Menu

Sabtu, 07 September 2024

SUNATULLAH (Bagian kedua)

BERGEMBIRALAH WAHAI SAUDARAKU YANG SAKIT
(Renungan Yang Menggembirakan Bagi Orang Yang Sakit)
--- Bagian Kedua ---

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Saudaraku....!

Hari ini  Ahad 4 Rabi'ul-Awal 1446 H /8 September 2024

Setelah Sholat Subuh sambil menunggu waktu pagi untuk beraktivitas, mari Kita NGOPI (Ngobrol Perkara Iman), Ungkapkan rasa Syukur Kita atas segala Nikmat yang Allah berikan, dengan memanfaatkan untuk memperbanyak Dzikir dan Sholawat sambil menikmati Santapan Rohani.

Saudaraku...!

Tulisan ini hanya sekedar berbagi atau sharing dan tidak bermaksud Menggurui, bukan berarti yang menulis lebih baik dari yang menerima atau membaca. Namun demikian saya mengajak pada diri saya pribadi dan Saudara-saudaraku Seiman, untuk sama-sama belajar dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Mohon ridho dan ikhlasnya, bila dalam penulisannya ada yang terlupakan tolong ditambahkan dan bila ada yang salah tolong dibetulkan.

Saudaraku...!

Bila ada Saudaraku yang sedang sakit, semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyembuhkan dan menyehatkannya kembali serta melindungi mu dari segala penyakit dan ujian...

Mari kita tatapkan mata kita pada pembahasan ringkas ini, dan bukalah pandangan kita pada ungkapan dan pernyataan yang terkandung di dalamnya. Ini adalah beberapa renungan yang dibumbui dengan Cahaya Wahyu serta dengan Keharuman Risalah.

Saya memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala semoga Dia menjadikan sebagai Hiburan dalam mengingat-Nya, do'a-Nya sebagai Kesembuhan dan hukum-hukum-Nya sebagai Kecukupan.

Inilah beberapa renungan yang saya coba rangkum dari berbagai sumber ketika kita sedang diberi Nikmat Sakit :

Renungan Pertama :

"KENIKMATAN YANG AKAN LENYAP"

Inilah dunia yang banyak orang terperdaya dengannya lalu menjadikannya sebagai puncak angan dan hasratnya yang terbesar.

Allah Ta'ala menyifatinya dengan firman-Nya :

وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ...

Artinya : "Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan......." (QS. Al Ankabuut [29] : 64)

Selanjutnya : 

...وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Artinya : "... Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu". (QS. Al Hadiid [57] : 20)

Khaliil (Kekasih) Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menjelaskan perihal bersama dunia melalui sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, yang Artinya : "Tidaklah aku di dunia melainkan seperti pengendara yang bernaung dibawah pohon, kemudian ia pergi meninggalkannya." (HR. At Tirmidzi)

Hal itu karena beliau mengetahui kedudukan dunia, dan mengetahui dengan jelas kerendahan dan kehinaannya. Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda kembali :

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ.

Artinya : "Andaikata dunia itu setara di sisi Allah dengan sayap nyamuk, niscaya Dia tidak akan memberikan kepada orang Kafir seteguk air pun darinya." (HR. At Tirmidzi)

Disamping itu dunia tidak langgeng keadaannya. Jika ia tertawa sedikit, maka ia banyak menangis. Jika ia bergembira satu hari, maka ia bersedih berhari-hari.

Hamba tidak selamat di dalamnya dari penderitaan yang mengeruhkan kejernihan kehidupannya, atau penyakit penyakit yang melemahkan kekuatannya.

Barang siapa memuji dunia untuk kemudahan kehidupannya, maka kelak sungguh ia akan mencela karena sedikit.

Karena itu orang yang mengetahui nilai dunia, yakni Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, adalah :

كُنْ في الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيبٌ ، أَو عَابِرُ سَبيلٍ

Artinya : "Jadilah di dunia ini seakan-akan kamu sebagai orang asing atau sebagai seorang musafir." (HR. Al Bukhari)

Demikianlah... siapa yang mengetahui hakikat dunia, maka ia berzuhud di dalamnya... dan siapa yang berzuhud di dalamnya, maka kekeruhan dunia dan musibahnya mudah baginya.

Renungan Kedua :

UJIAN ADALAH TANDA KECINTAAN

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

إنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلاَءِ ، وَإنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَحَبَّ قَوْماً ابْتَلاَهُمْ ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا ، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

Artinya : "Sesungguhnya besarnya pahala itu menyertai besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu Kaum, maka Dia menguji mereka. Barang siapa yang Ridho dengan ujian itu, maka ia akan mendapatkan keridhoan, dan barang siapa yang murka, maka ia akan mendapatkan kemurkaan." (HR. At Tarmidzi)

Ujian dan penyakit, apabila itu menimpa orang yang berbuat baik dalam hubungannya dengan Rabb-nya dan ia diberi kesabaran dalam menghadapnya, maka itu adalah tanda Kebaikan dan Kecintaan.

Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا

Artinya : "Jika Allah Subhanahu Wa Ta'ala menghendaki kebaikan terhadap hambanya, maka Dia menyegerakan hukuman baginya di dunia."

Barang siapa memperhatikan biografi para Nabi dan Rasul -padahal mereka itu adalah orang-orang yang dicintai Allah Ta'ala- maka ia mendapatkan ujian pada jalan mereka, kesusahan dan sakit menjadi langganan mereka.

Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu menemui Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam saat beliau sakit, dan beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mengalami penderitaan yang parah, maka ia berkata yang artinya :

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar menderita sekali." Beliau menimpali, "Benar, Aku sungguh menderita sebagaimana penderitaan yang dialami dua orang diantara kalian." (Muttafaqun 'Alaih)

Beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam ketika ditanya oleh Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu 'Anhu : 

"Siapakah orang yang paling berat ujiannya?" Beliau menjawab, "orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang yang lebih menyerupainya, dan seterusnya. Seseorang diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya berat. Jika agamanya lunak, maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Ujian tidak henti-hentinya hamba hingga meninggalkannya berjalan di muka bumi dengan tidak memiliki dosa". (HR. At Tarmidzi)

Sungguh kaum salaf telah memperhatikan ungkapan ini, dan mengetahui isyarat yang terdapat di dalamnya.

Mereka menggolongkan Ujian sebagai Nik'mat, sedangkan Sakit dan kesusahan sebagai Kabar Gembira. 

Karena itu, tatkala Wahb melewati orang yang diberi ujian, buta, terkena kusta, lumpuh, tidak berpakaian, sudah beruban, orang itu berucap "Segala puji bagi Allah ata segala nik'mat-nik'mat-Nya". Mendengar hal itu, seseorang yang bersama Wahb bertanya, "Masih adakah padamu suatu nikmat sehingga engkau memuji Allah atas hal ini?. Orang yang diberi ujian itu berkata padanya, "Tatapkanlah pandanganmu kepada penduduk Madinah, lalu lihatlah mayoritas penduduknya, maka apakah aku tidak memuji Allah bahwa tidak ada seorang pun di dalamnya yang mengenal-Nya selain aku".

Bersambung...... ke bagian ketiga

Wallahu'alam Bishshowab
Barakallah ..... semoga bermanfaat

-----------------NB----------------

Saudaraku...!

Mari Kita tengadahkan tangan kita, memohon ampunan dan ridho Allah SWT. :

Yaa Allah... Kami Mengetuk Pintu LangitMu, dalam Kekhusyu'an do'a... Mengawali pagi ini dengan penuh harapan... Dengan sepenuh hati kami panjatkan harapan dan do'a.

Yaa Allah... Yaa Kaafii... Yaa  Ghani.., Yaa Fattah... Yaa Razzaq... Jadikanlah hari ini Pembuka Pintu Rezki dan Keberkahan, Pintu Kebaikan dan Nikmat. Pintu kesabaran dan Kekuatan, Pintu Kesehatan dan Keselamatan, dan Pintu Syurga Bagiku, Keluargaku dan Saudara-Saudaraku semuanya.

Yaa Allah... panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Yaa Allah... sehat afiatkan kami dalam kenikmatan Istiqomah dan umur yang bermanfaat. Angkatlah stiap penyakit diri kami dengan kesembuhan yang cepat... dgn tidak meninggalkan rasa sakit &  kesedihan, Sungguh hanya Engkaulah yang maha menyembuhkan.

Yaa Allah... Yaa Robbana...! Ijabahkanlah Do'a-do'a kami, Tiada daya dan upaya kecuali dengan Pertolongan-MU, karena hanya kepada-MU lah tempat Kami bergantung dan tempat Kami memohon Pertolongan.

ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنك أنت السميع العليم و تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

آمين آمين آمين يا الله يا رب العالمين

وَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهْ

🙏🙏

Sumber : Aplikasi kumpulan tausiah Islam
Penulis : Abah Luki & Ndik
#NgajiBareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar