HARI LEBAGARAN 4 ADAB INI JANGAN DILUPAKAN
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Senin 1 Syawal 1446 H /31 Maret 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Alhamdulillah segala puji bagi Allah. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yang membalas doa hamba-hamba-Nya, apabila kita berdoa dan mengingat-Nya.
Sholawat serta salam tak lupa mari kita junjung tinggi kepada Baginda Nabi Muhammad SAW bersama ahlul baitnya, juga kepada guru-guru kami, orang tua kami saudara kami, pemimpin-pemimpin kami, muslimin dan muslimat, yang terdahulu juga yang akan datang.
Di antara makna dan pengertian adab yang sangat mudah dipahami adalah majmū’atun min makārimil akhlāq. Artinya, adab adalah sebuah istilah yang mencakup seluruh akhlak mulia, tata krama, budi pekerti luhur, dan perilaku yang baik.
Maka insan adabi adalah orang yang mempelajari sifat-sifat dan akhlak terpuji yang diajarkan dalam al-Quran dan Sunnah, lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun terkadang, beberapa ayat dan hadits yang berkaitan tentang adab seroang muslim, meskipun itu viral dan masyhur di tengah masyrakat, seakan-akan, pelajaran dan hikmahnya malah dilupakan begitu saja. Sehingga ada beberapa adab yang diabaikan, khususnya pada hari lebaran. Berikut ini di antara fenomena adab yang terlupakan di hari raya Idul Fitri.
Pertama: Adab Makan dan Minum
Syahwat perut termasuk syahwat yang paling merusak. Gegara salah makan, Nabi Adam dan Hawa dikeluarkan dari Surga. Karena nafsu perut yang selalu dituruti, syahwat kemaluan kian bergejolak dan sulit untuk dikendalikan. Karena kebanyakan makan, beribadah jadi malas dan asal-asalan.
Maka dari itu, Ramadhan mengajarkan kepada kita semua tentang keutamaan menahan lapar dan dahaga. Dari puasa sebulan penuh, kita belajar agar tidak berlebihan saat makan dan minum.
Namun sayangnya, pesan yang sangat penting dari bulan Ramadhan ini, seakan tidak diindahkan. Sehingga di hari lebaran tanggal 1 Syawal dan seterusnya, orang yang memang hobinya banyak makan dan minum, kembali berfoya-foya.
Apalagi di momen hari raya Idul Fitri, ada banyak menu yang dihidangkan. Seakan-akan menjadi menjadi ‘kesempan emas’ untuk ‘balas dendam.’
Inilah fenomena adab yang terlupakan di hari lebaran: makan dan minum secukupnya. Sebab dalam al-Quran, secara gamblang kita dilarang makan dan minum berlebih-lebihan.
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
Yā banī ādama khużụ zīnatakum ‘inda kulli masjidiw wa kulụ wasyrabụ wa lā tusrifụ, innahụ lā yuḥibbul-musrifīn
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Kedua: Adab Berinteraksi dengan Lawan Jenis
Silaturahim di hari lebaran merupakan salah satu tradisi dan budaya yang baik dan masih bertahan hingga sekarang. Namun sayangnya, tak jarang momen yang indah ini, justru menjadi wasilah terbukanya pintu-pintu kemaksiatan.
Di antara contoh kemaksiatan yang sering kali terjadi di hari raya Idul Fithri: bersalaman dengan lawan jenis yang bukan mahram.
Padahal, selain menundukkan pandangan agar tidak jatuh pada zina hati, seorang muslim dan muslimah yang beradab, tidak mungkin melakukan kontak fisik dengan mereka yang bukan mahram.
Namun terkadang, lantaran sepupu masih dianggap sebagai saudara karena ia adalah anak dari paman atau bibi, sebagian masyarakat mengira bahwa sepupu adalah mahram sehingga diperbolehkan bersentuhan saat berjabat tangan. Terkecuali jika sepupu itu adalah saudara sepersusuan. Itu jelas mahram abadi.
Adapun anggota keluarga lainnya yang kerap dianggap sebagai mahram padahal bukan adalah istri atau suami dari paman atau bibi kita.
Maka dari itu, sangat penting sekali bagi kita semua mempelajari lagi skema mahram dalam tinjauan syariat Islam. Agar tidak salah dalam berjabat tangan. Karena ancaman bersalaman dengan non-mahram sangat berat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لِأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمَخِيْطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ
“Seandainya kepala seseorang kalian ditusuk dengan jarum yang terbuat dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Imam ath-Thabrani dalam al-Mujam al-Kabir no.486, 487 dan ar-Ruyani dalam Musnad-nya, 2/227)
Ketiga: Adab Berbicara
Termasuk adab yang kurang baik di hari lebaran adalah ketika sebagian besar dari kita membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat. Biasanya di ajang kumpul-kumpul bersama kerabat atau kawan lama, obrolan kian ngelantur tidak terarah.
Pembicaraan ngalor-ngidul tidak berfaidah. Bahkan tak jarang, terselip unsur perundungan atau bullying kepada sebagian orang. Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallama bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” (HR. Al-Bukhari Muslim)
Keempat: Adab Keluar Rumah
Menggunakan pakaian terbaik di hari lebaran merupakan salah satu cara memuliakan hari raya Idul Fitri.
Namun bukan berarti para wanita diperbolehkan mempertontonkan keindahan mereka supaya bisa dilihat orang banyak. Pada momen-momen akbar seperti ini, saat keluar rumah untuk merayakan kemenangan, larangan tabarruj bagi perempuan tetap berlaku. Demikian pula, anjuran ghadul bashar artinya menjaga pandangan atau menundukkan pandangan. Perintah ini merupakan bagian dari ajaran Islam yang penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari bagi lelaki harus lebih ditekankan.
Baik laki-laki atau perempuan, muslim dan muslimah, harus saling menjaga diri agar tidak menjadi fitnah bagi lawan jenis.
Pada umumnya, fitnah antar lawan jenis sering kali diawali dari pandangan yang tidak terkontrol. Karena mata adalah duta hati.
Ibarat kata pepatah, dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati.
Dan salah satu bencana terbesar dalam sebuah percintaan adalah butanya mata hati.
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Hubbuka asy-syai-a yu’mi wa yushim.
“Kecintaanmu pada sesuatu bisa membuatmu buta dan tuli.” (HR. Abu Daud No. 5130. Hadits ini sanadnya dha’if)
Seseorang yang sudah mempunyai pasangan yang sah, gegara tidak pandai menjaga perasaan, dan itu disebabkan karena tidak pandai menundukkan pandangan, nekat melakukan perselingkuhan.
Sudah banyak kasus terjadi. Kasus perceraian kian marak, justru bermula dari momen reuni saat lebaran. Wal ‘iyādzu billāh.
Maka dari itu, demi mencegah terjadinya kemakisatan yang besar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama, memberi peringatan kepada kita semua, bahwa “Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu.” (HR. Ahmad no. 8356)
Semoga pembahasan ini menjadi bekal bagi kita semua khususnya buat diri saya sendiri dalam menyambut hari lebaran hari raya Idul Fitri tahun ini. Dan mudah-mudah Allah senantiasa melindungi kita dari perilaku dan akhlak yang buruk. Aamiin.
Wallāhul muwaffiq ilā aqwamith tharīq
Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua, jika ada yang baik itu datang dari Allah dan jika ada yang buruk itu datang dari diri saya pribadi. Mohon maaf atas kekhilafan tutur kata dan perbuatan. Semoga Allah membimbing kita semua ke jalan yang benar.
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم , فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Aqulu qawli hadza wa astaghfirallahi li walakum, fastaghfiruh innah hu huwal ghafur rahim
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Penulis : Ahmad Anshori, Lc.
Artikel : Muslim.or.id
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar