Menu

Minggu, 12 Februari 2023

PERAHU KESELAMATAN


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini  Senin, 22 Rajab 1444 H / 13 Pebruari 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Masyarakat di zaman Nabi Nuh diazab oleh Allah dengan topan dan banjir bandang. Sebabnya, setelah Nabi Nuh berdakwah, menyeru manusia ke jalan Allah selama bertahun-tahun, tidak ada di antara mereka yang beriman, kecuali sedikit orang saja.  

Alloh Subhanahu Wa Ta'alla berfirman (QS. Hud : 36). 

وَاُوْحِيَ اِلٰى نُوْحٍ اَنَّهٗ لَنْ يُّؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ اِلَّا مَنْ قَدْ اٰمَنَ فَلَا تَبْتَىِٕسْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَۖ

Artinya : Dan diwahyukan kepada Nuh, “Ketahuilah tidak akan beriman di an-tara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat. (QS. Hud : 36).

Bahkan, Kelompok Mapan (Al-Mala') melecehkan Nuh dan memandangnya sebagai orang sinting dan pembohong besar (QS. Hud : 27). Dengan banjir bah itu, masyarakat di zaman Nuh dimusnahkan oleh Allah. Nabi Nuh dan sedikit pengikutnya selamat berkat perahu yang sudah lama dipersiapkan atas petunjuk Allah SWT (QS. Hud : 37). 

Anak Nuh sendiri, Kan'an, tenggelam ditelan banjir, karena ia congkak dan melawan kehendak Tuhan. ''Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.'' (QS. Hud : 43). Perahu Nabi Nuh itu bisa dipahami secara Fisik, tetapi juga bisa Simbolis dan Metaforis. 

Secara Simbolis, perahu itu dapat dipahami sebagai Agama atau Syariah, yaitu petunjuk Allah yang harus dipedomani dalam mengarungi lautan kehidupan. Ini berarti, dalam kehidupan ini setiap orang harus memiliki "Perahu". Ia harus memperbarui, memelihara, dan memperkuat 'Perahu'-nya itu setiap saat. Jangan sampai 'Perahu' itu retak, apalagi bolong-bolong, karena dengan begitu ia akan tenggelam ditelan banjir, seperti masyarakat di zaman Nuh itu. 

Dalam Perspektif ini, perahu adalah simbol dari agama kita. Dalam satu riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah menggunakan metafor perahu untuk arti agama. Kepada salah seorang sahabatnya, Abu Dzar al-Ghifari, Nabi memberi pesan. Sabdanya : ''Perbaharuilah Perahumu karena lautan (kehidupan) itu dalam. Ambillah bekal yang cukup karena perjalanan (menuju akhirat) itu sangat jauh. Ringankan beban (muatan duniawi) karena tanjakannya tinggi. Dan, bekerjalah secara tulus karena penglihatan Allah sangat tajam (awqas).'' (Ibn Hajar al-'Asqalani, Al-Isti'dad li Yaum Al-Ma'ad, hlm 38). 

Dalam riwayat lain, Nabi SAW menggunakan metafor Perahu untuk arti kepedulian dan kepekaan sosial. Sebagai anggota masyarakat atau warga negara, kita diibaratkan seperti penumpang kapal besar. Setiap orang dalam kapal, tentu harus menjaga jangan sampai ada orang yang ngebor atau melubangi kapal itu. 

Jika tidak, maka bukan hanya pengebor yang akan tenggelam, tetapi seluruh penumpang kapal akan tenggelam bersama. Ulama besar Salim Ibn Samir Al-Khudari juga menggunakan metafor perahu untuk arti Agama (Syariat). Ia menulis kitab bertajuk 'Safinat al-Naja' yang secara harfiah bermakna perahu keselamatan. 

Dengan judul ini, Salim ingin menyatakan bahwa agama, seperti halnya perahu atau kapal, harus digunakan sebagai "Kendaraan" yang akan mengantar kita menuju keselamatan dan kebahagiaan abadi. Jadi, setiap orang dari kita membutuhkan perahu. Bukan hanya perahu karet, tetapi juga Perahu Iman dan Takwa. Tanpa perahu itu, kita akan tenggelam dalam kehinaan atau mungkin mati konyol.

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar