DOSA SYIRIK KECIL SEPERTI RIYA’ DAN UJUB TIDAK DIAMPUNI?
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Selasa, 17 Syawal 1446 H /16 April 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Allah Ta’ala berfirman di dalam surah An-Nisa ayat 48,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS An-Nisa ayat 48)
Apakah ayat ini berlaku pada syirik besar saja atau juga syirik kecil?
Terjadi perbincangan hangat di tengah para ulama, apakah syirik kecil juga tidak diampuni oleh Allah Ta’ala berdasarkan tekstual atau tersuratnya ayat di atas.
Pendapat pertama: dosa syirik kecil termasuk yang tidak akan diampuni Allah Ta’ala apabila dibawa mati dan belum sempat bertobat.
Alasannya, karena ayat 48 surat An-Nisa di atas mengandung lafaz umum, sehingga menggeneralisasi hukum yang dijelaskan. Artinya, syirik yang dimaksud dalam ayat tersebut mencakup di dalamnya syirik besar dan syirik kecil, seperti riya’, ‘ujub, bersumpah selain dengan nama Allah, dan semisalnya.
Selain itu, lafaz أن يشرك به (berbuat syirik) dalam kaidah bahasa Arab ini disebut masdar mu’awwal, sehingga maknanya adalah إشراكا به. Sementara masdar mu’awwal dalam kaidah bahasa Arab mengandung makna umum, yaitu segala bentuk syirik, baik syirik besar maupun kecil.
Di antara ulama yang memegang pendapat ini adalah Syekh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah dalam Al-Qoulul Mufid (1: 111) dan juga Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah dalam laman resmi beliau binbaz.org.
Pendapat kedua: syirik kecil tersebut kedudukannya seperti maksiat lainnya. Surah An-Nisa ayat 48 di atas tidak mencakup dosa syirik kecil. Ayat tersebut hanya berlaku pada dosa syirik besar sebagai dosa yang tidak diampuni jika tidak bertobat sampai meninggal dunia. Adapun dosa syirik kecil, ada potensi diampuni oleh Allah Ta’ala di akhirat. Dalam bahasa akidah ahlusunah disebut “tahta masyi’atillah” (tergantung kehendak Allah). Artinya, orang yang meninggal dunia membawa dosa syirik kecil, seperti riya’, sum’ah, dan lain-lain yang belum dia tobati, maka nasibnya di akhirat sesuai dengan kehendak Allah Ta’ala. Apabila Allah Ta’ala berkehendak langsung memaafkan, maka dosa tersebut akan diampuni. Apabila Allah berkehendak mengazabnya dahulu, maka dia akan diazab terlebih dahulu.
Alasannya adalah menyimpulkan bahwa ayat 48 surat An-Nisa mencakup syirik kecil, berkonsekuensi ayat-ayat yang menyebutkan kata syirik juga berlaku pada syirik kecil, sehingga hukumannya juga sama berlaku pada syirik besar, yaitu: menghapus seluruh amal, sebab kekal di neraka, dan tidak diampuni Allah bila dibawa mati.
Ayat-ayat tersebut adalah
لَئِنۡ أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
Artinya : “Sungguh jika engkau menyekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi.” (QS. Az-Zumar: 65)
إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ
Arrtinya : “Sesungguhnya siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim itu.” (QS. Al-Ma’idah: 72)
Tentu tidak ada ulama yang berpandangan demikian.
Di antara ulama yang memegang pendapat ini adalah Syekh Abdurrahman Al-Barrak dalam website resmi beliau sh-albarrak.com.
Pada akhirnya, adanya perdebatan ulama tentang syirik kecil apakah masuk tidak diampuni atau tidak, ini menunjukkan betapa bahayanya syirik kecil, apalagi syirik besar. Sudah saatnya kita khawatirkan dan kita jauhi sejauh mungkin. Wallahu a’lam bisshowab.
Penulis : Ahmad Anshori, Lc.
Artikel : Muslim.or.id
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Penulis : Ahmad Anshori, Lc.
Artikel : Muslim.or.id
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar