Menu

Selasa, 06 Agustus 2024

PENYAKIT WAHN

BAHAYA PENYAKIT WAHN


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Rabu 2 Shafar 1446 H /7 Agustus 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Saudaraku...!

Makna wahn secara etimologi

Secara bahasa wahn bermakna dha’f (lemah), baik secara materi atau maknawi, menimpa pribadi atau kolektif. Wahn juga bisa diartikan jubn (takut atau pengecut), namun ia masih bagian dari dha’f. Seperti Wahana al-Rajul, maksudnya: ia takut saat berjumpa musuh.

Al-Qur’an telah menggunakan makna ini dalam beberapa ayat, di antaranya:

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا

Artinya : “Ia (Zakaria) berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.” (QS. Maryam: 4)

كَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا

Artinya : “Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah kepada musuh).”QS. Ali Imran: 146)

وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Artinya : “Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Nisa’: 104) maknanya: jangan jadi pengecut.

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 139)

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” (QS. Luqman: 14)

Dari Tsauban Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Artinya : “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah bersabda,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, ”Akan terjadi masa di mana umat-umat di luar Islam berkumpul di samping kalian, wahai umat islam. Sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang menyantap hidangan.” Lalu, seorang sahabat bertanya, ”Apakah kami pada saat itu sedikit, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Tidak. Bahkan, ketika itu, jumlah kalian banyak. Akan tetapi, kalian ketika itu bagaikan buih di lautan. Ketika itu, Allah hilangkan dari musuh-musuh kalian rasa segan dan takut terhadap kalian dan kalian tertimpa penyakit wahn.” Sahabat tadi bertanya lagi, ”Wahai Rasulullah, apa yang baginda maksud dengan wahn itu?” Rasulullah menjawab, ”Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Dawud).

Kehidupan manusia di dunia ini dimulai saat Allah SWT meniupkan ruh kepada janin yang berada di dalam rahim ibu. Kemudian, jika ia ditakdirkan hidup didunia, ia pun dilahirkan dan menjalani kehidupan dunia. Selanjutnya, ia akan tumbuh untuk menghabiskan sesaat kehidupan di dunia ciptaan-Nya. Saat ajal tiba, itulah akhir kehidupan manusia di dunia, namun pada saat itu pula dimulailah masa penantian yang panjang di alam barzah. Tatkala Allah perintahkan sangkakala untuk ditiup, saat itulah manusia bersiap-siap dengan penuh harap cemas akan nasib yang sebentar lagi akan ia jalani tanpa batas waktu.

Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda, ”Saat manusia tumbuh menjadi besar, ada dua hal yang ikut menjadi besar bersamanya, yakni cinta harta dan terangan-angan akan panjang usianya.” (HR. Bukhori).

Dalam hadis di atas, Rasulullah Saw menjelaskan kecenderungan manusia secara umum. Kecintaan kepada harta akan muncul seiring dengan berulangnya kepuasan untuk menutupi segala kebutuhannya dengan harta. Begitu pula angan-angan akan panjangnya usia semakin meningkat seiring dengan berulangnya kenikmatan yang ia dapatkan dari masa ke masa. 

Kedua hal tersebut tidak hanya kita pandang dari sisi negatifnya saja yang berakhir dengan ketamakan dan ketakutan terhadap kematian. Namun, juga dari sisi positifnya, kedua hal tersebut akan mengarahkan manusia kepada pemberdayaan potensi masyarakat dan keberlangsungan estafet dakwah. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kedua kecenderungan itu sering kali mengarahkan manusia kepada sisi negatif. Maka, di sinilah pentingnya semangat mencari ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan agama yang akan membimbing manusia kepada pemahaman hakikat kehidupan yang benar.

Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “ (HR. Bukhari).

Kita harus bisa menyikapi agar kita bisa terhindar dari penyakit ini, yaitu dengan mengetahui hakikat dunia dan hakikat mati serta terus bermujahadah untuk menghindari dua sifat tersebut. Seperti yang tersirat dalam firman Allah disebutkan bahwa hakikat dunia adalah : Sebagaimana Firman Allah Swt :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ

Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” ( QS.Ali-Imran 3 : 14 )

Ketika manusia memahami hakikat jati dirinya,maka dia akan sadar bahwasanya kehidupan didunia hanya sebatas sandiwara belaka,sebagaimana firman Allah Swt :

اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Artinya : “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” ( QS.Al-Haadid 57 : 20 ).

Dampak dari penyakit wahn yaitu sibuk mengumpulkan harta, menempuh segala cara mendapatkannya yang halal maupun haram, meninggalkan jihad, kikir dan bakhil, rakus dan thama’, curang dalam mu’amalat, dan sebagainya.

Sedangkan takut mati adalah konsekuensi bagi orang yang sangat cinta dunia. Seseorang yang sangat cinta dunia pasti ia takut menghadapi kematian yang akan menghilangkan kenikmatan-kenikmatan yang diimpikannya Takut mati menjadikan seseorang berusaha mendapatkan kemakmuran hidup dengan segala cara, menghindari ketaatan yang beresiko kematian atau berkurang kekayaan, tidak pernah bersiap-siap untuk hadapi kematian, tidak menyiapkan bekal kebaikan untuk kehidupan sesudah kematian, terlalu larut menikmati dunia, berusaha memuaskan syahwatnya, dan sebagainya.

Maka solusinya untuk menghindari penyakit wahn adalah sebagai berikut:

  1. Menguatkan iman yang hakiki dan paripurna secara totalitas.
  2. Memahami dengan memperdalam ilmu agama tentang hakikat dunia dan ujian-ujiannya.
  3. Membiasakan dalam melakukan amal-amal shalih dan amal kebajikan dengan mengharapkan ridho Allah Swt.
  4. Berdoa kepada Allah Swt. agar diselamatkan dari fitnah dunia

 Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

*Ditulis oleh : Ustadz Agus Handoko, M.Phil. (Kordinator Dakwah Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) dan Dosen STAI-PTDII)

-----------NB-----------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar