan,
قال الشافعي رحمه الله في كتاب الأم في باب النية في الصلاة : نحتج بأن لا تجزئ صلاة إلا بنية ؛ لحديث عمر بن الخطاب عن النبي صلى الله عليه وسلم : – « إنما الأعمال بالنية » ثم قال : وكان الإجماع من الصحابة والتابعين من بعدهم ممن أدركناهم أن الإيمان قول وعمل ونية ، لا يجزئ واحد من الثلاثة بالآخر
Imam
Asy Syafi’i Rohimahullah mengatakan dalam kitab Al ‘Um Bab Niat dalam Sholat,
“Kami berpendapat bahwa tidaklah sah sholat kecuali di dahului niat berdasarkan
hadits ‘Umar bin Al Khoththob Rodhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam, “Sesungguhnya setiap amal bersama dengan niatnya”. Kemudian beliau
mengatakan, “Merupakan sebuah ijma’/sepakat para sahabat dan tabi’in yaitu
orang-orang setelah mereka yang bertemu dengan mereka bahwa iman adalah
perkataan, amal/perbuatan dan niat, tidaklah salah satu dari ketiga hal
tersebut tanpa yang lainnya”[2].Beliau juga meriwayatkan dari Al Imam Al
Bukhori (194-256 H)
Rohimahullah dengan sanadnya, bahwa Al Imam Al Bukhori Rohimahullah mengatakan,
لقيت أكثر من ألف رجل من أهل العلم أهل الحجاز
ومكة والمدينة والكوفة والبصرة ……… أن الدين قول وعمل
“Aku bertemu lebih dari seribu ahli ilmu/ulama dari Hijaj, Mekah, Madinah, Kufah, Bashroh ……. (dan lain-lain yang banyak sekali) (bahwa mereka semua mengatakan) “Sesunggunya agama/iman adalah perkataan dan amal/perbuatan”[3].
Ibnu
Abdil Barr Rohimahullah (368-463 H) mengatakan, “Abul Qosim ‘Ubaidillah bin
Umar Al Baghdadi Asy Syafi’i menyebutkan, “Muhammad bin ‘Ali telah mengabarkan
kepada kami, dia mengatakan, “Sesungguhnya Ar Robi’ pernah mendengar Asy
Syafi’i mengatakan, “Iman adalah perkataan, amal/perbuatan dan keyakinan hati.
Tidakkah engkau pernah melihat firman Allah ‘Azza wa Jalla
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ
“Allah
tidak akan menyia-nyiakan imanmu”. (QS. Al Baqoroh [2] : 143)
Yang
dimaksud iman dalam ayat ini adalah sholat kalian ketika masih menghadap ke
Baitul Maqdis. Maka Allah menyebut sholat dalam ayat ini dengan sebutan iman
yaitu terdiri dari perkataan, amal/perbuatan dan keyakinan hati”[4].
Abu ‘Ubaid Al Qosim bin Abdis Salam (157-224 H) Rohimahullah mengatakan, “
فالأمر الذي عليه السنة عندنا ما نص عليه علماؤنا
مما اقتصصنا في كتابنا هذا : أن الإيمان بالنية والقول والعمل جميعا ، وأنه درجات بعضها
فوق بعض
Perkara
yang sesuai dengan Sunnah bagi kami dan yang ditegaskan oleh ulama kami yang
kami cantumkan dalam kitab kami ini, bahwa sesungguhnya iman adalah niat,
perkataan dan amal/perbuatan seluruhnya. Masing-masing diantaranya ada yang
derajatnya lebih tinggi dari yang lainnya”[5].
Al
Imam Muhammad bin Al Husain Al Ajurri Rohimahullah (Wafat 360 H) mengatan,
اعلموا رحمنا الله وإياكم أن الذي عليه علماء المسلمين أن الإيمان
واجب على جميع الخلق ، وهو تصديق بالقلب ، وإقرار باللسان ، وعمل بالجوارح ،
ثم اعلموا أنه لا تجزئ المعرفة بالقلب والتصديق إلا أن يكون معه
الإيمان باللسان نطقا ، ولا تجزيء معرفة بالقلب ، ونطق باللسان ، حتى يكون عمل بالجوارح
،
فإذا كملت فيه هذه الثلاث الخصال : كان مؤمنا دل على ذلك القرآن
، والسنة ، وقول علماء المسلمين
“Ketahuilah
semoga Allah merahmati kami dan anda sekalian, sesungguhnya sebuah perkara yang
dipegangi oleh ulama kaum muslimin bahwa iman yang wajib bagi setiap manusia
(kaum muslimin) adalah pembenaran dengan hati, ikrar dengan lisan dan
amal/perbuatan anggota badan.
Kemudian
ketahuilah sesungguhnya tidak lah sah/teranggap pengetahuan/pengakuan dan
pembenaran seseorang dengan hatinya melainkan harus desertai dengan ikrar
dengan lisan. Tidaklah sah/teranggap pengetahuan/pengakuan seseorang dengan
hatinya dan ikrar dengan lisan melainkan harus disertai dengan amal/perbuatan
anggota badan.
Maka
jika lengkap ketiga hal ini maka orang tadi menjadi orang yang beriman, hal ini
ditunjukkan dalilnya dalam Al Qur’an, Sunnah/hadits dan perkataan/pendapat ulam
kaum muslimin”[6].
Al
Baghowi (wafat 516 H) Rohimahullah mengatakan,
اتفقت الصحابة والتابعون ، فمن بعدهم من علماء
السنة على أن الأعمال من الإيمان ، لقوله
سبحانه وتعالى : إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ
إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
“Para
Sahabat, Tabi’in dan orang-orang setelah mereka dari kalangan ulama sunnah
sepakat bahwa sesungguhnya amal/perbuatan adalah bagian dari iman berdasarkan
firman Allah Subhana wa Ta’ala, (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang
berimanialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka”. (QS.
Al Anfal [8] : 2)Mereka mengatakan,
إن الإيمان قول وعمل وعقيدة ، يزيد بالطاعة
، وينقص بالمعصية
“Sesungguhnya
iman adalah perkataan, amal dan aqidah/keyakinan hati. Bertambah dengan
keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan”[7].
Abu ‘Utsman ‘Isma’il bin Abdur Rohman Ash Shobuni Asy Syafi’i Rohimahullah (373-449 H) mengatakan,
“Diantara keyakinan Mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah yaitu iman adalah perkataan, amal perbuatan dan pengetahuan/pengakuan (dengan hati). Bertambah dengan keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan”[8].
Beliau
kemudian menyampaikan banyak sekali riwayat dari imam-imam kaum muslimin
diantaranya Imam Malik, Hisyam bin Hasan, Ibnu Juraij Sufyan Ats Tsauri, Al
Mustanna bin Shibah, Fudhail bin ‘Iyadh, Sufyan bin Uyaynah semuanya mengatakan
bahwa iman adalah perkataan (hati dan lisan) dan amal/perbuatan[9].
Sehingga
kami kira cukup menyampaikan kalam ulama dalam masalah ini, walaupun kalau
diteruskan akan banyak sekali ulama yang berpendapat demikian.Diantara Dalil
Ulama’ Kaum Muslimin dalam Permasalahan Iman
Maka kita akan beralih kepada dalil-dalil permasalahan ini baik dari Al Qur’an dan As Sunnah.
Firman
Allah ‘Azza wa Jalla
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ
“Allah
tidak akan menyia-nyiakan imanmu”. (QS. Al Baqoroh [2] : 143)
Yang dimaksud iman dalam ayat ini adalah sholat kalian[10] ketika masih menghadap ke Baitul Maqdis. Maka Allah menyebut sholat dalam ayat ini dengan sebutan iman yaitu terdiri dari perkataan, amal/perbuatan dan keyakinan hati. Sisi pendalilannya adalah Allah maksudkan sholat dengan sebutan iman. Sebuah hal yang kita ketahui bersama bahwa dalam sholat itu ada keyakinan hati (niat), perkataan (dzikir-dzikir yang ada dalam gerakan sholat dan bacaan Al Qur’an) dan perbuatan (gerakan-gerakan sholat)[11].
Adapun
dalil dari Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam maka akan banyak sekali
kita temui. Namun untuk memperjelas kami sampaikan dalil yang menunjukkan satu
persatu bagian dari iman agar mempermudahnya.
[1].
Dalil yang menunjukkan bahwa perkataan lisan merupakan bagian dari iman.
Sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada utusan bani Abdul Qois,
آمَرَكُمْ بِأَرْبَعٍ وَ أَنْهَاكُمْ عَنْ
أَرْبَعٍ آمَرَكُمْ بِالْإِيْمَانِ بِاللهِ وَحْدَهُ أَتَدْرُوْنَ مَا الْإِيْمَانُ
بِاللهِ وَحْدَهُ ؟ قَالُوْا اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ شَهَادَةُ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ …….
“Aku (Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) memerintahkan 4 hal dan melarang 4 hal. Aku memerintahkan kalian agar beriman kepada Allah semata. Tahukah kalian apa itu beriman kepada Allah semata ?” Mereka menjawab, “Allah dan RosulNya yang lebih tahu”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Syahadat Laa Ilaaha Illallah dan Muhammad Rosulullah ……”[12].
Kita
ketahui bersama bahwa syahadat adalah perkataan lisan, dan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam menjadikannya bagian dari iman.
[2].
Dalil yang menunjukkan bahwa amal/perbuatan merupakan bagian dari iman
Hadits
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika ditanya oleh seorang dari negeri
Syam,
أَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ قَالَ الْهِجْرَةُ\خُلُقٌ
حَسَنٌ
“Apakah
iman yang paling utama?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Hijroh
(dalam riwayat lain akhlak yang mulia)”[13].
Kita
ketahui bersama bahwa hijroh/akhlak mulia adalah amal/perbuatan anggota badan
dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjadikannya bagian dari iman bahkan
iman yang paling utama.
[3].
Dalil yang menunjukkan bahwa perbuatan/keyakinan/pembenaran hati merupakan
bagian dari iman
الْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Malu merupakan cabang dari iman”[14].
Hadits
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ
إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak
beriman salah seorang diantara kalian hingga dia mencintai aku (Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) lebih dicintainya dari pada anak, orang tua dan
manusia seluruhnya”[15].Kita ketahui bersama bahwa malu dan cinta merupakan
perbuatan/keyakinan hati dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjadikan itu
bagian dari iman.Sebagai penutup kami sampaikan dalil yang menunjukkan 3 hal
tadi merupakan bagian dari iman dalam sebuah hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ
بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ
وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
“Barangsiapa
diantara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia ubah dengan
tangannya/kekuasaannya, apabila dia tidak mampu maka dengan lisannya dan
apabila tidak mempu maka dengan hatinya. Yang demikian itu selemah-lemah
iman”[16].Mudah-mudahan bermanfaat bagi kami sebagai tambahan amal dan pembaca
sebagai tambahan ilmu dan amal.
Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis: Aditya BudimanArtikel Muslim.Or.Id
Edit: Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar