Menu

Sabtu, 04 Februari 2023

D Z I K I R


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini  Ahad, 14 Rajab 1444 H / 5 Pebruari 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Setiap ada pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan Dzikrullah? Maka banyak yang menjawab : mengingat dengan menyebut nama Allah. 

Jawaban itu tentunya Benar. Tetapi, sejauh manakah mengingat Allah itu Mengetuk Nurani kita? Ketika seorang perampok membaca hamdalah karena berhasil mencongkel jendela rumah, apakah ucapannya itu disebut dengan Dzikir. Ketika seorang koruptor membaca Basmalah saat akan membubuhkan tanda tangan di atas Kuitansi Palsu, apakah basmalahnya itu bisa disebut Dzikrullah? Ketika para wakil rakyat -- anggota legislatif -- menirukan kata-kata sumpah dengan ucapan demi Allah, adakah hatinya bergetar dengan menyebut nama Allah itu?. 

Allah Subhanahu Wa Ta'alla berfirman (QS. Al Araaf [7] : 205),

وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيْفَةً وَّدُوْنَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِيْنَ

Artinya : "Dan berdzikirlah kepada Tuhanmu di dalam jiwamu dengan penuh rendah hati dan rasa takut, dan janganlah mengeraskan suaramu di pagi dan petang, dan janganlah engkau termasuk orang yang lalai." (QS. Al Araaf [7] : 205). 

Dari firman ini, tampak bahwa nuansa batin ketika seorang hamba berdzikir, ada semacam rasa harap dan cemas, dia berdzikir tidak dengan lidahnya, tetapi dengan jiwa (Fii Nafsika), agar menjadi manusia yang brkesadaran (Consciousness) dan bukan tipikal manusia Ghofil (Lalai). 

Para sufi menyebutnya Dzikir Khouf (dzikir yang disertai rasa cemas), yang kemudian meningkat kepada Maqom tingkatan Dzikir Khofi (Dzikir bathiniyah yang tersembunyi, sir) di mana Kesatuan Jiwa dan Cinta kepada Allah menyatu dalam 'Isyk, kelezatan yang mengasikan. 

Tanda orang yang beriman itu, apabila dia berdzikir, bergetarlah jiwanya (QS. Al Anfaal [8] : 2), yaitu ada senacam ketukan dari dalam (knocking from within, from our heart) yang menggetarkan dan menyadarkan bahwa dirinya disorot oleh kamera Ilahiyah. Berdzikir berarti mengetuk nurani sendiri, agar kita terus terjaga, sehingga dalam perjalanan dan gerak kehidupan kita selalu berpihak kepada Allah. 
Allah Subhanahu Wa Ta'alla berfirman (QS. Al Anfaal [8] 2),

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal," (QS. Al Anfaal [8] 2),

Maka adalah mustahil seseorang menjadi perampok atau koruptor, apabila di hatinya ada Allah. Dzikir adalah Vitamin Bathin, maka bersiaplah untuk mentafakkuri dan mengolah aset Ilahiyah yang berupa langit dan bumi (QS. Ali Imraan [3] : 191-192). 

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (QS. Ali Imraan [3] : 191). 

رَبَّنَآ اِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ اَخْزَيْتَهٗ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ

192. Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh, Engkau telah menghinakannya, dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim. (QS. Ali Imraan [3] : 192). 

Di dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman : Aku senantiasa bersama hamba-Ku selama ia mengingat-KU. (HR. Bukhori dan Muslim).

Kalau saja kita berdzikir memberikan efek bathin, niscaya umat Islam akan tampil sebagai Kholifah Fil Ardhi, yang mampu mengubah dunia dengan prestasi dan menjadikan hidupnya penuh arti. Di dalam kediaman yang damai dia mengisi jiwanya dengan energi Ilahiyah. 


Apalah artinya berdzikir, kalau nurani kita tetap saja buta dari persoalan dunia dan urusan umat, betapa pun kita berdzikir dengan suara keras dan hingar bingar memakai loud speaker, yang suaranya menerpa seluruh dinding rumah para tetangga. Sementara itu, siapa tahu mungkin saja di antara tetangga itu ada yang sedang sakit keras atau butuh istirahat karena merasa kelelahan setelah mencari rezeki seharian.

Wallahu 'Alam Bishshowab


Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar