Menu

Selasa, 14 Februari 2023

HIDUPKAN HATI NURANI
(Bag. 2)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku...! 

Hari ini  Rabu, 24 Rajab 1444 H / 15 Pebruari 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku....!

Nurani merupakan standar sah dalam diri kita untuk menilai kebenaran dan keotentikan hidup kita. Rasulullah SAW bersabda : “Mintalah Fatwa dari Nurani, karena Kebenaran adalah apabila Nurani dan Jiwamu tenang terhadapnya sementara dosa apabila hatimu gelisah” (HR Ahmad). Ini tentunya terjadi apabila nurani (Dhamir) kita hidup dan sehat.

Dhamir berada pada ruang Spiritual, kematian nurani merupakan Krisis Spiritual. Beberapa ahli psikologi menyebut fenomena ini dengan beberapa istilah, seperti Spiritual Alienation (Keengganan Spiritual), Spiritual Illness (Penyakit Hati), Spiritual Emergency (Krisis Spiritual). Krisis spiritual berlanjut pada krisis eksistensi diri sebagaimana disebut Carl Gustav Jung sebagai Existensial Illness (Krisis Eksistensi).

Semua ini bermuara pada semakin lemahnya kecenderungan dan kemampuan manusia dalam mengenal Tuhannya. Dalam bahasa sederhana, bisa dikatakan sebagai proses lemahnya iman kepada Tuhan.

Inilah sesungguhnya permasalahan kita semua yang telah melahirkan berbagai krisis sebagaimana diungkapkan EF Schumacher dalam bukunya A Guide for the Perplexed , bahwa akhir-akhir ini orang baru sadar, segala krisis- baik krisis ekonomi, bahan bakar, makanan, lingkungan, maupun krisis kesehatan- sebenarnya timbul dari krisis spiritual dan krisis pengenalan kita terhadap Tuhan.

Iman merupakan kata kunci dalam setiap permasalahan Nurani dan Spiritualitas. Karena iman bagi spiritualitas adalah ibarat air bagi tanaman. Sementara spiritualitas yang sehat dengan iman yang kuat dan benar akan menghidupkan nurani. Untuk itu, menghidupkan nurani terus dengan menghidupkan keimanan kepada Allah dalam diri.

Orang beriman adalah orang yang hidup hati nuraninya. Rasulullah SAW ketika ditanya, “Apa iman itu?” Beliau menjawab, “Apabila engkau merasa bersalah dengan perbuatan dosamu dan merasa senang dengan perbuatan baikmu, maka kamu seorang mukmin (beriman) “ (HR. Ahmad)

Jadi, imanlah yang menjadi sumber Kepekaan Nurani kita. Nurani yang hidup adalah nurani yang beriman kepada Allah. Yaitu iman kepada Allah sebagai Illah (Tuhan) yang disembah, ditaati, dipatuhi sekaligus ditakuti siksanya dan diharap surganya. Bukan sekedar mengimani bahwa Tuhan itu ada.

Iman yang seperti ini yaitu patuh pada tuntunan Allah SWT dan Rasulullah SAW akan menjadi pengontrol efektif bagi diri kita. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Allah mencintai seorang hamba, Dia menjadikan baginya pemberi nasehat dari jiwanya dan pengingat dari hatinya yang memerintahnya dan melarangnya” (HR Ahmad). Itulah nurani yang hidup dengan iman.

Iman akan tetap terjaga dalam hati dengan menghidupkan rasa Muraqabatullah (Perasaan Selalu Diawasi Allah). Sebuah rasa yang lahir dari keyakinan bahwa tidak ada satu pun di alam semesta ini yang luput dari ilmu Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'alla berfirman  (QS. Al Mujadalah : 7).

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَا يَكُوْنُ مِنْ نَّجْوٰى ثَلٰثَةٍ اِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ اِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَآ اَدْنٰى مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْثَرَ اِلَّا هُوَ مَعَهُمْ اَيْنَ مَا كَانُوْاۚ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Artinya : Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Mujadalah : 7).


Muraqabatullah ini selanjutnya akan efektif mengontrol perbuatan kita. Orang yang mempunyai nurani yang hidup dengan imannya bukanlah orang suci yang tidak pernah terbetik dalam hati niat salah atau jahat. Tetapi orang yang mempunyai pengontrol yang bisa menjauhkan dirinya dari kejatuhan dalam lembah dosa. Allah Subhanahu Wa Ta'alla berfirman  (QS. Ali Imraan : 135).

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

Artinya : "dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali Imraan : 135)

Karena itu, ajakan menghidupkan nurani adalah himbauan untuk menghidupkan keimanan dalam hati dengan mendorong lahirnya Muraqabatullah. Apabila seruan ini belum dapat kita realisasikan, kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah kita sudah beriman?

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah...

Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah...

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani .. Yaa Fattah ... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar