Menu

Jumat, 01 September 2023

NIKMATI IKHTIAR

NIKMATI IKHTIAR, SEMPURNAKAN AMAL


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Sabtu, 16 Syafar 1445 H /2 September 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Mu'minuun, ayat 1-3, yang 

Artinya : "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada guna". (QS. Al Mu'minuun [23] : 1-3) 

Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. 

Saudaraku yang dirahmati Allah, betapa indahnya menyimak firman Allah, Dzat Pemilik segala kemuliaan, yang menegaskan bahwa orang-orang yang beruntung adalah mereka yang beriman. Betapa tidak! Ada banyak karunia kesanggupan yang dianugerahkan Allah kepada mereka dalam mengarungi hidup di dunia ini, sehingga memiliki bekal yang luar biasa dahsyat dan melimpah manakala mereka pulang ke akhirat kelak. 

Dua diantara karunia-Nya itu bahkan sungguh amat mengesankan. Yang Pertama, mereka dikaruniai kesanggupan untuk dapat mendirikan shalat yang khusyuk. Padahal shalat yang khusyuk itu adalah shalat yang mencerminkan keikhlasan niat dan kesungguhan agar ibadahnya diterima, sehingga insya Allah akan membuahkan ma'rifat yang tinggi kepadaNya. Yang Kedua, mereka dikaruniai kesanggupan untuk menjauhi diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia.

Hikmah dari kedua karunia itu adalah bahwa orang-orang yang benar-benar beriman mampu dengan sekuat-kuatnya meningkatkan kesungguhan niat dan cara dalam melakukan amal apa pun, serta mampu menikmatinya. Subhanallah! Tampaknya kesungguhan inilah memang yang harus pula dimiliki sekiranya kita mengharapkan senantiasa ditolong dan diperhatikan oleh Allah Azza Wa Jalla. Terjadinya kita melakukan suatu amalan, tetapi terasa biasa-biasa saja, tanpa adanya pertambahan nilai dan mutu apa pun pada diri kita, itu karena memang belum bersungguh-sungguh agar amalan kita diterima utuh olehNya. 

Coba saja rasakan manakala kita duduk dalam suatu shaf ketika shalat Jum'at atau mengikuti suatu pengajian. Ketika kotak kencleng berlalu dihadapan ternyata kita kerapkali bersikap "Dingin-dingin" saja. Betapa tidak merasa rugi kita mendorong-dorong kotak kencleng ke samping sehingga begitu cepat sampainya ke pinggir. Bahkan merasa malah gembira ketika kencleng itu tidak berlalu dihadapan kita. Nyaris tidak ada sentuhan ketergugahan menerpa hati dan pikiran kita. Padahal, lewatnya kencleng di hadapan kita itu adalah karunia Allah juga. 

Begitu banyak di dunia ini orang yang dititipi oleh-Nya rizki yang melimpah, tetapi seraya tidak dikaruniai kesanggupan untuk menafkahkannya di jalan Allah. Atau yang lebih ringannya, merasa bingung harus disedekahkan ke mana dan kepada siapa. Seharusnya episode datangnya kencleng menghampiri kita itu membuat kita semakin peka. Seharusnya hati kita bertanya? Mengapa, Ya Rabb, kencleng itu Engkau ijinkan menghampiri saya? Oh, saya ingat baru saja tadi pagi saya diberi rizki uang oleh Allah sepuluh ribu rupiah. Rupanya ada hak masjid di dalamnya yang belum saya keluarkan? Maka, segeralah keluarkan dengan ikhlas sebelum diambil dengan paksa kembali oleh-Nya.

Saudaraku yang dimulyakan Allah, ketahuilah, syetan itu berupaya menghancurkan amal kita pada tiga bagian, yakni Sebelum, Sedang, dan Sesudah. 

Sebelum beramal ditipu olehnya supaya kita mengurungkan niat untuk beramal. Ketika Sedang beramal, ditipu olehnya supaya amal kita tidak sempurna. Ketika Sesudah beramal pun, syeran masih berupaya supaya kita Riya dan Ujub, ingin amal itu dilihat dan dipuji orang, bahkan dijadikan Status di Media Sosial. 

Sebaiknya kita harus lebih waspada menghadapi tipuan-tipuan syetan semacam ini. Kita harus menjaga sekuat-kuatnya Ketiga Moment amal tersebut. Dan kuncinya adalah sempurnakan ikhtiar baik saat berniat, saat melakukan, maupun saat amal itu selesai ditunaikan. 

Manakala terdengar adzan dikumandangkan dari masjid, waspadalah syetan akan segera menasehati, “Tunggulah barang sebentar lagi sampai adzan selesai. Lagi pula di masjid itu telah biasa tadarus Al-Qur'an dulu sebelum Iqomah dikumandangkan.” Segera tepiskan bisikan itu dan pergilah ke masjid! Karena, boleh jadi umur kita akan berakhir begitu adzan selesai. Kalau tidak segera shalat, bahaya. Bisa-bisa kita Su'ul Khatimah... Naudzubillah Tsuma Naudzubillah. 

Ketika sampai di masjid, waspadalah syetan akan kembali menasehati, “Duduknya dekat pilar saja supaya bisa bersandar kalau mengantuk.” Katakan Tidak!, Shaf Pertama adalah shaf yang paling utama. Kejar dan sempurnakan ikhtiar kita!

Ketika usai mendirikan shalat, waspadalah pula syetan tak akan lelah untuk menasehati. Mungkin kali ini dengan mengutip guyonan teman, “Ayo, jangan sampai telat dua kali. Kalau datang telat, maka pulangnya jangan sampai telat juga. “Tidak! Lawan! Terjanglah godaan itu dengan cara menyempurnakan shalat kita dengan amalan, dzikir, doa, dan shalat sunnah ba'diyah (kalau ada). 

Tetaplah berhati-hati manakala melihat orang-orang lain bergegas keluar dari masjid begitu usai shalat. Syetan tak akan sungkan membisiki hati, dengan perasaan Ujub dan Takabur. Hati pun serta merta akan menggerundel. “Lihat orang-orang itu benar-benar tergoda oleh syetan. Mungkin, imannya lagi lemah.” Ini meremehkan orang lain. Justru kita ternyata yang terjebak oleh tipu daya syetan.

Pendek kata, peliharalah agar kita tidak menjadi Riya, dan sombong dengan amal-amal kita. Caranya dengan menikmati ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam menyempurnakan setiap amalan kita. 

Tampaknya amalan-amalan yang demikianlah yang akan membuat Allah mengkaruniakan ilmu lanjutan, yakni ilmu yang sebelumnya tidak kita ketahui. Ini hikmah lain dari ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam menyempurnakan setiap amal. Karena “Barangsiapa mengamalkan ilmu yang diketahuinya dengan sebaik-baiknya, niscaya Allah akan mewariskan kepada kita ilmu yang lain yang belum kita ketahui sebelumnya.” 

Jadi, kalau kita ingin menjadi ahli ilmu yang luas dan bermanfaat, maka kuncinya adalah dengan berjuang menjadi ahli amal yang disempurnakan dan dijaga mutunya. Jangan tergiur oleh banyaknya amal, tetapi rindukanlah bisa menyempurnakan amal-amal kita. 

Saudaraku yang baik, tentu yang dimaksud bukan sekedar menyempurnakan amal-amal berupa ibadah mahdhah yang memang telah disyariatkan oleh Allah. Yang tidak kalah pentingnya juga adalah dalam masalah-masalah keduniaan yang dihadapi sehari-hari. Kita harus menikmati ikhtiar menyempurnakannya. 

Suatu hari, misalnya, kita naik bis kota. Tiba-tiba didapati disamping kita ada seorang ibu yang tengah hamil tua sedang berdiri, tidak kebagian tempat duduk. Mestinya hati kita peka, “Mengapa Allah menakdirkan ada wanita hamil berdiri di dekat saya? Padahal saya sudah susah payah mendapatkan tempat duduk ini. Subhanallah, ini mungkin ladang amal bagi saya.” 

Jangan ragu untuk bangkit memberikan tempat duduk kepadanya. Ikhlaskan hati kita karena peluang ladang amal dan kesanggupan kita untuk beramal seperti ini belum tentu diberikan Allah kepada yang lain. Nikmatilah ikhtiar kita menyempurnakan amal seperti ini dan jagalah amal ini dari awal kita berniat hingga akhir. Karena, inilah syarat amal kita akan diterima. Insya Allah. 

Ketika bekerja di kantor, mestinya motivasi kita lain dari orang kebanyakan. “Saya bekerja disini bukan semata untuk mendapatkan uang melainkan inilah peluang saya untuk beramal.” 

Dengan demikian, tugas-tugas yang diamanahkan kepada kita pun harus dikerjakan seoptimal mungkin. Sama sekali kerajinan dan ketekunan kita menjaga amanah tersebut bukan karena ingin naik pangkat atau ingin dapat pujian dan penghargaan. Hal-hal semacam ini Cuma perkara enteng. Allah lebih tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. “Akan tetapi, perkara saya harus menyempurnakan tugas-tugas saya sepanjang ini disukai Allah, inilah kenikmatan tiada tara, “ demikian prinsip yang harus tetrhujam dalam hati sanubari kita. 

Tidak usah heran kalau nanti karir kita jadi bagus. Rekan-rekan sejawat pun memuji etos kerja kita tinggi, jujur, ulet, dan gigih. Atasan pun senang, sehingga tidak segan memuji, memberi bonus, bahkan mempromosikan kita ke jabatan yang lebih tinggi. Subhanallah, padahal kita berbuat maksimal seperti itu motivasinya hanya ingin amalan kita diterima Allah. 

Walhasil, kemuliaan di dunia kita dapatkan dan insya Allah kemuliaan di akhirat pun tinggal kita jelang. Inilah buah dari ikhtiar menyempurnakan segala sesuatu. Ya, menyempurnakan amal itu memang merupakan tradisi yang baik, yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. 

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa bersungguh-sungguh menumpahkan perhatian kepada dapat disempurnakannya amal kita yang mungkin masih sedikit ini. Ini tiada lain agar amal yang sedikit ini diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Mudah-mudahan dengan demikian kita termasuk orang yang memiliki tingkat keikhlasan dan ketakwaan yang tinggi dalam pandanganNya.

Sumber : manajemenqolbu.com

Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat.
Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar