Menu

Senin, 24 Juli 2023

WAKTU

MENJAGA AMANAH WAKTU

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Selasa 7 Muharam 1445 H /25 Juli 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Firman Allah dalam Q.S Al-Ashr, ayat 1-3 :

Yang artinya : "Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati suapaya mentaati kebenaran kebenaran dan menetapi kesabaran." (QS. Al-Ashr (103) : 1-3) 

Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, setiap orang pasti akan menjaga sesuatu yang dianggapnya berharga. 

Ada orang yang menganggap bahwa hartalah yang paling berharga, maka ia akan berusaha menjaga, menyimpannya di tempat yang terpelihara. Ada yang menganggap anak sebagai sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya, maka ia akan berusaha melidungi dan menjaga itu dengan usaha yang habis-habisan. Begitulah seterusnya: harta, perhiasan, anak, pangkat, jabatan, penghormatan, dan segala sesuatu yang dianggap berharga, akan berusaha dijaga dan dipelihara. 

Sebagain besar manusia menganggap bahwa yang paling berharga hanyalah yang berkaitan dengan perkara dunia. Namun sayang, tidak setiap orang mengetahui apa yang sesungguhnya paling berharga di dunia ini. Sebagai orang Islam kita mesti mengetahui bahwa yang paling berhaga di dunia ini adalah Iman. Maka, perawatan dan pemeliharaan mutu iman, semestinya kita utamakan, sebelum kita menjaga dan merawat yang lainnya. Karena, punya apa-apa di dunia ini tidak akan pernah memiliki nilai apa-apa jika tidak diiringi dengan keimanan yang tinggi. 

Setelah Iman, yang paling berharag bagi kita adalah Waktu. Kita jarang sekali merasakan bahwa sesungguhnya waktu adalah sesuatu yang sangat berharga sehingga kita kadang-kadang membiarkannya berhamburan sia-sia. Tanpa merasa dosa kita mengisinya dengan bersantai-santai, berbicara sia-sia, dan lain-lain yang serba sia-sia. Kita sering membiarkan begitu saja. Padahal, semestinya kita mengerti bahwa modal kita yang sebenarnya setelah Iman adalah Waktu. 

Inilah sesungguhnya yang menyebabkan umat Islam tidak bisa tampil unggul. Inilah yang menyebabkan kita tidak sesukses orang lain yang mengerti tentang rahasia waktu. Allah berfirman dalam Al-Qur'an (yang artinya), "Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati suapaya mentaati kebenaran kebenaran dan menetapi kesabaran." (QS. Al Ashr (103) : 1-3) 

Wal ‘ashri, ‘demi waktu’; innal insaana lafiil khushrin, ‘sesungguhnya setiap manusia itu tambah hari tambah merugi, tambah tua tambah merugi; illalladziina aamanuu wa amilushshaalihaati, kecuali orang yang efektif, yang menjadikan pertambahan waktunya sebagai peningkatan mutu iman, mutu amal; wa tawaa shaobil haqqi wa tawaa shaobishshobri, dan setiap waktu terus meningkatkan kemampuan dirinya, sehingga kehadiran dirinya di dunia ini menjadi jalan nasehat baik dengan tutur kata atau prilaku bagi orang lain, dalam kebenaran dan kesabaran’. Setiap waktunya diolah agar dia makin hari makin rindu akan nasehat. Inilah sesungguhnya orang yang beruntung. 

Sebaliknya, orang yang tidak mengunakan waktunya dalam empat perkara yaitu – Iman, Amal Shaleh, Nasehat menasehati dalam menetapi kesabaran – menurut Allah Azza wa Jalla yang menciptakan hidup ini, orang itu akan merugi walaupun ia berumur panjang.

Saudaraku yang budiman, sudah sering kita bahas bahwa untuk menjadi manusia unggul, yang pertama kita harus lakukan adalah percepatan, yaitu bagaimana kita mengisi waktu kita agar lebih baik daripada yang dilakukan orang lain. Waktu kita sama, sehari hanya 24 jam. Tapi mengapa ada orang yang dengan waktu 24 jamnya itu melesat prestasi dan karyanya, dia bisa bermanfaat bagi umat manusia, mengurus ribuan, bahkan jutaan orang sedangkan yang lain ada yang untuk mengurus dirinya sendiri saja tidak bisa? 

Orang-orang non Islam dengan orang-orang Islam sama jatah waktunya 24 jam sehari. Dunianya sama seperti dunia yang kita tempati, dunia yang satu ini juga. Tapi mengapa kita, yang orang Islam ini, jauh ketinggalan? Diantara penyebabnya adalah karena kita belum mengerti betapa dahsyatnya kekuatan waktu! Kita belum mengerti betapa berharga dan pentingnya waktu! 

Sahabat-sahabat sekalian! Islam mengajarkan agar pemeluknya menggunakan waktu ini untuk empat perkara, seperti yang dikemukakan di atas. Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Maka, jangan biarkan ia berlalu, kecuali kita isi dengan sesuatu yang berharga pula. Piring yang bagus, yang mahal jangan diisi dengan sampah. Sampah hanya layak disimpan di tong sampah. Begitupun dengan waktu yang sangat mahal harganya. Kelakuan, pikiran, sikap, tutur kata, dan apa pun yang kita lakukan, semuanya pasti memakan waktu. Maka, kita tidak boleh melakukannya kecuali bila dipandang berharga dan bermanfaat. Kalau dalam setiap perpindahan waktu kita mampu melakukan sesuatu yang terbaik, maka tidak usah heran kalau hidup kita senantiasa membawa manfaat terbaik pula. 

Yang menjadi masalah bukan terletak pada waktunya, tetapi bagaimana kita bisa mengisinya dengan cara sebaik-baiknya. Waktu yang telah berlalu tidak mungkin bisa terulang kembali. Shalat Maghrib yang kita lakukan pada suatu hari, misalnya, itu terjadi hanya satu kali, dan tidak pernah terulang kembali dalam sepanjang hayat kita. Kalau melakukan dengan seenaknya saja, tidak bermutu, maka kita sudah kehilangan sebuah shalat maghrib. Kita duduk-duduk bersama di dalam masjid, menunggu seorang penceramah tiba. Di antara kita ada yang sibuk membaca Al-Qur’an, ada yang sibuk berdzikir, tetapi mungkin ada juga yang sibuk melamun. Jelas, waktunya sama, tapi hasilnya berbeda. Semua tergantung pada bagaimana kemampuan kita dalam memanfaatkannya.

Saudaraku yang budiman, berdasarkan keterangan dalam Al Qur’an, untuk mengisi waktu-waktu kita, kuncinya adalah, sekali lagi kita mesti memegang empat perkara. Yaitu, kita harus berupaya keras agar kita mampu meningkatkan mutu keyakinan kepada Allah. Makin tinggi tingkat keyakinan kita kepada Allah, maka hati kita akan menjadi semakin tenang. Sebaliknya, makin merosot tingkat keyakinan kepada Allah, selamanya kita akan dirundung rasa was-was, resah, gelisah, takut, bingung, cemas, dan cape dalam hidup ini. Mengapa..? 

Sudah menjadi sesuatu yang manusiawi bahwa kebanyakan orang akan merasa tenang hidupnya kalau ia memiliki backing yang kuat. Seorang anak akan merasa aman jika orang tuanya kaya raya. Ia akan merasa lebih tentram dibandingkan kalau orang tuanya serba kekurangan. Seseorang yang berteman dengan orang cerdas, yang mampu menyelesaikan banyak masalah, akan merasa tentram karena kecerdasan temannya itu akan membantu dia ketika ia bertemu berbagai masalah. 

Nah, di atas semua itu hanya Allah. Bagi orang yang berhasil mengenal Allah, beruntunglah, karena ia akan menyadari bahwa Allahlah yang memiliki kemampun Mahasempurna. Sekali Allah berkehendak menolong hamba-Nya, maka tidak pernah akan ada satu pun yang bisa mengahalangi walaupun berkumpul jin dan manusia menolaknya. Allah Mahakaya, Dialah yang memiliki kekayaan alam semesta ini. Dia tidak akan pernah kikir dengan kekayaan-Nya itu. Dia tidak akan pernah lupa dengan kebutuhan kita. Dia lebih tahu dengan apa yang kita butuhkan dari pada diri kita sendiri. Allah Mahatahu masalah kita. Allah Mahatahu kesibukan kita. Allah Mahatahu segala sesutu yang terbaik bagi kita. Maka, orang yang punya keyakinan yang baik kepada Allah, dialah yang akan menang. Dialah yang akan merasa aman dalam hidup ini. 

Acaman apa pun yang menimpa dirinya, tidak akan membuatnya gentar. Walaupun pistol di todongkan di dahi, bayonet di sorongkan tepat di depan perutnya, granat siap meluluhlantakan tubuhnya, tetapi kalau Allah tidak mengijinkan, semua acaman itu tidak akan bisa melukainya. Allah berfirman dalam Al Qur’an,"Maa ashoba mimmusibatin illaa bidznillah " tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa sesorang kecuali dengan izin Allah.’(QS. At Taghaabun (64):11) 

Orang punya keyakinan baik kepada Allah, ia akan semakin berlindung kepada-Nya. Masalah apa pun yang menimpa pada dirinya, tidak akan menggoyahkan keyakinanya, malah justru ia semakin dekat dengan Allah. Karena, masalah pada hakikatnya adalah bagian karunia dari Allah. Dengan masalah, berarti ia sedang dididik oleh Allah untuk semakin mengerti hidup ini, semakin tambah pengalaman, semakin tambah ilmu, dan semakin tambah wawasan. Ia tahu bahwa Allah berjanji, Wa may yattaqillaaha yaj’al lahuu makhrajaa, (QS. Ath Thalalaaq (65):2) ‘dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan memberikan jalan keluar baginya’. Maka, justru karena adanya masalah, kedudukannya naik di sisi Allah. 

Dan, keyakinan yang baik kepada Allah adalah keyakinan dalam waktu. Kalau kita mengisinya dengan memperbanyak maksiat dan kesia-siaan, ingat-ingatlah bahwa kemaksiatan dan kesia-sian pasti merusak mutu keyakinan kepada Allah. Kalau kita sudah mulai gemar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat, maka hati kita akan semakin keras. Sebaliknya, kalau kita berhasil mengurangi dan meredam dari kemungkinan berbuat maksiat, hati kita akan semakin bercahaya.

Barokallahu Fikum.....
Semoga Bermanfaat.
Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar