MAKNA DA'WAH
(Bag. 1 )
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Ahad, 27 Sya'ban 1444 H / 19 Maret 2023.
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku....!
Di tengah-tengah masyarakat, kata Da'wah lebih sering diidentikkan dengan Ceramah. Padahal, ceramah hanyalah bagian kecil dari da'wah, sebab, kita semua tahu bahwa semenjak usia 40 tahun sampai kembali kepada Allah, keseluruhan hidup Rasulullah SAW adalah untuk Da'wah. Namun, jika seluruh ceramah-ceramah Rasulullah SAW kita kumpulkan, pastilah tidak akan sampai berjilid-jilid, paling-paling satu jilid sedang saja. Oleh karena itu, kita perlu menengok kembali apa Makna Da'wah itu?
Dalam bahasa kita, bisa diartikan :
- Mencenderungkan.
- Mencondongkan.
- Membuat tertarik.
- Membuat terpancing, atau semacamnya.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dalam berda'wah, diantaranya :
1. Secara Bahasa, bila ada seekor ayam lewat dihadapan kita, lalu kita berusaha memancing perhatiannya agar menoleh kepada kita, lalu kita katakan : kuuur ... kuuur ..., maka, sekali lagi, secara bahasa, kita bisa dikatakan menda'wahi ayam itu. Beda lagi kalau yang hendak kita pancing perhatiannya itu adalah seekor kucing, maka untuk menda'wahinya kita tidak mengatakan kuuur ... kuuur ..., akan tetapi kita katakan : pus ... pus ... pus. Ini mengajarkan kepada kita bahwa, perbedaan "Obyek Da'wah" mengharuskan adanya perbedaan cara dan metode da'wah yang kita pakai. Menda'wahi mahasiswa berbeda dengan menda'wahi dosen. Berda'wah di kalangan birokrat berbeda dengan da'wah di tengah-tengah masyarakat, dan seterusnya.
2. Sebagai Seorang Da'i, kita harus aktif, selalu sebagai pihak yang berinisiatif, dan bahkan pro aktif. Ingat kata-kata Ibnu Faris : engkau berusaha membuat mail... Sikap pasif dalam berda'wah tidaklah dibenarkan. Bahkan, dalam tinjauan dakwah, sikap reaktif-pun (dalam arti, setelah ada aksi dari orang lain, kita sebagai da'i baru mengambil sikap), tidaklah dibenarkan, meskipun harmoni da'wah terkadang menuntut kita untuk melakukan sikap reaktif.
3. Yang menjadi incaran para da'i adalah bagaimana "obyek dakwah" itu tertarik, terpancing perhatiannya, cenderung dan condong kepada sang da'i. Ini berarti pula bahwa sang da'i harus :
a. Memiliki Daya Tarik yang membuat "obyek da'wah" cenderung kepadanya, apa saja hal-hal yang menarik itu (tentunya dengan syarat tidak bertentangan dengan syari'at Islam), mulai dari komitmen diri, shidq (benar), penampilan, tutur tata, metodologi, gaya bicara, ilustrasi, cara pemaparan informasi dan pengetahuan, dan ... (singkatnya) segala nilai plus yang mungkin kita memiliki, sebab, "gara-gara" nilai plus (positif) yang dimilikinya, proton berhasil membuat elektron selalu berada di dekatnya, bahkan ber-thawaf (atau istilah da'wahnya : yaltaffuuna haulana) secara terus menerus, sebagaimana thawafnya manusia di sekeliling Ka'bah. Atau dalam bahasa fisika yang lain bisa kita katakan: dengan nilai plus itulah kita akan menjadi magnit yang menyebabkan segala unsur yang sangat berdaya guna (seperti biji-biji besi) selalu menempel kepadanya.
b. Mengetahui pintu-pintu dan celah-celah hati, kejiwaan, dan kecenderungan "obyek da'wah", agar bisa dengan mudah dan efektif dalam memikat dan menarik perhatian "obyek da'wahnya" itu. Tentunya hal ini menuntut adanya pengetahuan sang da'i secara mendalam tentang keseluruhan pribadi "obyek da'wah" itu.
Karena inilah barangkali (wallahu a'lam), salah seorang da'i abad 20 ini menulis buku dengan judul : ad-da'watu ilallah hubbun (da'wah kepada Allah itu cinta), dan ath-thariiq ilal qulub (jalan masuk menuju hati), yaitu Syekh Abbas-As-Sisi.
Wallahu 'Alam Bishshowab
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah...
Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah...
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar