Menu

Senin, 13 Februari 2023

HIDUPKAN HATI NURANI
(Bag. 1)


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini  Selasa, 23 Rajab 1444 H / 14 Pebruari 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Allah Berfirman dalam Q.S Al-A'raaf ayat 201.

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” Q.S Al-A'raaf ayat 201

Diantara kalimat yang paling sering kita dengar dan baca di berbagai media massa, “Mari Kita Hidupkan Hati Nurani”. Himbauan ini semakin bergema saat bangsa dan Negara menuju ke arah yang lebih Buruk. Krisis demi krisis terus berlanjut. Institusi-institusi kehidupan menjadi macet dan mandul. Hukum jauh dari nilai keadilan karena sekedar berperan sebagai teknologi undang-undang yang tidak mampu membawa bangsa dan Negara ini kearah kehidupan yang lebih teratur, tertib, aman dan tentram.

Ekonomi pun makin tidak mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat. Ia hanya menjadi eksploitasi bisnis demi keuntungan pribadi dan kelompok. Kemiskinan dan kesejahteraan hanya menjadi bahasan seminar dan diskusi yang tidak melahirkan sikap keberpihakan pada rakyat yang menderita.

Tak dapat dipungkiri, semua krisis dan masalah ini bermuara pada matinya “Hati Nurani Kita” sebagai anggota masyarakat, bangsa dan negara. Karena itu, semua merasa berkewajiban untuk menghimbau dan mengajak untuk menghidupkan hati nurani. Namun masalahnya, menghidupkan hati nurani tidak seperti menghidupkan lampu yang cukup dengan menekan saklar atau menghidupkan lilin yang cukup dengan korek api.

Kenyataannya, walaupun sudah sangat banyak yang menghimbau dan mengajak untuk menghidupkan hati nurani, mulai dari rakyat kecil yang menghimbau dengan berbagai deritanya, mahasiswa dengan gerakan moralnya sampai para politisi dan presiden yang menghimbau dengan bahasa pidato yang mungkin sangat indah didengar namun jauh dari kesungguhan. Realitanya, belum ada perubahan yang signifikan dalam kehidupan kita. Mungkin masalahnya, ketidaktahuan kita tentang apa nurani itu sebenarnya?

Dalam terminology Arab, Nurani disebut Dhamir. Istilah dhamir ini dipahami sebagai Perasaan Kejiwaan yang berperan aktif dalam diri sebagai Pengontrol (Provost), yang memerintahkan untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan. Perasaan yang akan melahirkan rasa senang ketika diri dalam kebaikan dan sebaliknya akan melahirkan rasa sedih dan tertekan apabila diri dalam kemungkaran dan kejelekan.

Ketika diri berbohong terhadap orang lain misalnya, bisa jadi manusia tidak pernah tahu kebohongan kita, tetapi nurani (dhamir) kita yang hidup akan melahirkan perasaan bersalah dan tertekan karena dosa tersebut. Rasulullah SAW mendefinisikan dosa sebagai sesuatu yang akan menimbulkan perasaan tidak nyaman dan tertekan dalam hati. Di samping itu, pelakunya tidak menyukai orang lain tahu perbuatan tersebut. Artinya, nurani kita akan menolak saat kita akan melakukan dosa, sekecil apapun.

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar