KETIKA HATI BERKARAT
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Saudaraku....!
Hari ini Senin 14 Dzulqaidah 1446 H /12 Mei 2025
Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.
Saudaraku...!
Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.
Hadirin yang dirahmati Allah....
Hati tidak mungkin bersinar manakala keduniaan menutupinya. Hikmah Al Hikam ke-13, Al Imam Syekh Ahmad Ibnu Atho'illah As Sakandari menasihatkan: Bagaimana mungkin kalbu akan bersinar, sedangkan bayang-bayang dunia masih terpampang di cerminnya?
Bagaimana mungkin akan pergi menyongsong Ilahi, sedangkan ia masih terbelenggu nafsunya?
Bagaimana mungkin agar bertamu kehadirat-Nya, sedangkan ia masih terbelenggu nafsunya? Bagaimana akan bertamu kehadirat-Nya, sedangkan ia belum bersuci dari kotoran kelalaiannya? Bagaimana mungkin diharapkan dapat menyingkap berbagai rahasia, sedangkan ia belum bertobat dari kekeliruannya.
Dalam hikmah di atas, Al Imam Ibnu Atha’illah mengungkapkan kejanggalan yang dilihatnya. Menurutnya bagaimana mungkin seseorang bisa meraih sesuatu keinginannya, sedangkan ia masih melakukan hal-hal yang justru merintangi pencapaiannya.
Hati bercahaya hanya dapat diraih dengan cahaya iman dan keyakinan, bukan dengan harta dan hal-hal lain yang bersifat duniawi. Keduniaan justru akan membuat hati menjadi gelap.
Perjalanan menuju Allah hanya bisa dilakukan dengan memutus belenggu nafsu dan syahwat, bukan dengan menuruti keduanya. Pertemuan dengan Allah hanya bisa terjadi bila hati telah suci.
Hati yang masih belum suci atau masih dikotori oleh kelalaian, akan menghalangi pertemuan dengan-Nya. Kemampuan menguasai ilmu dan mengetahui detail-detail rahasia, hanya bisa didapat melalui ketakwaan, bukan dengan keinginan yang besar untuk selalu melakukan maksiat.
Dalam sebuah kabar disebutkan, “Siapa yang beramal dengan ilmunya, maka Allah akan mewarisinya ilmu yang tidak diketahuinya”. Keterangan tersebut sebenarnya saling memengaruhi satu sama lain.
Tampilnya gambaran keduniaan di dalam cermin hati menjadi sebab terbelenggunya hati oleh syahwat. Keterbelengguan hati dapat menyebabkan kelalaian. Kelalaian menjadi sebab segala kekeliruan, dan kekeliruan menjadi sebab butanya hati.
Tuan Guru KH Muhammad Bakhiet dalam kesempatan tausiah menjelaskan, tiap-tiap sesuatu itu ada alat pembersihnya, dan alat pembersih hati adalah zikir kepada Allah. Sedangkan membersihkan hati yang berkarat adalah dengan tobat dan memperbanyak dzikir.
Barangkali juga kita belum menyadari apakah kita ini termasuk orang yang hatinya dipenuhi dengan gambar-gambar dunia, atau hatinya diterangi cahaya Islam, iman dan ihsan. Karena tidak mengetahui tanda-tandanya.
Para ulama terdahulu yang saleh menjelaskan tentang tanda orang-orang yang hatinya itu dipenuhi duniawi. Tanda hati gelap yang tidak bisa ditembus dengan cahaya Islam, Iman dan Ikhsan. Setidaknya ada Sepuluh Tanda.
Saudaraku yang dirahmati Allah
Hati itu bagaikan cermin, semakin kotor cermin itu maka semakin redup sinar Makrifat yang dipantulkannya. Sebaliknya, semakin bersih cermin itu, semakin terang pantulan sinar makrifatnya. Oleh karena itu, barangsiapa terperosok ke dalam godaan nafsu maksiat dan tipu daya setan, maka ia jauh dari Makrifatullah (Mengenal Allah).
Untuk membersihkan hati yang kotor, para Ulama Suluk (Tasawuf) memperingatkan agar melakukan mujahadah dalam riyadhah, dzikrullah, dan beribadah. Disebutkan dalam beberapa hadits, apabila seseorang hamba berbuat dosa, maka muncullah satu titik hitam di hatinya. Jika ia tidak sungguh-sungguh bertaubat, maka akan muncul titik hitam lainnya, dan seterusnya.
Jika dosa yang dilakukannya begitu banyak, maka hati akan menjadi hitam sehingga hilanglah keinginan untuk beramal shaleh. Bahkan hati selalu condong ke arah kejahatan. Al-Qur'an telah menyebutkan tentang hal ini dalam ayat berikut :
كَلَّآ اِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَۗ
Artinya : “Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (QS. Al Muthaffifin : 14)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Aku tinggalkan pada kalian dua nasehat, yang satu berbicara, dan yang lain diam. Yang berbicara adalah Al-Qur'an dan yang diam adalah mengingat maut.”
Nasihat-nasihat beliau itu akan bernilai bagi mereka yang siap menerima dan berpikir penting. Sedangkan bagi mereka yang menilai bahwa agama itu tidak berharga dan hanya menghalangi kemajuan. Tentu ia tidak akan mempedulikan nasihat tersebut, apalagi mengamalkannya.
Imam Hasan Al-Bashri berkata : “Orang-orang terlebih dahulu memahami Al-Qur'an itu sebagai firman Allah Azza Wa Jalla. Sepanjang malam mereka sibuk bertafakkur dan bertadabbur terhadap Al-Qur'an (memikirkan isi kandungan Al-Qur'an), dan sepanjang harinya sibuk mereka mengamalkannya. Sedangkan kalian hanya menampilkan huruf, fathah, dan dhamahnya, tanpa dianggap sebagai firman Allah, sehingga tidak pernah Mentafakkuri dan Mentadabburinya.”
Semoga Allah Azza Wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa membaca dan mengamalkan Al-Qur'an, mengingat kematian, berusaha membersihkan hati yang telah berkarat untuk meraih Ridho-Nya.
Demikian sedikit tulisan yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyusunnya, semoga bermanfaat bagi penulis dan juga segenap pembaca.
Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat
-----------------NB----------------
Saudaraku...!
Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :
Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.
Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.
Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit & kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم
آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين
وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ
🙏🙏
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar