Menu

Jumat, 29 Desember 2023

SABAR

3 (TIGA) TINGKATAN SABAR

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

سْــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Saudaraku....!

Hari ini Sabtu, 17 Jumadil-Akhir  1445 H /30 Desember 2023.

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang nulis itu lebih baik dari yang menerima atau membacanya. Terlepas dari itu semua, saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman untuk sama-sama belajar Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Saudaraku...!

Apa itu Sabar?

Sabar secara bahasa berarti Al Habsu yaitu menahan diri.

Sedangkan secara syar’i, sabar adalah menahan diri dalam tiga perkara : (1) ketaatan kepada Allah, (2) hal-hal yang diharamkan, (3) takdir Allah yang dirasa pahit (musibah). Inilah tiga bentuk sabar yang biasa yang dipaparkan oleh para ulama.

Sabar itu ada Tiga Tingkat, yaitu (1). Sabar Dalam Ketaatan, (2). Sabar Dalam Menjauhi Maksiat dan (3). Sabar Dalam Menghadapi Takdir.

(1). Sabar Dalam Ketaatan

Sabar dalam ketaatan kepada Allah yaitu seseorang bersabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah. Dan perlu diketahui bahwa ketaatan itu adalah berat dan menyulitkan bagi jiwa seseorang. Terkadang pula melakukan ketaatan itu berat bagi badan, merasa malas dan lelah (capek). Juga dalam melakukan ketaatan akan terasa berat bagi harta seperti dalam masalah zakat dan haji. Intinya, namanya ketaatan itu terdapat rasa berat dalam jiwa dan badan sehingga butuh adanya kesabaran dan dipaksakan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imron [3] : 200).

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarh Riyadhus Sholihin menjelaskan ayat di atas, beliau Rahimahullah mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memerintahkan orang-orang mukmin sesuai dengan konsekuensi dan besarnya keimanannya dengan 4 Hal yaitu: Shobiru, Shoobiruu, Robithu, dan Bertakwal pada Allah.

Shobiru berarti menahan diri dari Maksiat. Shoobiruu berarti menahan diri dalam melakukan Ketaatan. Roobithu adalah banyak melakukan kebaikan dan mengikutkannya lagi dengan kebaikan. Sedangkan Takwa mencakup semua hal tadi.”

Kenapa Butuh Sabar dalam Ketaatan?

Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah mengatakan pula bahwa dalam melakukan ketaatan itu butuh kesabaran yang terus menerus dijaga karena :

1) Ketaatan itu akan membebani seseorang dan mewajibkan sesuatu pada jiwanya,
2) Ketaatan itu terasa berat bagi jiwa, karena ketaatan itu hampir sama dengan meninggalkan maksiat yaitu terasa berat bagi jiwa yang selalu memerintahkan pada keburukan. -Demikianlah perkataan beliau-

(2). Sabar Dalam Menjauhi Maksiat

Ingatlah bahwa jiwa seseorang biasa memerintahkan dan mengajak kepada kejelekan atau kemaksiatan, maka hendaklah seseorang menahan diri dari perbuatan-perbuatan haram seperti berdusta, menipu dalam muamalah, makan harta dengan cara bathil dan semacamnya, berzina, minum minuman keras, mencuri dan berbagai macam bentuk maksiat lainnya.

Seseorang harus menahan diri dari hal-hal semacam ini sampai dia tidak lagi mengerjakannya dan ini tentu saja membutuhkan pemaksaan diri dan menahan diri dari hawa nafsu yang mencekam tersebut.

(3). Sabar Menghadapi Takdir Yang Pahit

Ingatlah bahwa takdir Allah itu ada Dua Macam, ada yang Menyenangkan dan ada yang Terasa Pahit. Untuk takdir Allah yang menyenangkan, maka seseorang hendaknya bersyukur. Dan syukur termasuk dalam melakukan ketaatan sehingga butuh juga pada kesabaran dan hal ini termasuk dalam sabar bentuk pertama di atas. Sedangkan takdir Allah yang dirasa pahit misalnya seseorang mendapat musibah pada badannya atau kehilangan harta atau kehilangan salah seorang kerabat, maka ini semua butuh pada kesabaran dan pemaksaan diri. Dalam menghadapi hal semacam ini, hendaklah seseorang sabar dengan menahan dirinya jangan sampai menampakkan kegelisahan pada lisannya, hatinya, atau anggota badan.

Imam Ibrahim At-Taimiy mengatakan :

“Setiap kali Allah menganugerahi kesabaran pada hamba-Nya, baik atas rasa sakit, malapetaka, dan musibah, pasti juga memberinya yang labih baik dari (ganjaran) keimanan itu sendiri”.

Sabar mengajarkan kita bahwa mempertahankan keimanan jauh lebih penting dari pada keimanan itu sendiri. Segala bentuk kesusahan dan derita yang dirasakan umat adalah ujian keimanan dari Allah. Mengingat, iman yang hakiki yaitu iman yang tak lekang waktu, tempat dan kondisi; suka ataupun duka, lapang atau sempit.

Imam Ali bin Abi Thalib pernah memberi Analogi Keimanan. Ia berkata :

"Ingatlah! Sabar itu mempertahankan keimanan layaknya kepala dalam satu tubuh. Bila dipenggal, habislah tubuh itu... Kemudian Sayyidina Ali mengangkat suaranya, dan menyampaikan, Ingatlah! Sungguh, tiada iman bagi yang tak memiliki kesabaran."

Jadi, kendatipun sabar memiliki tingkatan, dari yang paling rendah sampai yang tertinggi, namun sejatinya bukan tentang tingkatan. Tetapi soal Misi Mempertahankan Keimanan. Terkait tingkatan sabar, itu hanya indikasi dari tingkat keimanan seseorang.

Terakhir, saya akan menutup tulisan singkat ini dengan syair Imam al-Husain bin Abdurrahman tentang sabar yang berbunyi :

إِذَا لَمْ تُسَامِحْ فِي الْأُمُورِ تَعَقَّدَتْ ... عَلَيْكَ فَسَامِحْ وَاخْرِجِ الْعُسْرَ بِالْيُسْرِ

فَلَمْ أَرَ أَوْفَى لِلْبَلَاءِ مِنَ التُّقٰى ... وَلَمْ أَرَ لِلْمَكْرُوهِ أَشْفَى مِنَ الصَّبْرِ

Artinya : “Bila engkau tak berlapang dada hadapi segala urusan, tentu akan mempersulit dirimu, maka lapangkanlah dadamu dan permudahkanlah setiap kesulitan... Belum pernah kutemukan hal yang paling komplet hadapi malapetaka selain takwa, belum juga kudapati sesuatu yang paling ampuh obati kebencian selain sabar.” 

Wallahu'alam Bishshowab.
Barokallahu Fikum...
Semoga Bermanfaat

Wallahu 'Alam Bishshowab

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi Tausiyah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng


Tidak ada komentar:

Posting Komentar